Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Agustus 2024, Jika Mati, Ia akan Menghasilkan Banyak Buah
Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Agustus 2024.Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon, SVD.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam pengetahuan dasar tentang tumbuh-tumbuhan menyatakan bahwa jika satu benih ditanam di tanah itu berarti benih itu harus mati terlebih dahulu baru dia bisa menghasilkan tunas yang baru. Benih yang ditanam itu pasti akan mati terlebih dahulu dan ketika mulai muncul tunasnya maka benih itu pun bertindak sebagai makanan bagi tunas yang baru muncul itu untuk bisa bertumbuh selanjutnya menjadi sebuah tanaman.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja sejagat merayakan pesta Santo Laurensius, diakon dan martir. Laurensius termasuk salah satu dari ketujuh diakon agung yang bekerja membantu Sri Paus di Roma.Oleh Paus Sixtus II (257-258), Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada para fakir miskin di seluruh kota Roma. Ketika Sri Paus Sixtus II ditangkap oleh serdadu-serdadu Romawi, Laurensius bertekad menemani dia sampai kematiannya. Kepada Paus, ia berkata: "Aku akan menyertaimu kemana saja engkau pergi. Tidaklah pantas seorang imam agung Kristus pergi tanpa didampingi diakonnya. " Sixtus terharu mendengar kata-kata Laurensius itu. Dan engkau, tiga hari lagi, engkau akan mengikuti aku ke dalam kemuliaan surgawi". Ramalan Sixtus itu ternyata benar-benar terjadi. Prefek kota Roma, yang tahu bahwa Gereja mempunyai sejumlah besar kekayaan, mendapat laporan bahwa Laurensius-lah yang mengurus semua kekayaan itu. Karena itu, Laurensius dihadapkan kepada penguasa Roma itu. Laurensius dibujuk agar secepatnya menyerahkan semua kekayaan Gereja itu kepada penguasa Roma. Dalam waktu tiga hari akan kuserahkan semua kekayaan ini kepadamu". Laurensius dibiarkan kembali ke kediamannya. Ia segera mengumpulkan orang-orang miskin dan membagi-bagikan kekayaan Gereja kepada mereka. Di bawah pimpinannya, orang-orang miskin itu berarak menuju kediaman Prefek Roma. Kepada penguasa Roma itu, Laurensius berkata: "Tuanku, inilah harta kekayaan Gereja yang saya jaga. Terimalah dan periharalah mereka dengan sebaik-baiknya. " Tindakan dan kata-kata Laurensius ini dianggap sebagai suatu olokan dan penghinaan terhadap penguasa Roma. Karena itu, ia ditangkap dan dipanggang hidup-hidup di atas terali besi yang panas membara. Laurensius tidak gentar sedikitpun menghadapi hukuman ini. "Sebelah bawah sudah hangus, baliklah badanku agar seluruhnya hangus!" katanya dengan sinis kepada para algojo yang menyiksanya. Laurensius akhirnya menghembuskan nafasnya di atas pemanggangan itu sebagai seorang ksatria Kristus. Kisah dan keteladanan hidup yang ditunjukkan oleh santo Laurensius menjadi satu pelajaran berharga untuk kita semua. Kisah hidupnya ini menjadi jawaban paling pasti tentang pengajaran Yesus yang disampaikan kepada para muridNya juga kepada kita hari ini: “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” Yesus sudah memberikan pengajaranNya kepada para muridNya sebelum Dia menderita dan wafat menjadi satu contoh akan satu kebenaran iman tentang bagaimana kita rela berkorban demi satu hidup yang kekal. Dan Santo Laurensius benar-benar menjalankan amanah Yesus ini dan semua para martir lainnya. Mereka sama sekali tidak pernah takut untuk kehilangan nyawa mereka demi nama Yesus Kristus yang telah mereka imani. Dan ketika mereka mati, semakin banyak orang yang menjadi percaya dan diselamatkan sama seperti perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus sendiri tentang biji gandum yang harus mati supaya bisa menghasilkan banyak buah. Dan bagi kita, Yesus meminta agar pertama-tama kita mematikan dulu manusia “daging” yang ada dalam diri kita supaya kita pun dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah kebaikan dalam hidup kita.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah murid Tuhan yang telah percayakan hidup kita pada Tuhan. Kedua, dan ketika menjadi murid, kita pun masih membawa serta keinginan daging dalam diri kita sebagai seorang manusia. Ketiga, maka kita harus terlebih dahulu untuk mematikan keinginan daging itu dalam diri kita agar dengan begitu kita mampu bertumbuh dan menghasilkan banyak buah di dalam Tuhan yang akan dinikmati oleh banyak orang yang kita jumpai tiap hari di dalam hidup kita. (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.