Festival Wolobobo Ngada 2024

Pengunjung Incar Souvenir Bambu di Pasar Napu Bheto saat Festival Wolobobo Ngada 2024

Pasar yang dimulai sekitar pukul 08.00 Wita itu dipadati pengunjung. Mereka berburu berbagai jenis kuliner khas Ngada hingga souvenir turunan Bambu.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PASAR BAMBU - Bule mancanegara saat membeli souvenir di Pasar Napu Bheto di Kampus Bambu Turetogo, Dadawea, Golewa, Ngada, Flores, NTT, Sabtu 27 Juli 2024. 

TRIBUNFLORES. COM, BAJAWA - Rangkaian kegiatan Festival Wolobobo Ngada 2024 satu diantaranya adalah Pasar Napu Bheto di kampus bambu Turetogo, Desa Dadawea, Kecamatan Golowa, Kabupaten Ngada, Sabtu 27 Juli 2024.

Pasar yang dimulai sekitar pukul 08.00 Wita itu dipadati pengunjung. Mereka berburu berbagai jenis kuliner khas Ngada hingga souvenir turunan Bambu.

Ada 22 komunitas yang terlibat dalam pasar Napu Betho dengan menyiapkan berbagai macam jenis barang makanan termasuk kopi, tenun hingga sayur-sayuran segar.

Uniknya, para pengunjung menukar uang dengan koin bambu. Per koin nilainya 2000 rupiah. Koin itulah yang digunakan untuk membeli kuliner atau barang lainnya disana.

Panitia dari Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) saat itu menyiapkan produk turunan bambu yaitu tumbler bambu , gelas bambu, kotak tissu, keranjang buah, teh bambu dan beberapa produk lainnya.

Baca juga: Dukung Festival Wolobobo Ngada 2024, Telkomsel Tambah Kapasitas Jaringan di Spot Wisata

 

"Ada phone holder, yang diproduksi di Rumah Produksi bersama {RPB) di labuan Bajo," ujar Mery Muda, panitia dari YBLL.

Mery menyebutkan Phone holder merupakan produk Bambu yang cukup diminati oleh beberapa pengunjung di meja sovenir bambu.

Phone holder juga produk yang ramah lingkungan dan juga bisa dipakai pada saat meeting dan kerja kerja yang berhadapan dengan HP.

Produk turunan Bambu ini merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah Bambu.
"
"Banyak yang berkunjung di meja souvenir bambu dan membeli speaker bambu, phone holder dan beberapa produk lainnya," ujarnya.

Sementara seorang pengujung, Maria Wae (28) mengaku terkesima melihat kegiatan Pasar tersebut.

Ia mengatakan suasananya sangat beda dengan Pasar pada umumnya. Karena disana transaksinya menggunakan koin bambu yang disediakan panitia.

"Saya baru pertama ikut. Ternyata asik juga, karena aktivitasnya di alam terbuka dibawa pohon bambu. Yang menarik lagi yaitu pengujung membeli barang atau kuliner dengan koin bambu," ujarnya.

Baca juga: Karnaval Festival Wolobobo Ngada Ajang Promosi Tenun, Bambu dan Kopi hingga Budaya Multikultural

Sementara itu, pelaku usaha Bravo start Mataloko, Benediktus Lagho, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan itu.

Benediktus menyarankan agar kedepan Pasar Napu Bheto diadakan disetiap venue kegiatan. Sehingga semua pengujung mengenal transaksi non tunai dengan menggunakan koin bambu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved