Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Senin 26 Agustus 2024, Celakalah Kalian
Mari simak renungan harian Katolik Senin 26 Agustus 2024.Tema renungan harian katolik yaitu celakalah kalian.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Celakalah adalah salah satu ungkapan untuk menyatakan kesalahan pada orang atau klompok orang. Tekanan yang dilakukan dengan menggunakan ungkapan celaka itu punya dampak yang kuat bagi orang yang mendengar ungkapan ini. Yang paling penting dalam ungkapan celakalah adalah ungkapan yang membuat orang semakin sadar akan kesalahan yang telah dilakukannya karena itu satu kecaman keras yang ditujukan kepada siapa saja yang berpola tingkah laku munafik dalam hidup mereka.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari pertama di pekan ke XXI kita disuguhkan dengan kisah Paulus dan Yesus dalam konteks mereka masing-masing. Paulus dalam pengajarannya kepada jemaat di Tesalonika bahwa dia dan teman-teman perjalanan misinya selalu mengucap syukur kepada Allah karena umat yang mereka layani itu oleh karena iman mereka yang bertambah-tambah dan terlebih kasih yang ada di antara mereka dalam segala situasi baik penganiayaan maupun penindasan maka akan ada hasilnya:
“Dengan demikian nama Yesus Tuhan kita dimuliakan di dalam kalian dan kalian di dalam Dia sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.” Bagi Paulus, tugas pelayanan yang telah dilaksanakan dan telah membawa berkat bagi umat yang dilayani inilah yang layak untuk disyukuri. Karena iman dan kasih telah tumbuh di antara umat memberi gambaran akan kasih karunia Allah yang juga telah tumbuh dalam hati umat beriman dan mereka dianggap layak di hadapan Allah. Itulah kemenangan terbesar seorang pewarta sabda.
Dan itu bertolak belakang dengan Yesus pada hari ini. Hari ini Yesus malah mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi akan cara hidup mereka yang sangat munafik di hadapan jemaat yang mereka layani. Hidup mereka dipenuhi dengan kemunafikan dan pura-pura hanya untuk mengalabui mata orang supaya mereka dianggap orang yang hidupnya saleh padahal di belakang layar mereka banyak memeras anak yatim piatu, janda dan masyarakat kebanyakan untuk mendapatkan uang dengan dalih-dalih aturan tambahan yang dibuat-buat hanya untuk kepentingan hidup dan perut mereka. Maka Yesus mengecam dengan ungkapan “celakalah kalian”. Ungkapan celakalah ini terbaca dalam injil hari ini ada 4 kali diucapkan Yesus dengan tiap tekanan masing-masing yang dikecam oleh Yesus. Celaka yang pertama, Yesus mengecam mereka yang atas cara hidup mereka itu menutupi pintu Kerajaan Surga karena mereka sendiri tidak masuk tapi merintangi orang lain untuk masuk dalam kerajaan surga.
Celaka yang kedua: Yesus mengecam ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka telah memeras para janda dan mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang. Celaka yang ketiga Yesus mengecam sistem pembentukan para calon murid mereka yang salah. Dan yang Celaka yang keempat adalah kecaman Yesus tentang sumpah palsu yang dibuat oleh mereka di hadapan orang-orang kecil dan tertindas. Bagi Yesus pengalaman iman yang benar harus tergambar dalam hidup yang nyata. Kita pun dapat hidup seperti orang Farisi dan ahli Taurat dengan pola hidup yang munafik. Dan semua yang dilakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Egoisme diri itulah yang membuat kita bertindak munafik di hadapan banyak orang hanya demi uang atau kepentingan kelompok mereka atau agar kita dianggap sebagai orang yang saleh atau baik di hadapan jemaat. Tipu dan hidup dalam kepura-puraan yang ditunjukkan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi juga adalah satu pola hidup yang kita hidupi. Maka kita harus semakin belajar untuk menjadi pengikutNya yang tulus dan hidup tanpa kemunafikkan agar semua orang dapat datang kepada Allah tanpa keraguan sebelum Yesus mengecam.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah juga hasil produksi dari kedua orang tua kita. Kedua, dan karena kita adalah agen yang siap melayani dan untuk selalu bersyukur. Ketiga, maka untuk itulah kita perlu komitmen yang kuat dalam mengikuti Yesus. (gg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.