Berita NTT

Kredit Sektor Perikanan Hanya 0,81 Persen, OJK NTT: Risiko Kecelakan Nelayan di NTT Tinggi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT menyebut bahwa kredit di sektor perikanan hanya sebesar 0,81 persen

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
NELAYAN- Seorang nelayan di Pulau Peman, Kabupaten Sikka saat membawa hasil tangkapan ikan tuna ke pelabuhan. Foto ini diambil pada Senin, 30 November 2023 lalu. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG-  Kredit di sektor perikanan hanya sebesar 0,81 persen dari total kredit yang diberikan seluruhnya yang ada di Provinsi NTT.

Hal itu disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu, Selasa 2 Juli 2024.

Menurut Japarmen, angka tersebut  sangat kecil atau rendah. Hal itu menjadi perhatian, namun prinsip dari industri perbankan yaitu mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Risiko nelayan di NTT masih sangat tinggi, misalnya alat tangkap, kualitas sumber daya manusia, harga dari hasil tangkapan pun tidak stabil," ujarnya.

 

Baca juga: Ciptakan Generasi Tangguh Finansial, OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan bagi Perempuan

 

 

Japarmen menyebut, secara bertahap, sudah ada asuransi kapal rusak tetapi untuk saat ini belum berdampak secara luas.

"Ada beberapa asuransi yang memberikan layanan ini, untuk menambah keyakinan dari nelayan, kalau mereka gagal tangkap, harga turun atau kapal rusak,ada jaminan kredit untuk nelayan," jelasnya.

Japarmen mengaku selalu mengimbau kepada perbankan agar menjadi bankers bukan pedagang uang, bankers harus bisa menciptakan peluang bagi masyarakat.

"Saat ini di Kabupaten Sumba Timur menjadi role model untuk pengembangan rumput laut, diharapkan semua pihak saling berkoordinasi dan membuat suatu program sehingga nelayan bisa mendapatkan perhatian lebih," bebernya.

Di sisi lain, Japarmen juga mengungkapkan faktor lain yang berdampak pada kesejahteraan nelayan, yaitu ketika mendapatkan hasil tangkapan yang banyak, nelayan tidak mengelolanya dengan baik, namun langsung membuat pesta sehingga tidak dipikirkan lagi musim tangkap berikutnya seperti apa.

 

Baca juga: Peneliti Temukan Kondisi Memprihatinkan Nelayan di Pulau Terluar Rote: Rawan Human Trafficking

 

"Kita sudah berdiskusi dengan salah satu bank, agar membuat festival lama mengendap hasil tangkapan ikan, jadi nelayan itu menabung, sehingga secara bertahap nelayan juga memikirkan saving," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved