Beato Carlo Acutis

Orang Kudus Milenial Pertama, Beato Carlo Acutis Dinyatakan Sebagai Santo pada Yubileum 2025

Beato Carlo Acutis menjadi orang kudus milenial pertama akan dinyatakan sebagai Santo pada Yubileum 2025

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-VATIKAN NEWS
BEATO- Beato Carlo Acutis. 

Beato kami yang baru juga senang mengenakan kacamata selam dan bermain "mengambil sampah dari dasar laut". Ketika dia mengajak anjing-anjingnya berjalan-jalan, dia selalu memungut sampah apa pun yang dia temukan. Itu adalah caranya untuk memperbaiki sudut dunianya.

Ekaristi

Gairah sejati Carlo adalah Ekaristi: "jalan raya menuju surga". Hal ini menyebabkan ibunya bertobat. Seorang wanita yang hanya pernah pergi "tiga kali ke Misa seumur hidupnya" pada akhirnya ditaklukkan oleh kasih sayang anak laki-laki itu kepada Yesus. Dia mendaftarkan dirinya dalam kursus teologi sehingga dia bisa menjawab semua pertanyaan putranya yang masih kecil.

Pada usia 11 tahun, Carlo mulai menyelidiki mukjizat-mukjizat Ekaristi yang telah terjadi dalam sejarah. Dia menggunakan semua pengetahuan dan bakat komputernya untuk membuat sebuah situs web yang menelusuri sejarah tersebut. Situs ini terdiri dari 160 panel dan dapat diunduh dengan mengklik di sini dan juga telah digunakan di lebih dari 10.000 paroki di seluruh dunia.

Carlo tidak dapat memahami mengapa stadion penuh dengan orang dan gereja-gereja kosong. Ia berulang kali mengatakan, "Mereka harus melihat, mereka harus mengerti."

Pada musim panas 2006, Carlo bertanya kepada ibunya: "Apakah menurut Anda saya harus menjadi seorang imam?" Dia menjawab: "Kamu akan melihatnya sendiri, Tuhan akan mengungkapkannya kepadamu." Pada awal tahun ajaran itu, ia merasa tidak enak badan. Sepertinya hanya flu biasa. Tetapi ketika ia tidak kunjung sembuh, orangtuanya membawanya ke rumah sakit. "Saya tidak akan keluar dari sini," katanya saat memasuki gedung.

Tak lama kemudian, ia didiagnosis menderita salah satu jenis leukemia terburuk - Acute Myeloid Leukemia (AML atau M3). Reaksinya sangat mengejutkan:

"Saya mempersembahkan kepada Tuhan penderitaan yang harus saya jalani demi Paus dan Gereja, agar tidak harus berada di Api Penyucian dan dapat langsung masuk surga."

Dia meninggal tak lama setelah itu.

"Dia menjadi seorang imam dari surga," kata ibunya.

Sumber: vaticannews.va

 

Berita TribunFlores.com lainnya di Google News

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved