Wisata Religi Pulau Flores
BPOLBF Audiensi dengan Keuskupan Agung Ende, Bahas Wisata Religi Katolik Pulau Flores
BPOLBF melakukan audiensi dengan Gereja Keuskupan Agung Ende untuk memperkuat pengembangan pariwisata religi di Pulau Flores NTT.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Cristin Adal
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus memperkuat langkahnya dalam mengembangkan pariwisata religi di Pulau Flores.
Dalam sebuah audiensi bersejarah di Aula Rumah Bina Kerahiman, Ende, Rabu, 9 Oktober 2024, BPOLBF menggelar diskusi dengan puluhan imam dari Kevikepan Ende, Keuskupan Agung Ende yang bertujuan membangun sinergi antara otoritas pariwisata dan Gereja Katolik untuk memaksimalkan potensi wisata religi yang berakar pada budaya dan spiritualitas lokal.
Audiensi tersebut dihadiri oleh Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD, beserta para imam yang antusias menyambut inisiatif pengembangan wisata religi yang digagas BPOLBF.
Dipandu oleh Vikep Ende, RD Edi Dopo, diskusi berjalan penuh kehangatan dengan banyak ide dan pengalaman yang dibagikan untuk meningkatkan daya tarik Flores sebagai destinasi wisata spiritual.
Baca juga: Pulau Flores Jadi Pusat Wisata Religi Katolik Indonesia, Frans Teguh: Kita Punya Modal Kuat
Plt Direktur BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh, menyampaikan visi besar BPOLBF dalam mengakselerasi pengembangan pariwisata di Pulau Flores.
Salah satu langkah nyata adalah peluncuran program pengembangan pariwisata religi Katolik. Progrma ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus memperkaya spiritualitas masyarakat dan pengunjung.
“Pariwisata tidak hanya soal industri, tapi tentang perjumpaan manusia. Flores punya kekayaan religi seperti gereja-gereja tua, tempat ziarah, prosesi, dan rumah retret yang bisa kita kemas untuk menarik wisatawan tanpa melupakan akar budaya dan sosial masyarakat lokal,” ungkap Fransiskus.
Ia menambahkan, pengembangan pariwisata religi ini tidak hanya akan memberikan pengalaman wisata biasa, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam.
Dengan cara ini, wisatawan yang berkunjung akan lebih dari sekadar menikmati keindahan alam Flores, tetapi juga mendapatkan pengalaman rohani yang kaya.
Baca juga: Uskup Emeritus Gerulfus Kherubim Pairera, Gembala Satu untuk Semua & Pendoa yang Setia
Dukungan Penuh Gereja
Sementara itu, Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD, memberikan apresiasi atas program yang diinisiasi BPOLBF ini.
Menurut Mgr Paul Budi Kleden, pengembangan pariwisata religi merupakan langkah penting tidak hanya dalam menggerakkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkenalkan kekayaan rohani dan budaya Flores kepada dunia.
“Ini pertemuan yang sangat penting. Kami di Gereja siap mendukung pengembangan pariwisata religi ini, karena kekayaan budaya dan rohani Flores memang layak dibagi dengan dunia. Pariwisata religi juga bisa menjadi sarana untuk memperdalam spiritualitas, bukan hanya mendatangkan keuntungan ekonomi,” ujar Uskup Budi.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak agar dampak positif yang sudah dirasakan di Labuan Bajo bisa meluas ke daerah lain di Flores.
Ditambahkan Mgr Paul Budi Kleden, Pulau Flores memiliki alam yang luar biasa indah dan kebudayaan yang tinggi, sehingga membutuhkan promosi dan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menarik wisatawan.
Para imam yang hadir dalam audiensi ini turut menyampaikan gagasan dan harapan mereka, salah satunya adalah pentingnya tindak lanjut nyata di lapangan.
Beberapa gereja tua di Kabupaten Ende diusulkan untuk menjadi bagian dari program pengembangan pariwisata religi ini.
Mereka berharap program ini tidak berhenti pada tataran diskusi, tetapi diwujudkan melalui langkah konkret yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami sangat mendukung program ini, dan berharap BPOLBF bersama pemerintah melalui Dinas Pariwisata bisa segera mengambil langkah nyata untuk mengembangkan situs-situs bersejarah di Ende dan sekitarnya,” ujar salah satu imam.
Dengan komitmen kuat dari BPOLBF dan dukungan penuh dari Gereja Katolik, program pengembangan pariwisata religi di Flores diharapkan tidak hanya mengangkat perekonomian daerah, tetapi juga memperkuat identitas spiritual dan budaya masyarakat setempat.
Berdasarkan data BPOLF tahun 2024, travel pattern pariwisata religi Katolik di daratan Flores-Lembata berjumlah 54 destinasi. Di wilayah Keuskupan Agung Ende yang meliputi tiga kabupaten yakni Ngada, Nagekeo dan Ende sendiri, terdapat 15 destinasi pariwisata religi yang meliputi gereja, rumah ret-ret biara, taman ziarah, seminari dan lain-lain.
Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News
BPOLBF
Wisata Religi PulauFlores
Pulau Flores NTT
Keuskupan Agung Ende
Wisata Flores
NTT
ende
TribunEvergreen
TribunFlores.com
Pertapaan Trappist Lamanabi, Wisata Religi di Ujung Timur Pulau Flores NTT |
![]() |
---|
Pulau Flores Jadi Pusat Wisata Religi Katolik Indonesia, Frans Teguh: Kita Punya Modal Kuat |
![]() |
---|
Mengunjungi Tempat Wudhu Alami di Kaki Gunung Ebulobo, Wisata Religi di Nagekeo NTT Saat Ramadhan |
![]() |
---|
Semana Santa di Larantuka & Logu Senhor di Sikka, Rekomendasi Wisata Rohani Rayakan Paskah 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.