Berita NTT
Mendagri Ungkap Alasan Tidak Pilih Putra Daerah Jadi Pj Gubernur NTT Gantikan Ayodhia Kalake
Andriko dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 98/P/2024 tentang Perpanjangan dan Pemberhentian Penjabat Gubernur NTT.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melantik Andriko Noto Susanto menjadi Penjabat Gubernur NTT di Kantor Kemendagri, Jumat 6 September 2024
Andriko dilantik berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 98/P/2024 tentang Perpanjangan dan Pemberhentian Penjabat Gubernur NTT.
Acara pelantikan dihadiri sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Forkopimda, termasuk mantan Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake.
Tito Karnavian mengatakan, pergantian Penjabat Gubernur NTT dilakukan karena Ayodhia Kalake harus berpindah tugas menjadi Duta Besar RI untuk Kanada.
Baca juga: Pj Gubernur NTT Lantik Ambrosius Kodo Jadi Kadis Pendidikan, Linus Lusi Staf Ahli
"Yang lain diperpanjang, khusus Pak Ayodhia tidak karena jadi Dubes di Kanada. Wah, gimana sweat mental dari Kupang terus ke Ottawa. Tapi Pak Ayodhia diplomat. Sebelum di Menko Marinves juga, beliau adalah diplomat di Kementerian Luar Negeri,"kata Tito Karnavian.
Mendagri menyampaikan terima kasih kepada Ayodhia.
Menurutnya, Ayodhia sudah bekerja dengan maksimal di daerahnya sendiri yaitu NTT.
Menurut Tito Karnavian, penunjukkan Penjabat Gubernur NTT telah melewati tahapan hingga keputusan yang dipimpin Presiden.
Mantan Kapolri itu mengaku, Penjabat Gubernur NTT sengaja dikirim dari pejabat di Pemerintahan Pusat untuk meredam potensi konflik kepentingan yang bisa terjadi dalam suasana Pilkada.
Ia mengungkapkan alasa mengapa tak mengakomodir putra asli NTT yang menjabat sebagai Pj Gubernur.
"Pilkada, kalau ambil putra lokal, pro kontra tinggi. Terbawa arus psikologi suku, keluarga dan lain-lain," katanya.
Ketika pejabat dari luar daerah maka tidak ada ikatan emosional dengan masyarakat setempat sehingga kerawanan di Pilkada bisa dicegah.
Tito Karnavian mengatakan, Andriko Noto Susanto sebagai orang yang berada di Badan Pangan Nasional diyakini bisa membantu Provinsi NTT dalam mengurai masalah kemiskinan ekstrim.
"Gak gampang dinas di Indonesia Timur. Tantangannya, selain geografi, kultur masyarakat, yang tidak sama seperti misalnya di Jawa," kata dia.
Andriko merupakan lulusan pertanian di Universitas Pattimura, Ambon, meski dia lahir di Ponorogo Jawa Timur. "Kita punya problem di NTT ini stunting, kemiskinan ekstrim, produksi pangan lokal. Beliau jagoannya," katanya.
Dengan waktu yang tidak lama, tugas penting adalah mendukung pelaksanaan Pilkada, terutama dari dukungan anggaran.
Baca juga: Pj Gubernur NTT Minta Semua Bupati Cek Harga Pangan di Pasar
Mendagri meminta Andriko Noto Susanto untuk mengecek hibah anggaran semua pemerintah daerah di NTT ke KPUD dan Bawaslu.
Tito Karnavian juga mengaku kapasitas fiskal di NTT tergolong rendah karena hanya mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat. Hampir seluruh daerah di NTT pendapatan asli daerah sangat rendah.
Bahkan, badan usaha daerah juga sebagian besarnya tidak maksimal.
Andriko diminta untuk mengecek itu. Menteri Dalam Negeri juga meminta Penjabat Gubernur NTT agar ikut membantu kelancaran tahapan Pilkada yang sedang berlangsung.
Masa jabatan Andriko paling cepat akan berakhir pada 7 Februari 2024. Jika terjadi sengketa maka masa jabatan akan diperpanjang hingga sengketa mendapat keputusan inkrah.
Tito Karnavian meminta agar dukungan dari pimpinan Forkompinda di NTT kepada Andriko.
Profil Andriko Noto Susanto
Dikutip dari laman website Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 15 Mei 1972.
Ia mendapatkan gelar sarjana di Universitas Pattimura, Ambon pada tahun 1996 sebagai Sarjana Budi Daya pertanian.
Beliau memulai pengabdian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 1998
Di tahun 1998 juga, Andriko Noto Susanto mendapatkan gelar Magister untuk Program Studi Ilmu Tanah di Universitas Gajah Mada.
Kemudian dia meraih gelar Doktoral di program studi S3 Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada pada tahun 2011.
Andriko Noto Susanto memulai karier kepemimpinannya di tahun 2013 sebagai Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Provinsi Maluku Utara.
Di tahun 2016 dia dipercaya menjadi Kepala Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara hingga di tahun 2018.
Andriko Noto Susanto kemudian menjadi Sekretaris Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian.
Kariernya terus moncer. Di tahun 2019, Andriko Noto Susanto menjadi Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
Pada Juli 2022, Andriko Noto Susanto dilantik menjadi Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional.
Berapa harta kekayaan Andriko Noto Susanto?
Dilansir dari laman e-LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai Pejabat Negara, Andriko Noto Susanto tercatat sudah dua kali membuat Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.
Pertama kali pada 13 Maret 2023 dengan total harta kekayaan Rp 3,9 miliar lebih.
Kedua pada 31 Desember 2023 dengan total Rp 5 miliar lebih (Rp.5.062.052.031).
Berikut ini rincian harta kekayaan Andriko Noto Susanto:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 5.012.500.000
1. Tanah Seluas 2390 m2 di KAB / KOTA LAMONGAN, HASIL SENDIRI Rp. 1.434.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 615 m2/400 m2 di KAB / KOTA LAMONGAN, HASIL SENDIRI Rp. 1.476.500.000
3. Tanah Seluas 1760 m2 di KAB / KOTA LAMONGAN, HASIL SENDIRI Rp. 352.000.000
4. Tanah dan Bangunan Seluas 950 m2/300 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp. 1.750.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 90.000.000
1. MOBIL, HONDA HRV Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp. 80.000.000
2. MOTOR, HONDA MEGA PRO Tahun 2011, HASIL SENDIRI Rp. 3.000.000
3. MOTOR, HONDA SCOOPY Tahun 2009, HASIL SENDIRI Rp. 7.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 55.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. ----
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 603.000.000
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 5.760.500.000
III. HUTANG Rp. 698.447.969
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 5.062.052.031.
Harta kekayaan Andriko Noto Susanto lebih sedikit dibanding dengan yang dimiliki Ayodhia Kalake.
Keduanya terpaut Rp 375.391.560.
Adapun total harta kekayaan Ayodhia Kalake Rp 5.437.443.591.
Dikutip dari laman e-lhkpn.kpk.go.id, Ayodhia Kalake terakhir melaporkan harta kekayaan pada 31 Desember 2022.
Berikut rincian harta kekayaan Ayodhia Kalake:
TANAH DAN BANGUNAN Rp 3.337.816.000
1. Tanah Seluas 487 m2 di KAB / KOTA SUMEDANG, WARISAN Rp 46.752.000
2. Tanah Seluas 876 m2 di KAB / KOTA SUMEDANG, WARISAN Rp 56.064.000
3. Tanah Seluas 829 m2 di KAB / KOTA SUMEDANG, WARISAN Rp 35.000.000
4. Tanah dan Bangunan Seluas 162 m2/170 m2 di KAB / KOTA BANDUNG, WARISAN Rp 785.000.000
5. Tanah dan Bangunan Seluas 21.37 m2/18.22 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA UTARA , HASIL SENDIRI Rp 230.000.000
6. Tanah dan Bangunan Seluas 311 m2/311 m2 di KAB / KOTA KOTA TANGERANG SELATAN, WARISAN Rp 2.185.000.000
ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 138.000.000
1. MOBIL, HONDA JAZZ Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp 138.000.000
HARTA BERGERAK LAINNYA Rp -
SURAT BERHARGA Rp -
KAS DAN SETARA KAS Rp 1.948.627.591
HARTA LAINNYA Rp 13.000.000
Sub Total Rp 5.437.443.591
HUTANG Rp -
TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp 5.437.443.591. (*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.