Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 17 Juli 2024, Itulah yang Berkenan Dihati-Mu

Mari simak renungan harian Katolik Rabu 17 Juli 2024.Tema renungan harian katolik yaitu iulah yang berkenan dihati-Mu.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Rabu 17 Juli 2024.Tema renungan harian katolik yaitu iulah yang berkenan dihati-Mu. 

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap perbuatan atau tindakan kita akan diuji melalui dampak yang kelihatan sebagai hasil yang bisa kita lihat dan rasakan. Jika perbuatan atau tindakan kita berkenan maka orang yang melihat dan merasakan pun akan merasa baik dan senang atau bahagia. Itu artinya tindakan kita itu berkenan. Jika tidak maka orang yang melihat atau merasakan itu juga tidak merasa baik atau bahagia. Untuk itu setiap tindakan atau perbuatan kita akan selalu dilakukan dengan baik agar berkenan kepada orang lain dan terlebih lagi untuk Tuhan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kembali lagi di hari baru ini, kita merenungkan lagi bacaan-bacaan suci yang menemani permenungan kita. Diawali dengan kitab nabi Yesaya. Melalui nubuat nabi Yesaya, Tuhan mengecam bangsa Asyur yang dengan angkuhnya ingin melenyapkan bangsa-bangsa lain padahal hidup mereka sendiri jauh dari Allah. Tapi Allah menggunakan Asyur untuk menjadi cambuk atas murkaNya. Allah menggunakan Asyur untuk melawan dan menghancurkan bangsa-bangsa termasuk bangsa pilihanNya.

Tujuan utama Allah adalah untuk menghancurkan orang yang sombong di hadapanNya: “Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orang yang tegap menjadi kurus kering dan segala kekayaannya akan dibakar habis dengan api yang menyala-nayala.” Allah sangat membenci setiap orang yang sombong dan mengangkat orang yang rendah hati lebih tinggi dan membuat mereka berharga di hadapan manusia dan di hadapanNya. Itulah yang diajarkan oleh Yesus dalam Injil hari ini.

Ini adalah doa Yesus yang mengucapkan syukur kepada Allah BapaNya untuk semua kasih karunia yang telah dianugerahkan Bapa kepadaNya untuk menyatakan kebenaran yang hakiki yaitu antara Bapa dan Anak adalah satu. Hanya Anak yang datang dari Bapalah yang mengenal Bapa dan tak seoraangpun yang mengenal Allah selain Anak. Yesus memulai doaNya dengan ucapan syukur kepada Bapa: “Aku bersyukur kepadamu ya Bapa, Tuhan langit dan bumi!

Sebab semuanya itu Kau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hatiMu.” Doa Yesus ini memberikan gambaran akan satu doa yang lahir dari kerendahan hati dan dari hati yang tulus kepada Allah. Yesus menunjukkan tentang doa yang benar itu harus selalu dimulai dengan satu ucapan syukur yang mendalam kepada Allah dan dengan kerendahan hati menunjukkan kasih yang besar kepada Allah.

Dalam doa, hanya kerendahan hatilah yang membuat kita layak di hdapan Allah. Karena hanya orang-orang yang kecil dan rendah hati itulah Allah menyatakan kehendakNya. Contoh paling nyata adalah Yesus sendiri. Dia telah Ada sebelum dunia diciptakan dan yang berkuasa atas segala sesuatunya, dan Dia adalah Allah tetapi tetap merendahkan diri di hadapan Bapa dan menjadi manusia. Itulah tanda kebenaran iman yang sejati. Allah merendahkan diri menjadi manusia agar manusia dapat diselamatkan. Inkarnasi itu adalah tanda paling nyata keterlibatan Allah bagi manusia.

Maka hanya orang yang rendah hatilah yang mampu mengenal kasih Allah bagi manusia. Kita pun telah menerima banyak berkat dan kasih dari Allah namun kita seringkali menolak campur tangan Allah dalam seluruh hidup dan perjuangan kita. Kita masih saja jatuh dalam dosa kesombongan asali manusia pertama yang mau menyamakan dirinya dengan Allah atau dapat dikatakan mengenyampingkan kuasa dan peran Allah dalam hidup manusia. Itulah manusia. Selalu saja merasa lebih dibandingkan dengan orang lain bahkan mau merasa lebih dari Tuhan. Maka marilah kita belajar untuk semakin rendah hati di hadapan sesama apalagi di hadapan Tuhan dengan melakukan hal-hal yang berkenan di hadapanNya karena kita manusia makluk yang terbatas dan lemah.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: manusia adalah makluk yang fana dan terbatas. Dan dalam keterbatasan itu, Tuhan memanggil kita untuk membantuNya dalam tugas penyelamatan manusia. Kedua, maka kita tak punya waktu untuk menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Ketiga, maka satu-satunya cara adalah siap melakukan apa saja yang berkenan di hadapan Tuhan. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved