Tahbisan Uskup Agung Ende 

Renungan Katolik Tahbisan Uskup Agung Ende, Mgr Silvester San: Bahasa Lio Ua Mesu Iwa Du'u

Mgr San menyatakan Uskup Agung Ende terpilih Mgr Doktor Paulus Budi Kleden,SVD memilih moto Episkopatnya Caritas Fraternitatis Maneat in Vobis.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
KOTBAH - Uskup Denpasar Mgr Silvester San saat menyampaikan kotbah di Gereja Katedral Ende di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende tengah, Kabupaten Ende, NTT, Kamis, 22 Agustus 2024 pukul 08.30 Wita. 

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Uskup Denpasar, Mgr Silvester San dipercayakan menyampaikan renungan katolik saat misa tahbisan Uskup Agung Ende, Mgr Paul Budi Kleden SVD.

Misa tabhisan Uskup Agung Ende dilaksanakan di Gereja Katedral Kristus Raja Ende di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende tengah, Kabupaten Ende, NTT, Kamis, 22 Agustus 2024 pukul 08.30 Wita.

Mgr San dalam kotbahnya menyatakan Uskup Agung Ende terpilih Mgr Doktor Paulus Budi Kleden,SVD memilih moto Episkopatnya Caritas Fraternitatis Maneat In Vobis.

Peliharalah kasih persaudaraan. Secara harafia diartikan "Hendaklah Kasih persaudaraan menetap didalam kamu diambil dari surat (Ibrani.13:1).

"Dalam bahasa Lio kira-kira begini Ua Mesu Iwa Du'u,"ujar Mgr San.

Baca juga: Tahbisan Uskup Agung Ende, Senyuman Mgr Paul Budi Kleden Ada Kekuatan Iman

 

Putra kelahiran Mauponggo, Nagekeo ini menyebutkan kasih tidak berhenti,tidak berkesudahan. Pemilihan moto ini tentu telah direnungkan dengan matang dan mampu memberikan  inspirasi dan kekuatan bagi Mgr.Budi Uskup Agung Ende terpilih dalam pelayanan pastoralnya kedepan.

"Saya coba menafsirkan moto tersebut dalam kotbah yang sederhana ini, kalau ternyata kurang tepat bahkan salah nanti Mgr Budi membetulkannya dan mengampuni saya,"ujarnya.

Mgr San menyampaikan melalui moto ini Mgr Budi mengajak seluruh umat, untuk menjalani hidup praktis yang berkenan kepada Allah 
antara lain dengan memelihara kasih persaudaraan.

Memang kasih itu dasar untuk membangun hidup persaudaraan. Sebaliknya persaudaraan haruslah dibangun diatas dasar kasih.

Tanpa kasih persaudaraan bisa berubah,menjadi pertikaian,konflik dan permusuhan.Hilangnya kasih,hilang pula persaudaraan itu.Dan kasih persaudaran itu harus dibangun diatas dasar kasih Kristus sendiri.

Dan kasih Kristus itu, adalah kasih Kristus itu dalam arti Agape. Yaitu kasih yang rela berkorban,kasih tanpa pandang bulu.Berdasarkan kasih itu,kasih yang rela berkorban. 

Yesus sesungguhnya telah menetapkan dan telah menggenapi nubuat Nabi Yesaya yang kita dengarkan dalam bacaan pertama.Nabi Yesaya dipanggil dan diutus Allah untuk membawa kabar baik,kabar sukacita kepada umat Israel yang baru kembali ke Yerusalam dari pembuangan Babel.

Berita sukacita ini disampaikan kepada umat Israel yang pada saat itu berada dalam kondisi putus asa tidak punya harapan untuk masa depan.Berita sukacita ini menjadi bukti bahwa Allah mengasihi umatnya.

"Pertanyaannya kapan berita sukacita itu menjadi kenyataan? Ternyata nubuat Yesaya ini akhirnya digenapi oleh Yesus,"ungkapnya.

Baca juga: Tahbisan Uskup Agung Ende, Ketua PHDI NTT: Umat Hindu Sambut dengan Sukacita

Ia mengatakan ketika dia menyatakan di Sinaboga Nazaret dalam Injil Lukas pasal 4 pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya Memang tugas perutusan Yesus menurut nabi Yesaya adalah menyampaikan kabar baik,kabar pembebasan,tahun rahmat Tuhan kepada mereka yang miskin dan tertindas dalam berbagai bidang.

Tuhan Yesus tidak hanya mewartakan kabar baik kepada mereka,tetapi ia berjuang bersama mereka untuk membasmi kemiskinan,melawan penindasan dan ketidakadilan. Ia melawan struktur masyarakat Yahudi yang tidak adil,yang menyebabkan kesengsaraan.

Ia membuat mukzisat dengan menyembuhkan orang sakit, lumpuh dan buta,mengusir setan, melakukan perbanyakan roti dan sebagainya demi membebaskan manusia dari penderitaan dari kemiskinan.Dan pembebasan yang dilakukan 
oleh Yesus terutama adalah pembebasan dari penindasan dosa karena memang dosa itu merupakan akar dari segala macam penindasan.Demi pembebasan itulah Yesus rela mengorbankan hidupnya sampai mati di salib.

"Dan tugas perutusan Yesus ini membawa pembebasan dan pemberdayaan terus dilakukan oleh Gereja sepanjang zaman,dan semua anggota Gereja baik gembala maupun domba-domba dipanggil untuk mengambil bagian dalam visi-misi perutusan Yesus yaitu membasmi kemiskinan. Baik itu kemiskinan material maupun kemiskinan moral.Selanjutnya atas dasar Kasih Agape,kasih yang rela berkorban seorang penatua atau gembala harus meneladani Yesus sang gembala agung. Kita harus melaksanakan tugas kegembalaan sesuai dengan teladan Yesus sendiri.Itulah yang dinasehatkan oleh santo Petrus dalam suratnya  pertama bacaan kedua rasul Petrus, mengingatkan agar kita para gembala mengembalakan kawanan domba Allah yang dipercayakan kepada kita dengan sabar.Jangan dengan paksa tetapi dengan suka rela,jangan mencari keuntungan pribadi tetapi lakukanlah dengan sukacita sebagai suatu pengapdian kepada Allah,"ujarnya.

Ia mengatakan Rasul Petrus juga mengingatkan supaya kita para gembala,jangan hanya mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepada kita.Sebaliknya hendaknya kita menjadi contoh,teladan yang baik bagi kawanan domba.Dan kalau kita menjadi gembala yang baik sesuai dengan kehendak Allah maka kita akan berbahagia karena menerima mahkota kemuliaan yang abadi.Bapak/ibu,saudara/i, yang saya kasihi dalam Kristus sungguh menarik pula bahwa pentahbisan Uskup Agung Ende hari ini terjadi pada peringatan Santa Perawan Maria Ratu.Sebuah gelar yang mulia bagi Maria telah diangkat dan dimahkotai di surga.

"Karena itu pantas injil hari ini menampilkan Bunda Maria dengan sebuah pesan khusus,yakni pesan iman .Iman bukan sekedar menerima kebenaran-kebenaran yang dirumuskan dalam Kredo atau Aku Percaya.Melainkan lebih dari itu, menyerahkan diri secara total kepada Allah,"ujarnya.

Ia mengatakan memang kita mempelajari kebenaran-kebenaran tentang iman,dari Katekismus,dari buku-buku teologi,namun kita belajar tentang iman sebagai penyerahan diri kepada Allah bukan dari bumi.Melainkan dari tokoh-tokoh kitab suci dan dari para martir,santo-santa dalam gereja.Dan tokoh penting yang menjadi model dalam penghayatan iman, sebagai penyerahan diri adalah Maria Bunda Yesus.

Maria menunjukan iman dengan taat dan terbuka hatinya kepada Tuhan,aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-mu.Maria percaya bahwa Allah sanggup melaksanakan apa saja,sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.Inilah iman Maria yang mengagungkan.Namun iman Maria kepada kehendak Allah bukanlah iman yang buta,ia juga pernah bimbang dan karena itu dia bertanya kepada malaikat "Bagaimana mungkin hal itu terjadi?" 

Pertanyaan Maria ini utama diarahkan kepada Allah,melainkan kepada kemampuannya sendiri untuk mengerti rencana Allah dalam hidupnya.Dalam hal ini Maria tetap mengakui bahwa Allah tahu lebih baik,sekalipun ia sendiri merasa kurang paham.Karena itu dalam kerendahan hati ia menjawab 

"Terjadilah pada-ku menurut perkataan-mu itu".Dengan demikian Maria ini ditampilkan dalam injil hari ini menjadi teladan bagi kita,ketika kita mengalami penderitaan dan tantangan dalam hidup ini kita harus menyerahkan diri kepada Allah dan taat secara total kepadanya.Maka hari ini kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita telah memiliki iman seperti Maria ?,apakah kita telah menjadi hamba Allah yang menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam suka duka hidup kita.Atau sebaliknya kita lebih percaya dan takut kepada iblis,kepada ata polo,nitu,dan polowera.

Apakah ketika mengalami kesukaran-kesulitan kita lebih suka pergi kepada dukun,para normal,ata bisa(orang pintar),dan bukan datang kepada Allah dalam doa.Kiranya dengan menjawab dengan secara jujur kita mampu menilai sendiri sejauh mana kedalaman iman kita.Bapak/Ibu,Saudara/i tidak diragukan lagi Uskup Agung Ende terpilih,Mgr.Budi memiliki iman dan kerendahan hati kira-kira mirip Maria.

"Dia menyerahkan diri dan taat kepada kehendak Allah, juga ketika terpilih menjadi Uskup Agung Ende.Sebelum terpilih maupun sesudah terpilih sebagai Uskup Agung Ende,Mr.Budi tetap sama.Yaitu suka tersenyum dan rendah hati.Demikian kata Mgr.Frans Kopongkung kemarin dalam salve.Ia mau meninggalkan kota Roma,kota abadi menuju kota Ende,kota non-abadi. Tapi kota Pancasila untuk mengembalakan umat di tempat ini,"ujarnya.

Ia mengaku setelah enam tahun menjadi anggota Dewan Jenderal SVD,dan enam tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Kongregasi SVD sebagai super Jenderal Mr.Budi pulang ke tanah air.

Karena menerima pilihan untuk menjadi uskup agung Ende menggantikan, Mgr.Vincentius Sensi Poto Kota yang telah berpulang.Memang pulang kampung Mr.Budi disambut gembira dan sukacita khususnya oleh umat Keuskupan Agung Ende.Kekayaan pengalaman Mr.Budi dalam memimpin SVD sejagat,serta berbagai kemampuan yang dimiliki ia kini akan berdampak luas terhadap pengembalaannya nanti. Mgr.Budi dikenal sebagai pendengar yang baik,yang siap mendengar suara mereka yang tak mampu bersuara khususnya umat Keuskupan Agung Ende. 

Mgr Budi dikenal sebagai tokoh intelektual yang handal,pemikir,teolog,dosen,dan penulis yang kreatif.Maka tidak berlebihan jika,umat menaruh harapan besar di pundaknya agar pada masa kepemimpinannya ada dampak positif untuk pengembangan iman umat dan perkembangan masyarakat.

Ia diharapkan mampu menyuarakan suara ritus kenabian bila terjadi ketidakadilan dan tindak pidana perdagangan orang yang menjadi salah satu persoalan besar bagi masyarakat provinsi Nusa Tenggara Timur.Juga pemberdayaan umat di berbagai bidang terutama sosial ekonomi,penguatan nilai-nilai moral umat katolik.

Penguatan keluarga sebagai gereja rumah tangga dan pemerintah yang bersih dari praktik korupsi.Juga menjadi perhatian dan tanggung jawab uskup agung terpilih,dalam semangat kasih persaudaran.Bersama umat katolik yang adalah mayoritas di pulau Flores ini.

"Pada hari ini kita semua para pengikut Kristus diajak untuk menghayati iman kita dengan berusaha hidup baik,hudup yang taat,setia dan berkenan pada Allah.Sebab iman yang tidak direalisasikan dalam hidup yang baik dan berkenan kepada Allah adalah iman yang mati.Dalam hal ini,iman kita yang harus diwujudnyatakan antara lain;dalam kasih persaudaraan,itulah harapan Mr.Budi melalui mottonya,"ujarnya.

Ia menegaskan perlu kita ingat kembali model kegembalaan Yesus,sang gembala agung yang ditekankan kembali Sri Paus Fransiskus dalam sinode para uskup yaitu model kegembalaan dalam semangat sinodal.Yaitu berada dan berjalan bersama.Kita semua berjalan bersama sebagai saudara seperjalanan.Karena itu kita harus mengukuh kasih persaudaraan dalam berjalan bersama itu,uskup berjalan bersama umat.Umat adalah rekan seperjalanan uskup.Kita saling menguatkan dan menginspirasi.Kepemimpinan dalam sinodal,menekankan kepemimpinan yang berjalan seorang pemimpin,berjalan di depan,di tengah,dan di belakang seperti kata Ki Hajar Dewantara.

"Oleh karena itu sepantasnya menghidupi dan mempromosikan kasih persaudaraan ditengah dunia.Hukum tertinggi bagi para murid Kristus adalah hukum kasih.Kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Bagi keuskupan agung Ende,bukan hal yang baru.Kita mewarisi semangat ini dari para pendahulu kita,kita teruskan,kita pelihara dalam konteks kita sekarang.Demikian pula kita perlu memelihara kasih persaudaraan dengan pemeluk semua agama dan juga dengan alam lingkungan.Kasih persaudaraan lintas agama sebagaimana yang telah terjadi di Indonesia perlu dipelihara dan dipromosikan.Dunia membutuhkan kasih persaudaraan,"ujarnya.

Ia mengungkapkan kasih persaudaraan itu harus mulai,di tingkat lokal.Di dalam keluarga,di dalam KBG,dalam paroki dan keuskupan.Dan partisipasi dalam memelihara dan mempromosikan kasih persaudaraan ini adalah ucapan terima kasih kita paling besar bagi para uskup terdahulu,sejak Mgr.Petrus Noeng,SVD sampai Mgr.Vincentius Sensi Poto Kota.

Karena kita mengasihi mereka,dan mereka sudah menunjukan betapa mereka mengasihi kita,kita terus memelihara kasih persaudaraan.Semoga kita semua para pengikut Yesus mampu mewujudkan iman kita dalam tugas perutusan kita dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik khususnya melakukan pembebasan dan pemberdayaan bagi sesama yang berkekurangan,miskin dan menderita.

"Dan semoga kita para gembala mampu mewujudkan iman kita,dalam tugas perutusan untuk mengembalakaan kawanan domba yang dipercayakaan kepada kita dengan menjadi gembala yang baik seperti Kristus sendiri.Tuhan memberkati kita.Amin,"ujarnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved