Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 15 Juli 2024, Damai atau Pedang?

Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 Juli 2024.Renungan harian katolik disusun oleh pastor John Lewar, SVD.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 Juli 2024. Tema renungan harian katolik yaitu Damai atau Pedang?. 

Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio:

Banyak kalangan termasuk komunitas orang Katolik bingung dengan
pernyataan Yesus berikut ini: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang”(Matius 10: 34). Pedang merupakan
salah satu perlengkapan yang digunakan ketika berperang atau
bertempur.

Dengan kwalitas ketajamannya, pedang bisa membunuh,
memisahkan, menghancurkan dan membinasakan. Pedang adalah simbol
kekerasan, peperangan, pemisahan, dan penolakan. Apakah Yesus
mengajarkan jalan kekerasan dan perpecahan?

Bukankah Yesus dikenal dengan ajaran-Nya tentang hukum yang paling utama, yakni hukum
kasih? Sebelum Yesus mengungkapkan perkataan tersebut di atas,
bukankah Dia mengutus para murid dan memerintahkan mereka untuk
mengucapkan salam damai kepada setiap penghuni rumah yang mereka
singgahi (lihat Matius 10:12; Lukas 10:5)?

Perlu diketahui bersama, bahwa konteks bacaan Injil hari ini adalah
panggilan menjadi murid Yesus dan konsekuensinya (lih. Mat. 10:1 –
11:1). Ayat 1-4 bicara tentang panggilan kedua belas rasul. Ayat 5-15
berbicara tentang pengutusan kedua belas rasul, tentang apa saja yang
harus mereka perbuat dan mereka wartakan. Sementara itu, Matius 10:
16 – 11:1 (bacaan kita masuk dalam bagian ini) berbicara tentang
konsekuensi dari panggilan menjadi murid Yesus. Oleh karena itu,
perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia datang “bukan membawa
damai melainkan pedang” harus dipahami dalam konteks konsekuensi
yang akan dihadapi oleh murid-murid-Nya.

Yesus tidak mengajarkan jalan kekerasan, perpecahan, atau
pertengkaran dalam rumah tangga dan masyarakat. Namun, mau tidak
mau, hal tersebut akan dihadapi oleh para murid sebagai akibat dari
panggilan untuk menjadi murid-Nya.

Yesus mengatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut
Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Yesus hendak menegaskan bahwa
mengikuti-Nya adalah pilihan radikal, dalam arti menuntut totalitas dan
tak bisa setengah-setengah. Jalan mengikuti Yesus itu adalah jalan salib.

Ini hanya bisa dilakoni bila orang telah memilih dan memeluk Yesus
sebagai nilai tertinggi dalam hidupnya sehingga hal-hal lain sifatnya
sekunder saja. Kata “salib” di sini dipahami sebagai penderitaan yang
ditanggung oleh seseorang karena menjadi pengikut Yesus. Salib yang
paling berat adalah ketika orang itu ditolak atau dijauhi oleh anggota
keluarga sendiri.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved