Gunung Lewotobi Erupsi
DPRD dan Pemda Flotim Anggarkan Rp 3,2 M Beli Mobil, Biaya Perbaikan Atap Korban Erupsi Rp 800 Juta
Warga Flores Timur disebut sudah mengetahui kesepakatan DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur soal pengadaan 5 unit mobil baru.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur sepakat mengalokasikan anggaran Rp 3,2 miliyar membeli 5 unit mobil baru untuk tiga pimpinan DPRD, bupati dan wakil bupati periode 2024-2029.
Anggaran untuk 5 unit mobil baru itu menuai perhatian publik di Flores Timur di tengah masalah bencana alam, erupsi Gunung Lewotobi yang membutuhkan lebih besar bantuan pemerintah untuk rehabilitas dan rekonstrkusi pasca bencana ini.
Korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-kaki kian menderita sekitar sepuluh bulan terakhir. Atap rumah warga di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang sudah rusak berat.
Baca juga: Atap Bocor, Lumpur Gunung Lewotobi Genangi Rumah, Warga Menderita
Berdasarkan identifikasi BPBD Flores Timur, kerusakan di tujuh desa terdata 2.366 rumah. Ironisnya, korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki hanya diberikan bantuan stimulan berupa pengadaan atap seng sebesar Rp 800 juta.
Kepala Dinas (Kadis) Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Flores Timur, Eduard Fernandez, mengaku bantuan Rp 800 juta dalam bentuk barang diprioritaskan bagi korban rentan yang tinggal dalam keadaan atap rusak berat.
"Anggaran yang ada tentunya tidak signifikan membantu semua. Butuh anggaran besar, maka kita minta kepala desa memastikan prioritas rumah yang harus dibantu. Tentunya memperhatikan tingkat kerusakan, lalu aspek lain seperti kaum rentan, ibu hamil, orang cacat, anak-anak kecil. Itu menjadi kriterianya," ujar Eduard, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Kenyataan ini menambah kekecewaan publik khususnya korban bencana. Namun apa boleh buat, Lembaga DPRD masa bakti 2019-2024 bersama Pemerintah Daerah sudah sepakat.
Baca juga: Warga 5 Desa di Talibura, Sikka Terserang Penyakit Akibat Terpapar Abu Vulkanik Gunung Lewotobi
Meski demikian, banyak pihak menilai para pengambil keputusan terkesan boros bahkan tak memprioritaskan kepentingan publik, apa lagi kondisi keuangan daerah yang terbatas.
"Uang dinas ada, lalu tunjangan bagi mereka juga sangat mendukung. Tapi kenapa harus beli mobil baru lagi," sesal Direktur Yayasan Ayu Tani Mandiri, Thomas Uran.
Kekesalan warga tak bisa terbendung hingga mereka meminta kebijaksanaan pemerintah terhadap nasib ribuan manusia yang bertahan di dalam rumah yang penuh lumpur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.