Injil Katolik Hari Ini
Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 24 September 2024 Pekan Biasa
Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Selasa 24 September 2024.Bacaan Injil Katolik hari ini Lengkap Renungan Harian Katolik.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Dalam Bacaan Injil Lukas 8:19-21 hari ini mengisahkan tentang Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Pilih yang benar!
Pada zaman Raja Salomo, raja memiliki otoritas absolut. Meski demikian Salomo menyadari bahwa bagaimanapun besarnya kekuasaan seorang raja, tetap saja ia berada di bawah kedaulatan Allah (ayat 1). Keputusan raja, baik atau buruk, juga berada di dalam kendali Allah.
Bila seorang raja yang berkuasa saja berada di bawah kendali Allah, apalagi manusia biasa. Meski manusia selalu mengira bahwa apa yang dia lakukan adalah benar, tetapi Allah melihat motivasi yang tersembunyi di dasar hati (ayat 2).
Bila motivasi melakukan perbuatan baik adalah untuk mendapatkan pahala sebagai imbalan, tentu saja Allah tidak akan disenangkan.
Persembahan juga bukan semacam suap untuk menerima perkenan Allah atau pengampunan-Nya atas kesalahan kita (ayat 3). Maka jangan pernah berpikir bahwa Allah akan bisa disuap dengan persembahan kita, sebanyak apapun!
Jika kita berpikir demikian, artinya kita congkak, karena merasa bisa membeli segala sesuatu dengan uang yang kita miliki (ayat 4). Orang yang semacam itu merasa dirinya lebih penting dibandingkan orang lain karena uang yang dia miliki. Orang semacam ini biasanya memperoleh kekayaan dengan jalan dusta (ayat 6) dan tidak memiliki belas kasihan kepada sesama (ayat 10).
Pada umumnya mereka juga menolak keadilan. Namun suatu saat hukuman akan menimpa mereka (ayat 7), tanpa ada yang dapat menolong (ayat 13). Itu terjadi karena mata Tuhan, yang Mahaadil, tertuju atas mereka yang tidak memiliki belas kasihan pada sesama (ayat 12).
Lalu bagaimanakah hidup kita seharusnya? Bila hidup diibaratkan seperti suatu pengembaraan, janganlah seperti orang berdosa yang bagai pengembara yang memilih jalan salah. Jadilah orang jujur yang bagai pengembara yang berada di jalan benar (ayat 8).
Miliki juga hidup yang terencana (ayat 5). Seorang pebisnis harus berpikir keras ketika membuat perencanaan agar bisnisnya sukses. Kita pun hendaknya tidak terburu-buru saat membuat perencanaan. Pakai akal pikiran kita dan buatlah perencanaan secermat mungkin!
Mazmur, Suka-duka dalam firman
Sungguhkah hidup akrab dengan firman selalu ditandai oleh suasana hati suka? Jika dalam perikop yang kita baca kemarin timbul kesan demikian, tidak demikian dengan perikop hari ini. Kini lebih banyak ungkapan yang menandakan kesusahan (25, 28, 39) daripada kesukaan (24) diakui jujur oleh pemazmur menjadi pengalaman nyata dia sehari-hari.
Bukankah pengalaman serupa juga menjadi fakta orang beriman masa kini? Mengapa bisa demikian? Apabila kita juga mengalami suka duka yang sama dalam firman, bagaimana kita sebaiknya bersikap? Perikop ini memberi kita analisis mengapa kemenduaan perasaan demikian bisa terjadi. Dengan memahami penyebabnya, kita akan mengerti bagaimana jalan keluarnya.
Pertama, pemazmur mengungkapkan bahwa perasaan negatif yang dialaminya adalah akibat tekanan dari orang yang tidak tunduk kepada kebenaran Allah. Mereka bukan orang sembarangan, tetapi orang-orang berpengaruh yang justru bersepakat melawan pemazmur (23). Pengalaman sama juga sering kita alami kini. Justru tatkala kita berpaut pada firman dan bertekad menaatinya, kita akan berhadapan dengan risiko yang tidak enak. Pengalaman pahit paling nyata adalah ketika kita ingin menerapkan firman dalam lingkup etika (29-31).
Kedua, kedukaan muncul karena ada kelemahan di pihak orang beriman untuk mampu sungguh mencintai dan melaksanakan firman (25-27, 34-36). Orang beriman masih memiliki berbagai kelemahan dan kecenderungan melanggar firman.
Kerinduan untuk mengerti firman, tidak selalu terjawab dalam pengalaman nyata. Firman kita baca dan renungkan, tetapi kita tidak kunjung memahaminya. Firman ingin kita pegang menjadi prinsip hidup, namun kita tidak teguh hati berpegang kepadanya. Juga sering tidak cukup keberanian untuk memikul segala risiko yang tidak enak.
Anjuran
Jangan berhenti merenungkan firman hanya karena Anda tidak mengerti. Jangan berhenti berjuang menaati firman meski berat risikonya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.