SMAK Syuradikara Ende
SMAK Syuradikara Ende, Sekolah Multikultur di NTT Tetap Eksis Siapkan SDM Berkualitas
Ketika memasuki pintu gerbang SMAK Syuradikara Ende, Anda pasti langsung terkagum-kagum dengan sekolah yang satu ini.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Nama Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Syuradikara Ende tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat NTT bahkan di kancah Nasional. Sekolah yang berlokasi di Jalan Wirajaya, Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende ini sudah banyak mencetak generasi-generasi bangsa yang unggul sejak tahun 1953.
Sekolah yang sudah 71 tahun melahirkan generasi-generasi NTT unggul ini layak mendapat predikat sekolah unggul.
Ketika memasuki pintu gerbang SMAK Syuradikara Ende, Anda pasti langsung terkagum-kagum dengan sekolah yang satu ini. Kesan asri, tenang dan nyaman pasti langsung Anda rasakan. Saat memasuki pintu gerbang gedung SMAK Syuradikara Ende, Anda akan langsung disambut dengan jejeran ratusan piala mulai dari piala yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Gambar Santo Arnoldus Janssen pendiri Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini - SVD juga ada di ruangan itu.
Sejarah Sekolah
Rencana untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Atas di Ende Flores dimulai tiga tahun setelah Indonesia merdeka, sejak awal tahun 1948. Catatan tentangnya terbaca dalam surat Bahasa Belanda, tertanggal 10 Februari 1948. Surat ini dikirimkan oleh Superior Generalis SVD yang berkedudukan di Roma ditujukan kepada Pater Regional Anton Thijssen di Ende Flores. Kop surat tertulis “Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Nostris!" Artinya Semoga Allah Tri Tunggal Maha Kudus hidup dalam hati kita. Bagian kiri atas tertulis Superior Generalis Societatis Verbi Divini, artinya Superior Jendral Serikat Sabda Allah
Baca juga: Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa dan Rektor Sampaikan Profisiat Kepada Dosen Peneliti
Surat di atas berisi jawaban terhadap surat Mgr. A. Thijssen tertanggal 28 Januari 1948 tentang pendirian SMA. Itulah surat pertama dari Roma menjawab surat pertama dari Ende, yang memberi tanda dimulainya pikiran-pikiran maju tentang sebuah sekolah baru.
Meskipun surat dari Mgr. Thijssen tidak dapat dibaca karena tersimpan di Roma namun dari jawabannya dapat diketahui bahwa pemikiran mengenai perlunya sebuah sekolah menengah sudah ada dan disampaikan secara serius sejak tahun 1948. Apalagi jika dicermati bahwa awal tahun 1950-an pertumbuhan dan perkembangan persekolahan di Flores sangat menggembirakan.
Sekolah-sekolah SMP, SKP, SGB, dan SGD sudah ada. Namun hal ini dirasa kurang karena belum ada satu SMA pun di Flores sebagai jalan penting untuk masuk ke Universitas.
Ketiadaan SMA di Flores memacu semangat misionaris SVD untuk memulai. Bersama Kuasa Usaha pengurus Persekolahan Katolik. Pimpinan regional SVD Flores mengambil langkah-langkah penting. Mgr. A. Thijssen bersurat sekaligus mengundang Kepala Bagian Pengajaran Kantor Misi Pusat (KWI sekarang), Pater B. Schouten SJ agar datang ke Ende.
Baca juga: Sosok Ansy Lema di Mata Alex Longginus : NTT Butuh Orang Energik Seperti Ansy Lema
Ada dua kemungkinan penting yang dibahas dalam pertemuan itu yakni kemungkinan pertama, memohon Pemerintah untuk membuka sebuah SMA Negeri di Flores. Pater B. Schouten SJ yang diminta untuk menjajaki kemungkinan itu. Dan kemungkinan kedua, regional SVD akan berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk membuka sebuah SMA Katolik di Ende Flores.
Pada tanggal 6 Januari 1953, P. Schouten SJ menulis surat kepada Mgr. A. Thijssen yang isinya menjelaskan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan belum bermaksud serta belum bisa membuka SMA Negeri di Flores. Hal ini dapat dimaklumi karena RI Indonesia baru berusia 8 tahun.
Satu SMAN untuk satu provinsi masih dianggap cukup. Anggaran pembangunan tersebar untuk berbagai sektor. Siswa-siswi yang berminat melanjutkan pendidikan ke SMA diarahkan untuk bersekolah di Kupang atau SMA lainnya di Jawa.
SVD sangat memahami hal ini sejak awal dengan mempersiapkan dua kemungkinan.
Baca juga: Kecelakaan Bis Manggarai Indah di Km 11, Ende, 1 Orang Bayi dan 4 Anak Selamat
Segenap komponen masyarakat diharapkan bahu membahu untuk membangun dan menatap masa depan yang lebih baik. Ketiadaan dana dari Pemerintah bukan berarti perjalanan sudah berakhir. Langkah kongkrit ditempuh melalui berbagai persiapan untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan pendidikan anak – anak pada wilayah pengabdian SVD.
Sampai tanggal 24 Januari 1953 P. Regional E. Kuhne dan Kuasa Usaha Pengurus Persekolahan Katolik di Flores, P. Fransiskus Cornelissen mengeluarkan sebuah surat maklumat tentang akan didirikannya sebuah SMA Katolik di Ende.
Maklumat yang dikeluarkan mendapat reaksi luas di kalangan masyarakat Flores dan Ende khususnya.
Gaung akan berdirinya SMAK Syuradikara membuat Kota Ende menjadi lebih hidup. Maklumat itu berisi adanya sebuah sekolah SMA Katolik di Ende demi kepentingan pendidikan di wilayah Flores secara umum. Maka Serikat Sabda Allah (SVD) mendirikan sebuah SMA di Kota Ende yang diresmikan pada tanggal 01 September 1953 dengan nama ‘‘SMAK SYURADIKARA’’yang berarti ‘‘PENCIPTA PAHLAWAN UTAMA’’, dalam bahasa Sanskrit. Pater Yohanes Ebben, SVD adalah Kepala SMA Katolik yang pertama. Sejak awal berdirinya SMAK Syuradikara sudah hadir sebagai simbol prestasi akademik.
SMAK Syuradikara Saat Ini
Pada tahun ajaran 2023/2024, SMAK Syuradikara Ende menerima 415 siswa baru untuk dididik menjadi generasi-generasi unggul dengan 12 rombongan belajar (Rombel).
Baca juga: Dekatkan Pelayanan, Imigrasi Labuan Bajo Laksanakan Inovasi Jempolan Bajo
"Kami berterima kasih kepada orang tua siswa yang mempercayakan lembaga ini mendidik dan mendampingi anak-anak," ucap Kepala SMAK Syuradikara Ende, Bruder Kris Riberu, Jumat, 12 Juli 2024.
Ucapan ini membuktikan bahwa selama 71 tahun berdiri, SMAK Syuradikara Ende masih tetap dipercaya masyarakat NTT sebagai sebuah lembaga pendidikan yang tetap mengusung simbol prestasi akademik sesuai misi awal.
Kepercayaan para orang tua kepada SMAK Syuradikara Ende tentu menjadi sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pihak sekolah. Namun SMAK Syuradikara Ende, kata Bruder Kris menerapkan beberapa strategi dalam pendampingan.
"Pertama untuk semester ini kami mempersiapkan dengan pelatihan penulisan karya ilmiah dan publikasi jurnal bagi bapa ibu guru dan kami tahun juga kami mulai dengan literasi lewat matrikulasi khusus kepada penguatan numerasi tentu ini melalui pemetaan yang kana terjadi pada kegiatan MPLS minggu depan ini, sehingga anak-anak yang materi dasarnya belum sampai kita akan lewati dengan matrikulasi baik literasi maupun numerasi," jelas Bruder Kris.
Baca juga: Bacaan-bacaan Liturgi Senin 15 Juli 2024, Pesta Wajib St. Bonaventura Uskup dan Pujangga Gereja
Jumlah peserta didik baru tahun 2024 di SMAK Syuradikara Ende jika bandingkan dengan tahun 2023 mengalami peningkatan yakni pada tahun 2023 hanya menerima 300 lebih dari kuota 425 yang disiapkan sesuai dengan jumlah kelas atau rombongan belajar. Melihat animo masyarakat NTT yang begitu tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMAK Syuradikara Ende menjadikan tantangan tersendiri bagi pihak sekolah untuk mengelola manajamen pendidikan yang lebih baik, ramah pendidikan anak, pengembangan bakat dan talenta siswa, pengembangan penelitian dan pengembangan spiritualitas.
415 peserta didik baru yang mendaftar di SMAK Syuradikara Ende pada tahun 2024 ini ternyata berasal dari hampir semua wilayah di NTT bahkan ada berasal dari Kalimantan dan Timika. Jumlah semua peserta didik tahun 2024 di SMAK Syuradikara Ende sendiri mencapai 1200 lebih, 36 rombongan belajar dan 60 guru.
"Yang paling banyak tahun ini itu orang dari luar semua, yang paling jauh itu dari Kalimantan dan Timika, ada juga yang dari Timor, Atambua, Soe, Sabu Rote paling banyak, Sumba, Manggarai, Bajawa, Mbay, Flotim, Lembata, hampir semua kabupaten ada disini, kami merefleksikan bahwa tentu ini menjadi satu berkat dan mengajak kami untuk berbenah dan berbuat lebih baik lagi kedepan dalam hal membangun manajemen sekolah karena kepercayaan orang tua yang begitu tinggi terhadap lembaga ini," ucap Bruder Kris.
Menurut Bruder asal Flores Timur ini, SMAK Syuradikara bagaikan sebuah terminal yang mempertemukan semua orang dari berbagai latar belakang budaya dan karakter dan ini menjadi peluang bagi SMAK Syuradikara Ende untuk mengakomodir semua kekayaan budaya, potensi dan karakter anak didik.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 Juli 2024, Yesus Kristus Raja Damai
"Satu hal yang menjadi konsen kami disini adalah spiritualitas Arnoldus Janssen yang menjadi warna yang menyatukan mereka," tandas dia.
Selain perbedaan budaya, di SMAK Syuradikara Ende juga ternyata ada perbedaan agama. Biasanya, kata Bruder Kris dalam satu angkatan terdapat peserta didik yang beragama Islam dan jumlahnya mencapai 15 orang, dari Budha dan Hindu juga ada tetapi jumlahnya sedikit.
SMAK Syuradikara Ende juga mengakomodir kegiatan-kegiatan keagamaan dari peserta didik yang beragama Islam, Hindu dan Budha.
"Misalkan untuk siswa yang Islam itu kita ada kegiatan Tausyiah dengan mendatangkan Ustad atau ke Masjid, kegiatan buka puasa bersama dan kita kunjungan ke pesantren dan juga kita akomodir perayaaan hari-hari besar itu lalu disitu ada kultur pembentukan nilai dan juga menghargai keberagaman, kekhasan Syuradikara itu disitu sehingga ini satu kekayaan untuk lembaga dan untuk anak-anak," ucap Bruder Kris.
Selain itu siswa SMAK Syuradikara Ende yang kerap berkolaborasi dengan pesantren yang ada di Kabupaten Ende.
Poin penting dari keberagaman untuk anak-anak didik lulusan SMAK Syuradikara adalah memiliki kekayaan jejaring, relasi dan koneksi.
Selain itu, dengan modal guru penggerak terbanyak, SMAK Syuradikara Ende akan menerapkan beberapa metode pembelajaran guna mengembangkan potensi peserta didik baik intelektual maupun skill atau keterampilan yang lain dan yang paling utama adalah penguatan spiritualitas Santo Arnoldus Janssen.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa dan Rektor Sampaikan Profisiat Kepada Dosen Peneliti |
![]() |
---|
Sosok Ansy Lema di Mata Alex Longginus : NTT Butuh Orang Energik Seperti Ansy Lema |
![]() |
---|
Kecelakaan Bis Manggarai Indah di Km 11, Ende, 1 Orang Bayi dan 4 Anak Selamat |
![]() |
---|
Nama Kapal Ferry di NTT Yang Beroperasi Minggu 14 Juli 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.