Breaking News

Wisata NTT

Diwariskan Turun Temurun, 3 Atraksi Budaya di NTT yang Populer dan Hanya Dilakoni Pria

Tiga atraksi budaya di NTT ini sudah dikenal luas dan menjadi ikon wisata budaya. Atraksi budaya ini juga sangat unik karena hanya dilakoni kaum pria.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-KEMENPAREKRAF
ATRAKSI BUDAYA- Atraksi Pasola, di Sumba, NTT. 

Tanggal perayaan Pasola ditentukan olen para rato berdasarkan perhitungan bulan gelap dan bulan terang serta dengan melihat tanda-tanda alam. Satu bulan sebelum Pasola seluruh warga harus mematuhi sejumlah pantangan.

Pasola diselenggarakan sekali dalam setahun yaitu pada permulaan musim tanam, tepatnya pada bulan Februari-Maret. Dilaksanakan pada wkatu bulan purnama dan diawali dengan upacara nyale, mencari cacing laut yang keluar di tepi pantai sebagai tanda datangnya musim panen.

2. Tarian Caci di Manggarai

Caci atau tarian perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk (larik) dan perisai (Nggiling). 

CAPU KALUS - Capu kalus oleh Bupati Manggarai Herybertus GL.Nabit yang diperankan oleh anak SD St.Juliana Golo Bilas Manggarai.
CAPU KALUS - Atraksi tarian caci di Ruteng, Manggarai, NTT.  (TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR)

 

Penari yang bersenjatakan Larik bertindak sebai penyerang dan lainnya yang bertahan menggunakan Nggiling. Tari ini biasanya dimainkan pada saat syukuran musim panen (Hang Woja) dan upacara adat besar lainnya.

Disela-sela permainan, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari (danding) dengan penuh suka cita sambil berjalan secara teratur membentuk lingkaran. 

Tarian caci merupakan sebuah kesenian yang mampu menunjukan nilai-nilai budi pekerti bagi masyarakat Manggarai dan mereka yang menyaksikannya.

3. Tinju Adat di Nagekeo

Etu atau tinju tradisional jadi salah satu wisata budaya Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.  Pusat tradisi Etu di Nagekeo adalah Kampung Lembah Wulu, Kecamatan Maupongo.

Pembukaan tradisi Etu setiap tahun digelar di kampung ini pada bulan Februari. Penentuan tanggal dilakukan sesuai kalender pertanian warga setempat. Tinju adat ini juga hanya dilakukan oleh kaum pria dewasa.

 

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved