Berita TTU
Kisah Perjalanan Bitobe FC dalam Balutan Kultur Sepak Bola di Banain TTU
Puncaknya pada Tahun 2015 Ketika Banain sudah tergabung dalam wilayah Kecamatan Bikomi Utara, Banain berhasil menyabet juara 1 dalam
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, TTU - Tim Sepak Bola Mini Bitobe FC sukses meraih juara 2 dalam Turnamen Ebanesia Cup 1 tahun 2024. Tim yang bermarkas di Desa Banain, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT ini keluar sebagai juara 2 usai kalah dalam laga adu pinalti dengan skor 3-0.
Pada partai final, Selasa, 15 Oktober 2024 di Desa Eban, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten TTU, tim yang dinahkodai Manager Edisius Kefi ini bertemu PS Tuabatan. Kedua Tim bermain imbang dalam waktu normal dengan skor 1-1.
Demikian cuplikan berita dalam laman media Pos Kupang, 16 Oktober 2024.
Berbicara tentang Bitobe FC adalah berbicara tentang Banain. Bitobe FC adalah representasi dari Banain. Perjalanan Banain dalam dunia sepak bola dapat tercermin lewat perjuangan Bitobe FC saat ini.
Baca juga: Tak Lanjut Kuliah karena Bola Kaki, Efrem Abi asal Banain NTT, Lolos Seleksi Pra PON 2023
Puluhan tahun silam, Banain telah mengenal olahraga Sepak Bola. Banain yang terdiri dari 3 desa, Banain A, B dan C, terbilang memiliki keunikan dalam menempatkan olahraga Bola Kaki sebagai "ajang" yang bukan hanya untuk menguras stamina atau memperoleh kemenangan saja namun lebih daripada itu sebagai kesempatan membangun kultur sepak bola yang dilandaskan pada semangat persaudaraan demi membangun dan mengharumkan nama kampung.
Topografi wilayah Banain sangat tidak strategis bagi tumbuhnya olahraga sepak bola. Namun, kreatifitas warga Banain mampu mengatasi persoalan itu.
Buktinya, warga Banain pada puluhan tahun lalu telah membangun satu lapangan, lapangan itu biasa disebut lapangan Sibnia atau bisa juga lapangan SDK Banain merujuk pada lokasi keberadaan lapangan itu.
Dari lapangan tersebut lahirlah tunas-tunas muda yang saat ini mengharumkan nama Banain di kancah TTU dan Indonesia.
Semasa masih terdaftar secara administratif sebagai salah satu wilayah dari Kecamatan Miomafo Timur, sepak terjang Banain dalam mengolah si kulit bundar cukup diperhitungkan.
Nama-nama beken seperti, Fanus Kolo (Fanko), Rudi Kefi, Om Pit, Om Hila dan Pelatih Om Klemens semacam menjadi brand yang cukup dikenal oleh orang luar. Tentunya nama-nama ini didukung oleh nama-nama lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Tiap kali bertanding, Banain selalu lolos babak gugur bahkan mencapai final dalam sebuah turnamen sepak bola, baik 17-an maupun turnamen sejenis lainnya.
Puncaknya pada Tahun 2015 Ketika Banain sudah tergabung dalam wilayah Kecamatan Bikomi Utara, Banain berhasil menyabet juara 1 dalam turnamen 17 Agustus-an yang saat itu digelar di kecamatan tetangga, Kecamatan Miomafo Timur.
Prestasi ini terbilang langka dan menyejarah. Terlalu sulit untuk dilupakan, mengingat prestasi sebelumnya yang kadang hanya mencapai runner up.
Banain dari wilayah tertinggal dan terisolasi karena infrastruktur yang tak diperhatikan berusaha berbicara lewat sepak bola.
Tiap kali mengikuti turnamen, anak muda Banain selalu jalan bersama, jika ada hal yang kurang seperti dana atau pun makan-minum, diatasi bersama-sama dengan cara "patungan" juga melalui sokongan dana dari senior maupun aparat pemerintah desa.
Jatuh bangun, selama bertahun-tahun tak menyulutkan asa Banain untuk menunjukkan eksistensi diri lewat sepak bola.
Kini olahraga di Banain makin berkembang. Jika dulu hanya berfokus pada Sepak Bola dan Bola Volley, sekarang merambah ke olahraga sepak bola mini (futsal).
Sepak Bola, bagi warga Banain seperti adat. Dia itu (red= sepak bola) melekat. Dalam sepak bola Harga diri dipertaruhkan untuk itu tak ada kata menyerah jika kalah dan tak ada kata puas jika sudah menang.
Dalam sepak bola pun persaudaraan dipupuk. Sikap saling membantu pun dibangun.
Banain dari ujung batas, selalu berusaha melampaui stigma sebagai kampung pinggiran menjadi kampung yang dikenal dengan prestasi. Dan perjuangan Banain kini dilanjutkan oleh Bitobe FC.
Bitobe FC
Klub ini dibangun untuk menyatukan anak-anak di 3 desa yakni Banain A, B dan C.
Awal dibangun sekitar Tahun 2015 lalu (kalau tidak salah) klub ini mulai berkiprah di turnamen-turnamen besar di Kota maupun kecamatan Lain.
Salah satu turnamen yang diikuti yakni Piala Bupati TTU dan Turnamen 17-an di beberapa kecamatan.
Memang sulit jika memulai namun jika konsisten akan menuai hasil yang baik. Begitupun dengan Bitobe FC, awal-awal tertatih-tatih dan minim prestasi namun klub ini konsisten untuk menambah jam terbang.
Maka dari itu, selain turnamen sepak bola besar ada juga ada turnamen sepak bola mini yang diikuti.
Terkadang tim ini mencari pengalaman di wilayah perkotaan dengan cara menyewa lapangan-lapangan futsal di kota untuk bertanding, tentu dengan dana seadanya dari hasil kumpul atau patungan.
Seiring berjalannya waktu Bitobe FC mulai berbenah terutama ketika bergabungnya para pemain yang pernah menimba pengalaman di luar daerah seperti Yogja. Sebut saja Andri Sae, Yan Sila dan yang lainnya.
Di samping itu, tidak boleh dilupakan Jasa seorang Edisius Kefi sebagai manager yang selalu hadir memberikan support dan membuka akses.
Pelan namun pasti prestasi pun akhirnya diraih pada saat ini.
Lewat Bitobe FC Banain hadir memperkenalkan diri sebagai daerah di Wilayah Batas dengan akses jalan yang sulit karena dianaktirikan Pemerintah Kabupaten TTU.
Lewat Bitobe FC anak-anak Banain belajar, bersosialisasi membangun jaringan untuk masa depan yang lebih baik.
Perjalanan belum berakhir teman-teman, prestasi saat ini awal dari perjalanan menuju "kesuksesan untuk semua."
Jika berbicara di forum publik tidak didengar biarlah lewat sepak bola telinga dan hati dunia digugah.
Lewat sepak bola Banain dikenal luas.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.