Taman Nasional Komodo Ditutup
Taman Nasional Komodo akan Ditutup, Pengamat Minta Setop Eksploitasi Komodo
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo Labuan Bajo secara reguler pada hari-hari tertentu untuk mengurangi.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Frans mendorong tour agent dan tour operator (TA/TO) untuk menginformasikan jauh-jauh hari soal jadwal penutupan kawasan sehingga diketahui wisatawan.
"Antisipasi terkait jadwal kunjungan agar tidak mendadak. Saat ini penutupan sementara bisa satu hari, seminggu, atau dua minggu tergantung kebijakan dan pertimbangan konservasi oleh pengelola taman nasional," ungkapnya.
Perlu Didiskusikan Bersama
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi NTT, Abed Frans menyebut rencana penutupan Taman Nasional Komodo secara regular perlu didiskusikan bersama.
"Kita perlu duduk bersama untuk berbicara terkait kapan TNK ini ditutup dan kapan dibukakan kembali serta juga berapa lama waktu penutupan. Karena agen-agen travel perlu tahu," ujarnya Abed Frans saat diwawancarai Pos Kupang, Selasa (16/7).
Menurut Abed, penutupan secara reguler memang bagus untuk alasan konservatif tetapi bukan dalam waktu yang lama.
"Memang bagus, karena itu juga bagian dari sistem untuk melestarikan atau mendapatkan ketenangan. Yang penting akan dibukakan kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kalau tutup dalam waktu yang lama tentu akan berpengaruh pada UMKM kita," ujarnya.
Untuk penutupan secara reguler ini, kata Abed, perlu diinformasikan kepada industri travel terkait jadwal yang resmi.
"Memang baik, tapi perlu didiskusikan dengan travel-travel, karena ada travel-travel yang sudah kontrak dengan tamu sampai 2025 khususnya dengan partner yang dari luar," bebernya.
Dia menambahkan, penutupan TNK secara reguler lebih baik untuk didiskusikan bersama pihak terkait agar terhindar dari persoalan yang tidak diinginkan.
"Jangan seperti masalah-masalah sebelumnya terkait kenaikan tarif masuk TNK, itu banyak yang kaget dengan kenaikan harga masuk TNK," tandasnya.
Kunjungan Turis Bisa Anjlok
Anggota DPRD Manggarai Barat Inocentius Peni menilai penutupan Taman Nasional Komodo secara reguler berpotensi menurunkan tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Sisi lain pemerintah pusat hingga pemerintah daerah sedang gencar-gencarnya mempromosikan Labuan Bajo agar makin dikenal sehingga banyak turis yang datang ke destinasi super prioritas itu. Jika TNK ditutup, berpotensi melumpuhkan pariwisata di ujung barat Pulau Flores itu.
"Karena sangat banyak pengusaha kecil sampai besar telah berinvestasi di industri pariwisata yang berpotensi merugi kalau jumlah wisatawan ke labuan bajo menurun drastis akibat ditutupnya TNK," jelas Ino Peni, sapaan akrabnya, Rabu (17/7).
Selain itu penutupan TNK juga berpotensi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, dampaknya angka pengangguran meningkat dan upaya untuk mengurangi angka kemiskinan sulit diwujudkan.
"Akan banyak hotel yang okupasinya rendah, perjalanan wisata sepi, travel agent akan tutup, industri kerajinan akan mati, hingga pengusaha kuliner," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, penetapan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas tentu saja karena ada Komodo sebagai ikonnya. Selama ini pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
Di lain sisi, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat tak bisa berbuat banyak terkait rencana penutupan 'rumah' komodo itu, karena tak memiliki kewenangan otoritatif di kawasan tersebut. "Sulit rasanya mencegah niat Pemerintah Pusat kalau hendak menutup TNK karena mereka yang menguasainya," ungkapnya.
Karena itu Ino meminta pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) mempertimbangkan secara matang rencana penutupan TNK.
"Kalau harus ditutup, maka penutupannya jangan total. Bisa hari tertentu, bisa lokus tertentu secara terbatas. Pemerintah pusat perlu sekarang mempersiapkan kawasan lain di selatan Labuan Bajo untuk dijadikan kawasan baru pengembangan hewan Komodo," terang Ino. (uka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.