Misa Hari Minggu
Teks Misa Minggu 10 November 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik
Mari simak teks misa Minggu 10 November 2024.Mari simak teks misa Minggu 10 November 2024.Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks misa Minggu 10 November 2024.
Teks misa lengkap Renungan Harian Katolik.
Teks misa disiapkan untuk hari biasa XXXII tahun B.
Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Baca juga: Renungan Katolik Sabtu 9 November 2024, Masuk Rumah Tuhan dengan Penuh Khidmat
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab.
Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa;
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Kita memasuki Hari Minggu Biasa Ketigapuluh dua dalam masa Biasa. Bacaan-bacaan suci mengajak kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita untuk Tuhan dan sesama. Dalam bacaan pertama, kita akan mendengarkan kisah seorang janda yang diselamatkan Tuhan padahal ia hanya memiliki segenggam tepung untuk roti. Ia sudah siap untuk mati karena musim kelaparan masih panjang.
Ternyata ia diselamatkan oleh Tuhan, dengan perantaraan nabi Elia. Dalam bacaan Injil kita akan mendengarkan kisah seorang janda yang memasukkan uang dua peser ke dalam peti persembahan. Ia memberikan seluruh yang ia punya bagi Tuhan. Kisah ini mengajak kita untuk menempatkan Tuhan sebagai
yang terbaik dalam hidup kita. Kita memberikan seluruh diri kita bagi Dia yang menjamin hidup kita. Tuhan sendiri menunjukkan keprihatinan-Nya kepada kita dengan mengutus Yesus untuk menyelamatkan kita. Kita akan mendengarkan refleksi Rasul Paulus dalam bacaan kedua, yang menegaskan bahwa Yesus wafat bagi keselamatan kita. Mari kita bersyukur atas rahmat keselamatan ini di dalam perayaan ini. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Ya Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Yesus Putra-Mu untuk menebus kami. Ia telah mengorbankan hidup-Nya agar kami selamat. Semoga kami tahu berterima kasih atas rahmat keselamatan ini dengan senantiasa memasrahkan diri kami kepada-Mu.
Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA (1Raj. 17:10-16)
L : Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja Sekali peristiwa, Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar
kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 146:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10
Dia menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung, (Refren)
TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk,
TUHAN mengasihi orang-orang benar. TUHAN menjaga orang-orang asing. (Refren)
Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! (Refren)
09. BACAAN KEDUA (Ibr. 9:24-28)
L : Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani. Saudara-saudari, Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita
sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Mat 5:3)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, Karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
U : Alleluia
11. INJIL (Mrk. 12:38-44)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah jandajanda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana
orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita barusan mendengarkan bacaan Injil tentang janda yang mempersembahkan seluruh dirinya bagi Tuhan dengan memberikan dua peser yang ia miliki. Mari kita lihat satu dua poin dari kisah ini untuk kehidupan iman kita. Pertama, perempuan dan uang dua peser. Dalam budaya Yahudi masa itu, janda adalah orang yang tidak
memiliki apa-apa. Kehidupan seorang perempuan bergantung dari suami karena seluruh kekayaan dan warisan ada pada laki-laki. Kalau suaminya meninggal, makai a bergantung dari putra sulungnya, yang mewarisi harta sang suami. Janda dalam kisah ini memberikan dua peser, mata uang terkecil di masa itu. Ia memberikan segala yang ia punya. Mungkin saja ia berusaha menyimpannya agar ia bisa memasukkannya ke dalam peti. Uang
persembahan itu kemudian digunakan untuk kepentingan pemeliharaan Bait Suci. Kita bisa menarik contoh dari janda ini. Dia masih sempat memikirkan sumbangannya bagi kepentingan bersama. Ia ingin berpartisipasi kebersamaan. Sedapat mungkin ia memberikan yang ia miliki agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita pun bisa melakukan hal yang sama. Kita bisa memberikan sumbangan sejauh bisa bagi kebersamaan kita. Sekecil apapun sumbangan kita, itu akan amat berguna bagi kebersamaan. Kehadiran kita adalah sumbangan yang terbesar dalam kebersamaan. Sebagaimana perempuan itu hadir di Bait Allah, pertama-tama, kita pun bisa menyumbangkan kekuatan dengan hadir dalam kebersamaan, sehingga kita bisa melakukan apa yang baik bagi kebersamaan. Itulah pemberian seluruh diri kita. Kedua, peti persembahan. Yesus memperhatikan bahwa banyak orang memasukkan uang ke dalam peti persembahan, termasuk sang janda. Ada yang memberi banyak, tetapi seperti janda, ada yang memberi sedikit. Semuanya memberikan sumbangan dan memasukkannya ke dalam peti. Peti itu menerimanya tanpa mengeluh karena pemberian yang tidak banyak. Ia menerima semuanya, termasuk mungkin pemberian itu diberikan dengan hati yang tidak ikhlas. Ia tetap menjadi peti yang menerima persembahan di Bait Allah. Kita bisa belajar juga dari peti persembahan ini. Dalam hidup, kita menerima banyak sekali masukan atau pemberian dari sesama kita. Masukan itu ada yang besar, ada yang kecil. Ada yang diberikan dengan hati yang tulus, ada yang dengan mengeluh, dan sebagainya. Kita tidak bisa menuntut orang untuk memberikannya sesuai dengan keinginan kita. Kita mungkin hanya bisa menerimanya. Yang kita bisa buat adalah menerima semuanya dan mengolah agar kita bisa menjadi semakin kaya oleh pemberian sesama dan tetap menjadi peti persembahan yang suci di hadapan Tuhan. Sama seperti peti persembahan yang menerima apa saja, semoga kita pun menerima orang lain apa adanya dan berusaha untuk mengolah diri kita agar kita tetap menjadi peti persembahan yang kudus di hadapan Tuhan. Tuhan kiranya membantu anda dalam upaya baik ini. Selamat menjadi peti persembahan yang suci.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa di surga, yang selalu setia mengasihi kita.
P : Bagi Bapa Suci, para Uskup, para imam, dan diakon. Kita berdoa bagi para gembala dan pemimpin Gereja agar mereka tetap diberikan ketabahan hati dalam tugas pewartaan dan kemampuan memberi kesaksian tentang kabar gembira Kristus. Marilah kita mohon….
P : Bagi para pemimpin bangsa. Semoga mereka diterangi oleh Roh Tuhan dan senantiasa didampingi dalam perjuangan mereka untuk memerangi kemiskinan dan kelaparan, ketidakadilan dan penindasan. Marilah kita mohon….
P : Bagi orang-orang yang menderita. Semoga orangorang yang menderita mendapatkan perhatian yang tulus dari sesama agar mereka menghadapi penderitaannya dengan tabah sampai menemukan jalan keluar yang membahagiakan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita tidak menjadikan kekurangan atau kelemahan kita sebagai alasan
untuk lalai berbuat baik melainkan tetap yakin akan kelimpahan anugerah Tuhan yang menguatkan kita.
Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahasetia, teguhkanlah dalam diri kami kerelaan dan ketulusan hati untuk berbagi
dengan sesama, Berkenanlah mengabulkan doadoa yang kami panjatkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada kita, umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia selalu membimbing kita dalam segala tingkah dan perbuatan kita. Maka marilah kita memuji Dia:
Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Allah yang maha pengasih dan penyayang, Engkaulah penyelenggara segala sesuatu dalam hidup kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau menciptakan kami dan menganugerahi kami
kehidupan. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau
menyelamatkan kami. Bahkan Putra-Mu yang tunggal Engkau serahkan untuk kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Dan seperti belum cukuplah kebaikan-Mu kepada kami, Engkau masih mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk menyempurnakan rencana penyelamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Setiap hari kami Engkau limpahi dengan karunia dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas sehari-hari, yakni berbakti kepada-Mu dan melayani sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa
Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan bernyanyi:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI
Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. -------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI
Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN
Berlutut/berdiri Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Syukur
21. MENDOAKAN MAZMUR 34
P : Marilah kita mendoakan bersama-sama Mazmur 34:2-10. Yang ada Alkitab, kita buka dan kita doakan bersama-sama. Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati
mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
22. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, kemiskinan dan kekurangan tidak boleh menjadi halangan untuk bermurah hati. Kita tidak perlu merencanakan dan menunggu sampai semuanya cukup barulah kita mau memberikan sesuatu kepada Tuhan dan sesama. Ketulusan hati dalam memberikan apa yang dapat kita beri, merupakan nilai yang penting dan berharga. Nilai pemberian itu ditentukan oleh sikap hati pemberinya. Mari kita saling menolong dan saling berbagi dalam kehidupan kita.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Allah yang kekal, kami berterima kasih untuk santapan Sabda dalam perayaan ini. Semoga kami selalu mampu untuk menolong satu sama lain dalam kehidupan kami, terutama di masa pandemi ini, sebagai tanda kami mencintai-Mu sepenuhnya.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
24. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai
U : Syukur kepada Allah
25. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
26. LAGU PENUTUP
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.