Gunung Lewotobi Meletus
Kisah Anak-anak Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Rindu Kembali ke Sekolah
Data yang diperoleh, di Kecamatan Wulanggitang, ada sebanyak total 41 fasilitas pendidikan bangunan sekolah, yang terdampak.
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Meletusnya Gunung Lewotobi Laki-laki pada 3 November 2024 lalu membawa duka bagi ribuan warga Flores Timur.
Tangisan dan air mata mengucur deras dari warga terdampak erupsi entah untuk melepas pergikan sanak keluarga yang meninggal maupun meratapi harta benda yang hangus ditelan badai letusan merapi Lewotobi.
Penderitaan itu ternyata juga dirasakan oleh anak-anak sekolah yang turut diungsikan akibat badai letusan yang dahsyat itu. Beberapa kelompok mengungsi di Flores Timur beberapa kelompok lainnya mengungsi di Wilayah Kabupaten Sikka, termasuk di Posko Boganatar.
Jumlah anak-anak sekolah yang mengungsi di Posko Boganatar cukup banyak.
Baca juga: Cerita Tim SAR Terjebak saat Evakuasi Warga Ditengah Hujan Abu, Pasir dan Kerikil Gunung Lewotobi
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti kepada Tribunews.com beberapa waktu lalu mengungkapkan secara keseluruhan, terdapat 63 fasilitas sekolah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Data yang diperoleh, di Kecamatan Wulanggitang, ada sebanyak total 41 fasilitas pendidikan bangunan sekolah, yang terdampak.
"Itu TK 20 unit, SD 15 unit, SMP 3 unit, SMK dan SMA 3 unit. Kemudian totalnya itu siswanya ada 3.117 siswa dengan rincian 490 siswa taman kanak-kanak, 1.717 siswa SD, 910 siswa SMP dan untuk SMA dan SMK belum diketahui,” ujar Abdul Mu’ti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa 5 November 2024 lalu.
Kami Rindu ke Sekolah
Bencana yang tak terduga ini memupuskan harapan para siswa terkhusus didaerah terdampak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Para siswa terpaksa berhenti bersekolah dan diliburkan dikarenakan situasi yang tak menentu dan setiap waktu mengancam nyawa.
Para siswa yang diungsikan mulai diliputi rasa gundah gulana lantaran tak kunjung mendapatkan pendidikan seperti biasanya. Para siswa mulai dilanda kerinduan akan suasana sekolah seperti dulu.
"Kami kami rindu ke sekolah untuk bertemu dengan teman-teman karena di sini sepi, " ungkap Chen, Siswi SMPK Sanctissima Trinitas bersama teman-temannya saat disambangi TRIBUNFLORES.COM, Jumat 8 November 2024.
Chen bersama anak-anak yang lain merasa hampa karena merasakan suasana yang sangat berbeda pasca letusan gunung api Lewotobi.
"Disini kami hanya diberi tugas, lalu untuk keseharian kami hanya duduk dengan teman-teman saja," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.