Wisata Alor NTT
Mengunjungi Museum 1000 Moko Alor, Ada Nekara dari Vietnam
Warga kemudian berbondong-bondong menuju lokasi dan bersama-sama menggali. Kemudian ditemukan nekara tersebut.
Cerita yang berkembang menurut Rasit, nekara ini tiba di Kabupaten Alor karena di waktu lampau perairan di Kabupaten Alor digunakan sebagai jalur perdagangan, termasuk perdagangan antar negara.
Selain itu, nekara Dongson memiliki simbol yang berbeda dengan nekara-nekara yang ada di Kabupaten Alor. Simbol tersebut yakni 4 buah pahatan katak, yang ada di sisi-sisi nekara dan simbol matahari di tengah nekara. Nekara Dongson disinyalir sebagai alat dalam ritual pemanggil hujan.
Moko atau nekara Alor secara tradisi adat difungsikan sebagai mas kawin, status sosial, dan alat musik di Kabupaten Alor
“Moko fungsinya adalah mas kawin orang Alor. Selain sebagai mas kawin, juga sebagai alat musik dan ditabur bersama gong dan gendang untuk menari lego-lego, dan lain sebagainya. Zaman dulu dipakai juga untuk menentukan status sosial orang-orang,” ungkap Rasit.
Hal yang membedakan antar suku atau daerah dari moko tersebut adalah ukiran dan tempat pembuatannya.
“Kalau moko yang ukuran kecil diperkirakan dibuat di wilayah Thailand, karena pentingnya penggunaan nekara pada zaman itu sehingga bangsa cina pada zaman dulu membuat nekara ini. Kemudian ada sistem perdagangan masuk ke Alor,” jelasnya.
Baca juga: Pandu Budaya di Alor Diharapkan Bisa Jadi Ujung Tombak Pemajuan Kebudayaan
“Dulu moko sering dibawa ke luar Alor untuk diperdagangkan. Karena itu, pemerintah berinisiatif membuat museum 1.000 moko ini untuk mengumpulkan kembali warisan budaya dan benda bersejarah yang ada di Alor. Setelah museum ini didirikan, pemerintah juga membuat regulasi setiap ada yang mengeluarkan moko dari Alor, harus ambil izin di instansi terkait contohnya Dinas Kebudayaan,” pungkasnya
Flori salah satu wisatawan yang pernah mengunjungi museum 1.000 moko mengatakan koleksi di museum tersebut membantu masyarakat Alor mengenal kebudayaannya.
“Koleksi di museum cukup lengkap, saat kami berwisata ke Alor salah satu rutenya yang wajib dikunjungi adalah museum Alor. Letaknya strategis dan biaya masuknya terjangkau. Selain itu, kurator menjelaskan kepada kami dengan sangat baik sehingga kami yang bukan masyarakat Alor memiliki gambaran Kabupaten Alor di masa dulu,” ujarnya Minggu, 14 Juli 2024.
Flori berharap, tidak hanya nekara yang diteliti tetapi juga koleksi lainnya yang ada di museum itu bisa dijadikan penelitian sehingga bisa dijelaskan dengan lengkap warisan budaya yang ada. (else nago).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.