Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Kamis 28 November 2024, Bangkitlah, Angkatlah Mukamu
Mari simak renungan harian Katolik Kamis 28 November 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu bangkitlah, angkatlah mukamu.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Kamis 28 November 2024.
Tema renungan harian Katolik yaitu bangkitlah, angkatlah mukamu.
Renungan harian katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.
Renungan harian katolik ada di bagian akhir artikel ini.
Baca juga: Renungan Katolik Kamis 28 November 2024, Penyelamatanmu Sudah Dekat
Kamis 28 November 2024 merupakan hari Kamis biasa XXXIV, Santa Katarina Laboure, perawan, dengan warna liturgi hijau.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Kamis 28 November 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Wahyu 18:1-2,21-23;19:1-3,9a
Kota Raya Babilon jatuh.
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat turun dari surga. Ia mempunyai kekuasaan besar, dan bumi menjadi terang karena kemuliaannya. Ia berseru dengan suara nyaring, katanya, “Sudah roboh, sudah robohlah Babel, kota besar iru!
Kota itu telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat, dan tempat bersembunyi semua roh najis dan segala burung yang najis yang dibenci.” Dan tampaklah seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya, “Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dicampakkan dengan keras ke bawah, dan takkan diketemukan lagi.
Suara para pemain kecapi, para penyanyi, para peniup seruling dan sangkakala, takkan terdengar lagi di dalammu. Tak seorang pun ahli kesenian akan diketemukan lagi padamu.
Pun suara kilangan takkan terdengar lagi di dalammu. Cahaya lampu takkan bersinar lagi dan suara pengantin pria dan mempelai wanita takkan kedengaran lagi di dalammu. Sebab para pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi dan oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan.”
Kemudian aku mendengar seolah-olah ada suara yang nyaring, seperti suara himpunan besar orang banyak di surga, katanya, “Alleluya. Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita, sebab besar dan adillah segala penghakiman-Nya.
Sebab Dialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusak bumi dengan percabulannya. Dialah yang telah membalas darah hamba-hamba-Nya kepada pelacur itu.” Dan untuk kedua kalinya mereka berkata, “Alleluya! Ya, asap Kota Babel naik selama-lamanya.” Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 100:2,3,4,5
Ref. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba.
Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita.; datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yang menjadikan kita. Punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya; kesetiaan-Nya tetap turun-menurun, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil Lukas 21:28b
Ref. Alleluya, alleluya.
Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatmu sudah dekat.
Bacaan Injil Lukas 21:20-28
Yerusalem akan diinjak-injak oleh para bangsa asing sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota.
Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis. Celakalah para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa itu! Sebab kesesakan yang dahsyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka akan menimpa bangsa ini.
Mereka akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”
Dan akan tampaklah tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena kuasa-kuasa langit bergoncangan.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Adalah Khalil Gibran. Pada suatu kesempatan ia berkata: “Orang-orang optimis
melihat bunga mawar, bukan durinya. Orang-orang pesimis terpaku pada duri
dan melupakan mawarnya.” Perkataan ini memang sangat sederhana tetapi
mendalam. Banyak kali kita menjadi serupa dengan orang-orang yang selalu
optimis dan memiliki harapan yang besar. Orang-orang seperti ini selalu melihat
bunga mawar bukan durinya yang tajam. Bunga mawar itu begitu unik dan
indah. Bunga-bunganya berwarna, ada yang merah, ungu, putih dan lain
sebagainya, yang turut memperindah kelopak bunga mawar.
Inilah orang-orang optimis yang melihat secara keseluruhan bunga mawar mulai dari pohon hingga
bunganya yang Indah. Bagaimana dengan orang-orang pesimis? Orang-orang
pesimis hanya melihat durinya saja dan mengabaikan bunga mawar yang begitu
indah secara keseluruhan. Mereka hanya mengenal mawar sebagai bunga yang
menakutkan karena berduri. Sebab itu mereka selalu berhati-hati mendekati
bunga ini. Memang kedengarannya lucu, tetapi itulah manusia. Bunga yang
indah tetapi hanya dikenal sebagai bunga berduri tajam.
Apakah anda termasuk orang yang optimis atau pesimis? Apakah anda melihat
mawar sebagai bunga yang indah atau hanya melihat mawar sebagai bunga
yang duri-durinya menakutkan. Jawaban atas pertanyaan ini akan tepat
berdasarkan refleksi dan pengalaman pribadi kita masing-masing. Anda seorang
yang penuh optimis dan harapan untuk menjadi yang terbaik karena melihat
mawar sebagai bunga. Anda seorang yang penuh pesimis karena hanya terpaku
pada duri-duri mawar.
Dalam pengalaman praktis, kita sering menjadi optimis
karena melihat sesama sebagai manusia yang memiliki kekhasan sebagai
individu dan berusaha untuk menerimanya apa adanya. Setiap pengalaman
penderitaan, kemalangan dan kegagalan adalah peluang untuk menjadi yang
terbaik. Tidak ada ketakutan dalam ensiklopedi hidupnya. Hal ini berbeda
dengan orang pesimis. Mereka akan berhenti pada penderitaan, kemalangan dan
kegagalan. Bagi mereka sekali menderita tetap menderita, sebuah takdir, tidak
akan ada perubahan yang signifikan dalam hidup ini.
Selama hari-hari terakhir masa liturgi kita ini, Tuhan membimbing kita untuk
memilih apakah kita mampu menjadi pribadi yang optimis atau pesimis.
Penginjil Lukas menggambarkan situasi chaos yang akan terjadi pada saat
menjelang hari Tuhan. Tanda-tanda situasi chaos yang dimaksud adalah:
Pertama, Yerusalem akan dikepung oleh tentara hingga mereka
meruntuhkannya. Hal ini sungguh terjadi pada tahun 70M.
Kedua, karena situasi
chaos di Yerusalem maka sepertinya terjadi sebuah goncangan yang dahsyat di
Israel. Orang-orang Yudea berlarian ke pegunungan, orang-orang di kota
mengungsi, orang-orang kampung dilarang berurbanisasi. Mengapa ada
larangan ini? Yesus mengatakan bahwa ini adalah masa pembalasan dalam
pengadilan terakhir. Ketiga, Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa
asing yang tidak mengenal Allah. Hal ini berdampak pada penderitaan yang akan
dialami kaum ibu, masyarakat akan Tewas oleh mata pedang dan menjadi
tawanan bangsa asing itu. Keempat, ada fenomena alam khususnya tanda-tanda
yang akan terjadi pada matahari, bulan dan bintang. Di bumi sendiri ada deru
dan gelora laut. Kuasa-kuasa langit bergoncang.
Akibatnya adalah rasa takut dan cemas menguasai manusia di bumi ini sehingga berujung pada kematian. Semua situasi yang menakutkan ini menjadi awal untuk menyambut kedatangan
Anak Manusia. Dalam suasana chaos yang menakutkan ini, orang akan melihat
Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan
Nya. Tentu saja orang-orang yang menyaksikannya diliputi rasa takut yang
mencekam.
Namun demikian kita harus percaya bahwa ini adalah tanda Tuhan
Yesus datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Maka yang harus kita
miliki bukanlah rasa takut melainkan perasaan optimis. Ciri khas orang optimis
di hadirat Tuhan adalah: “Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab
penyelamatanmu sudah dekat”. Perkataan Tuhan Yesus ini menjadi nyata ketika
para murid Yesus menyaksikan sendiri kenaikan-Nya ke surga di mana mereka
„menatap ke langit‟ (Kis 1:10). Menatap ke langit adalah optimisme sebagai
pengikut Kristus, meskipun penderitaan dan kemalangan akan menimpa para
murid Yesus di masa depan.
Gereja dalam sejarahnya sudah membuktikan semua ini. Pengalaman
penderitaan, kemalangan dan kegagalan tidak menjadi alasan untuk menjadi
manusia yang pesimis. Tuhan Yesus sendiri mengalaminya dan
memenangkannya dengan gemilang. Kita mengikuti-Nya dari dekat dan
bersamanya kita akan menjadi „lebih dari pemenang‟. Santu Paulus
mengatakan: “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang
menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Rom 8:37). Ya, kita memang lebih
dari pemenang! (https://pejesdb.com/2019/11/28)
Missio:
Jadilah orang beriman yang penuh optimis dan harapan untuk menjadi yang
terbaik.
Doa:
Allah Bapa sumber sukacita, Engkau berkenan mengundang kami ikut serta dalam perjamuan Anak Domba.
Semoga dengan anugerah ini, kami semakin diteguhkan untuk mewartakan sukacita injil di tengah dunia. Demi Kristus Tuhan kami...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Kamis. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.