Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 27 Juli 2024, Biarkanlah Keduanya Tumbuh Bersama

Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 27 Juli 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Biarkanlah Keduanya Tumbuh Bersama.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 27 Juli 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Biarkanlah Keduanya Tumbuh Bersama. 

Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’

Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya.

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Segala sesuatu yang ditanam pasti akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan tumbuhnya dari setiap jenis tanaman itu. Ada yang tumbuh menjadi pohon yang besar tapi ada yang tumbuh kecil saja. Namun yang terpenting adalah setiap tanaman itu pasti akan tumbuh dan menghasilkan sesuatu bagi yang membutuhkannya. Tentunya setiap tanaman itu akan bermanfaat sesuai dengan jati dirinya sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di hari terakhir pekan biasa ke XVI ini, kita disuguhkan lagi dengan kisah bangsa Israel yang sudah mengenal Allah itu tapi masih saja hidup dengan allah lain yang mereka sembah. Dalam nubuat nabi Yeremia itu, Tuhan berfirman untuk disampaikan kepada bangsa Israel untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatan mereka dan melaksanakan perintah Tuhan dengan berbuat baik dan bukannya menindas orang kecil seperti yang sudah dan biasa mereka lakukan dan sesudah itu mereka memasuki rumah Tuhan, bait suci Allah untuk berdoa di hadapan Allah.

Itu sama halnya mereka telah mengotori Bait Suci Allah, tempat Allah bersemayam. Tempat di mana Allah bersemayam tapi pada tempat yang sama mereka juga mengotori bait suci itu dengan menyembah allah-allah lain dan mempersembahkan kurban di altar Tuhan dengan tangan mereka yang telah dilumuri dosa. Maka Nabi Yeremia diutus untuk mengembalikan bangsas itu ke jalan Tuhan yang benar dan meninggalkan perbuatan mereka yang salah di mata Tuhan. Bangsa Israel di dalam bait suci itu, mereka menyembah allah-allah lain selain Allah nenek moyang mereka dan melakukan kejahatan. Ini adalah juga simbol hati, tempat Tuhan bersemayam tapi kita sudah penuhi hati kita dengan ‘allah-allah lain yang mengotori hati kita. Dan tentang hal ini, Yesus dalam injilNya hari ini menegaskan kepada kita dalam perumpamaan tentang gandumg dan ilalang. Dikisahkan perumpamaan tentang hal kerajaan surga yang diumpamakan dengan seorang penabur yang keluar untuk menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Dan pada malam hari waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu.

Akhirnya gandum dan lalang tumbuh bersama. Masalah ini lalu diketahui pemilik ladang itu dan dilaporkan untuk dimusnahkan saja lalang itu. Namun tuan itu menjawab: “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlan gandumnya ke dalam lumbungku.” Perumpamaan Yesus tentang kerajaan surga dengan mengambil latar gandum dan lalang ini memberikan satu pengajaran yang luar biasa. Yesus mau menjarkan kepada kita bahwa kejahatan atau hal buruk itu biasanya ada di sekitar kita dan ‘tumbuh’ bersama dengan kebaikan. Mereka akan tumbuh bersama sebagai tumbuhan yang berbulir. Tapi akan menjadi kelihatan pada buah-buahnya.

Lalang tak akan dapat dimakan bulirnya tapi gandum akan dapat dimakan bulir-bulirnya. Dalam kisah ini, Tuhan seakan membiarkan kejahatan itu tumbuh dan hidup bersama dengan kebaikan. Namun bagi Yesus, akan ada waktunya kejahatan itu mendapat penghakimannya. Dan orang dapat melihat dari buah yang dihasilkan kejahatan itu. Maka tak perlu takut akan kejahatan tapi dalam situasi apapun kita tetap berbuat kasih dan kebaikan karena akan tampak buahnya yang akan dinikmati oleh orang lain dan memberi hidup bagi semua yang menikatinya.

Tapi kejahatan, buahnya adalah kematian dan kehancuran. Maka kita tak perlu merasa takut dengan kejahatan itu. Tapi tetap berbuat baik kapan dan di mana saja. Namun kita sering gampang jatuh dalam kesalahan yang sama yaitu egoisme diri kita. Kita lebih gampang mau melihat keburukan atau kejahatan orang lain di luar diri kita dibandingkan dengan kejahatan atau keburukan yang kita sendiri lalukan. Karena antara gandum dan lalang atau antara kebaikan dan kejahatan itu bisa tumbuh dalam hati kita sendiri. Dan apakah kita lebih cenderung ke mana? Maka marilah kita belajar untuk mampu membedakan gandum dan lalang dalam hati kita.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita diberi kemampuan untuk mampu melihat diri kita dalam situasi dosa atau baik. Kedua, kadang atau sering kita sulit membedakan karena dua-duanya tumbuh dalam hati kita sendiri. Ketiga, maka kita harus mampu membuat disermen agar kita dapat membedakan ‘gandum dan ilalang’ dalam hati kita. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved