SMAK Frateran Podor Larantuka
Yosef, Pelajar SMAK Frateran Podor Larantuka Ikut Program Pertukaran Pelajar di Amerika Serikat
Jangan takut untuk bermimpi hala-hal besar. Generasi muda mampu mengembangkan potensi diri dengan cara mengasah semua kemampuan yang dimiliki. Hal ini
TRIBUNFLORES.COM-LARANTUKA-Jangan takut untuk bermimpi hal-hal besar. Generasi muda mampu mengembangkan potensi diri dengan cara mengasah semua kemampuan yang dimiliki. Hal ini dibuktikan oleh Yoseph Belawa Koten, Siswa SMAK Frateran Podor Larantuka dengan lolos seleksi program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS) melalui program Kennedy Lugar Youth Exchange and Study (KL-YES).
Yoseph panggilan akrab Yoseph Belawa Koten akan menjalani program pertukaran pelajar selama satu tahun, tinggal bersama orang tua asuh, serta mengikuti pendidikan SMA pada sekolah yang sudah disiapkan.
Tentunya selama satu tahun tersebut, Pemuda kelahiran Waiklibang Flores Timur ini akan mempromosikan juga kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Flores Timur, NTT, dan Indonesia ke kancah internasional, kata Ketua Yayasan Mardi Wiyata Pusat, Frater M. Polikarpus, BHK di sela-sela kunjungan dinas dan pembinaan profesi untuk Guru dan Pegawai di Sekolah Frateran Podor Larantuka, Senin 15 Juli 2024.
Di momen kunjungan tersebut Ketua Yayasan Mardi Wiyata juga bertemu dengan pelajar hebat asli Nagi Flotim ini guna memberikan motivasi, dukungan dan doa.
Baca juga: SMAK Frateran Podor Larantuka Raih Penghargaan di Tingkat Nasional, Fr.Poli Sampaikan Terima Kasih
Dalam pembicaraan bersama dengan Yosef dan guru pendamping dari SMAK Frateran Podor yaitu Ibu Tanty.
Direncanakan pada akhir bulan Juli ini Yosef akan menuju ke Jakarta untuk mengikuti orientasi yang difasilitasi oleh Bina Antarbudaya sebelum berangkat ke USA. Diperkirakan di awal Agustus tahun 2024 Yoseph akan terbang menuju USA.
Yoseph sudah mendapatkan placemen yaitu di negara bagian Virginia Amerika Serikat. Puji Tuhan Yoseph juga sudah mendapat orang tua asuh (host fammily) serta SMA tempat ia bersekolah.
Yoseph menyampaikan impiannya mengikuti program belajar ke Amerika, mendapat dukungan orangtua dan guru.
“Persiapan saya terus mengasah kemampuan akademik, Bahasa Inggris dan potensi lainnya karena prosesnya tidak mudah, sangat kompetitif, dan banyak pesaing. Tentunya saya selalu disupport Yayasan Mardi Wiyata, Frater Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, orangtua, dan teman-temanku,” ujar Yoseph.
Ia menceritakan nantinya ia dan peserta lainnya akan tinggal dengan Host Family, bersekolah di Amerika, memperoleh keterampilan kepemimpinan, dan terlibat dalam berbagai kegiatan.
Putra pasangan Agustinus Hajon Koten dan Yosefina Suswati ini mempunyai harapan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapatkannya nanti untuk kemajuan tanah airnya Indonesia.
Baca juga: SMAK Frateran Podor Larantuka Gelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka
“Mumpung masih sekolah, ayo kita generasi muda untuk terus mengali potensi diri melalui berbagai aktiffitas positif. Jangan takut gagal dan selalu berusaha mencapai cita-cita,” ujarnya.
Proses seleksi pertukaran pelajar yang berada di bawah naungan Bina Antarbudaya (The Indonesian Foundation for Intercultural Learning) ini sangat ketat, menguras tenaga dan pikiran bagi para kandidat, karena harus melewati sekitar 10 tahapan seleksi serta berproses sekitar satu tahun yang meliputi: tes pengetahuan umum, bahasa Inggris, menulis essay Bahasa Indonesia, wawancara Bahasa Inggris, wawancara kepribadian, dinamika kelompok, seleksi di tingkat Chapter, seleksi di tingkat nasional, dan seleksi di tingkat internasional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.