Gunung Lewotobi Erupsi
Korban Erupsi Lewotobi Hidup Susah, Katarina: Kami Tidak Punya Uang, Hasil Panen Tidak bagus
Atap rumah warga di tujuh desa ini mengalami kerusakan sangat parah. Warga hanya bisa pasrah dengan keadaan akibat ketiadaan uang membeli seng.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Warga tujuh desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), hidup dalam kesengsaraan yang cukup panjang akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Atap rumah warga di tujuh desa ini mengalami kerusakan sangat parah. Diantaranya adalah Desa Dulipali, Hokeng Jaya, Klatanlo, Pululera, Boru, Nawokote, dan Boru Kedang.
Meski beberapa warga mulai mengganti atap seng baru karena sebenatar lagi musim hujan, namun sebagian besar warga memilih pasrah karena tak punya biaya. Hasil komoditi tahun ini tak baik-baik saja bahkan terancam gagal panen.
"Kami tidak punya uang. Pendapatan kami tahun ini berkurang karena hasil panen tidak bagus. Kakao, mete, kemiri, sayuran, semua sudah rusak terkena abu," ujar Katarina Nipa Ledjap (33), warga Desa Hokeng Jaya, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Baca juga: Atap SDI Wolorona di Flotim Rusak Parah Akibat Abu Vulkanik Lewotobi, KBM Diliburkan saat Hujan
Seperti warga kurang mampu umumnya yang bermata pencaharian sebagai petani komoditi, Katarina berharap agar pemerintah membantu mereka yang tertimpa bencana erupsi selama 10 bulan terkahir itu.
"Kami sangat berharap para pihak bisa datang lihat kami punya kondisi rumah. Saya dengar kabar bahwa sesaat lagi ada bantuan Rp 800 juta. Kami tentu berterima kasih sekali, tetapi apakah itu cukup menjawab kebutuhan?," celetuknya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, sudah turun ke tujuh desa terdampak guna melakukan identifikasi kerusakan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengatakan berdasarkan hasil identifikasi, tercatat 2.366 rumah warga rusak akibat abu vulkanik.
Rinciannya, jelasnya, Desa Klantanlo (237), Nawokote (334), Hokeng Jaya (311), Boru (687), Pululera (337), Boru Kedang (296) dan Dulipali (164).
Fredy yang juga mantan Camat Wulanggitang ini mengaku pihaknya sedang memvalidasi data untuk dikirim ke Pemerintah Pusat melalui BNPB.
Dia berharap persoalan warga terdampak bisa mendapatkan jawaban positif dari BNPB pasca data tersebut dikirim dalam waktu dekat.
"Kita sementara olah data untuk kirim ke BNPB. Semoga ada hal baik untuk menjawab korban bencana erupsi," ujarnya.
Fredy menambahkan, dalam waktu dekat Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Flores Timur akan merealisasikan bantuan Rp 800 juta melalui program stimulan perumahan swadaya.
"Kita menunggu saja. Untuk jangka pendeknya itu, pemerintah akan ambil lanhkah-langkah, termasuk melalui Dinas Perumahan," katanya.
Fredy juga meminta warga sementara ini bertahan dengan langkah antisipasi mandiri seperti menutup atap bocor dengan terpal.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.