Hari Guru di Ende

Cerita "Tamparan" Guru Agama SMAN 1 Ende kepada Sang Senator AWK

Puluhan guru SMA Negeri 1 Ende pagi itu terlihat mengenakan baju kebesarannya yakni baju PGRI. Sedangkan ratusan pelajar terlihat begitu antusias

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
GURU DEDIKASI - Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Ende saat memberikan hadiah kepada Lita Lambertus, S.Ag, guru agama SMA yang terpilih sebagai guru dengan dedikasi terbaik versi pelajar SMA Negeri 1 saat peringatan Hari Guru, Senin, 25 November 2024. 

Tempelengi dari sang guru bukan merupakan bentuk kekerasan tetapi mendidik dengan cara yang berbeda dengan harapan murid-murid bisa berhasil melebihi sang guru dan itulah yang dirasakan Anjelo Wake Kako saat ini.

 

 

Baca juga: Petani di Manggarai NTT Dilatih Budidaya Jagung Berbasis Good Agriculture Practice 

 

Anggota DPD RI, Anjelo Wake Kako, saat dikonfirmasi TribunFlores.com, Senin, 25 November 2024 siang melalui telepon selulernya sempat tertawa dari balik telepon genggamnya saat mengingat kembali momen kala itu.

"Luar biasa, itu saya punya guru itu, tapi saya pikir semua orang di profesi manapun itu tentu tidak terlepas dari jasa seorang guru, tapi memang kita juga sedang berhadapan dengan tuntutan perjuangan yang harus kita perjuangkan soal dunia gelap pendidikan hari ini dimana nasib para guru yang terus menjadi problema tahunan dan kita terus menyuarakan tapi belum selesai, harapannya pemerintah yang baru ini bisa diselesaikan persoalan kesejahteraan para guru ini," ujar AWK.

Dikisahkan AWK, saat masih duduk di bangku SMA, dia termasuk anak bandel dalam lingkungan sekolah.  Sambil tertawa, sang senator kembali mengenang masa sekolah yang membentuk dirinya menjadi orang sukses seperti saat ini.

"Saya inikan termasuk anak nakal di SMA Negeri 1 di jamannya, dari bapa tua omong itu betul, beliua inikan guru agama, saya jarang masuk kelas karena sibuk main bola di lapangan basket di belakang sekolah itu, kadang masuk terlambat, kadang bertanya yang aneh-aneh, jadi sering beliau tempeleng itu sering, tapi itulah, tempeleng itu yang membuat kita sadar jadi tempeleng dan pukulan guru-guru itu yang membuat kita sadar dan ada proses refleksi dari tempeleng itu sebenarnya," kisah AWK.

Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan apresiasi serta rasa hormatnya kepada semua guru di NTT.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved