Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 21 Agustus 2024, Kebun Anggur dan Pekerjanya

Mari simak renungan harian Katolik Rabu 21 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu kebun anggur dan pekerjanya.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
BUKIT NILO - Bukit Nilo di Maumere, Sikka, Flores. NTT.Mari simak renungan harian Katolik Rabu 21 Agustus 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu kebun anggur dan pekerjanya. 

Dan mereka pun pergi.Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula,dan berbuat seperti tadi.Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?’Jawab mereka, “Tidak ada orang yang mengupah kami.’Kata orang itu, ‘Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.’

Ketika hari sudah malam berkatalah tuan itu kepada mandornya,’Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya,mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu.Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore,dan mereka masing-masing menerima satu dinar.

Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu.Mereka mengira akan mendapat lebih besar.Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya,’Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam,dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka,’Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu.Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Sistem upah dalam perspektif Kerajaan Allah sangat berbeda dengan konsep manusia. Yesus melukiskan Kerajaan Surga sebagai kebun anggur, pemilik kebun anggur adalah Allah, dan para pekerja adalah orang-orang percaya. Pemilik kebun itu tanpa henti mencari orang-orang berdosa untuk diselamatkan; mengajak mereka terlibat aktif dalam pekerjaan-Nya.

Semua pekerja-Nya mendapat bayaran yang sama, yakni satu dinar. Namun, sistem pembayaran ini dirasakan oleh sebagian besar pekerja tidak berlandaskan asas perikemanusiaan. Para pekerja lupa akan status awal mereka sebagai pengangguran.

Karena kemurahan hati-Nya, la mengundang para pekerja-Nya agar mereka berdaya guna. Itu sebabnya, tidak ada alasan bagi mereka untuk iri hati sebab hal itu adalah hak pemilik kebun anggur (ay. 15-16). Lagi pula, upah satu dinar itu bukan keputusan sepihak, melainkan hasil kesepakatan bersama. 

Setiap orang percaya hidup dalam anugerah dan kemurahan Allah. Dalam melayani misi Kerajaan Allah, setiap orang entah kepala rumah tangga, ibu, anak-anak, bahkan para religius wajib memberikan waktu, pikiran, tenaga, dan dana. Bukan menjadi hak kita menuntut Allah menghargai jerih lelah yang kita berikan.

Sebab, la telah menyepakati diri dengan umat- Nya bahwa pada akhirnya tujuan hidup manusia ialah untuk bersatu dengan Dia dalam Kerajaan Surga. Dengan demikian, Allah terus menawarkan agar kita tetap di jalan yang benar sesuai kehendak-Nya. 

Tuhan, ajarlah kami bekerja dengan tekun dan setia di kebun anggur-Mu. Amin. (gg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved