Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Selasa 2 Desember 2024, Pergilah Kita Diutus 

Mari simak renungan harian Katolik Selasa 2 Desember 2024.Tema renungan harian Katolik pergilah kita diutus.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Selasa 2 Desember 2024.Tema renungan harian Katolik pergilah kita diutus. 


Mzm 117:1    Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

Mzm 117:2    Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!


Injil Katolik

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Renungan Katolik

Meditatio: 

Penginjil Markus (16:15-20)mengisahkan bahwa sebelum Yesus terangkat 
ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah, Ia mengutus para murid-Nya 
sambil berkata, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada 
segala makhluk.” Mewartakan Injil kepada segala makhluk adalah tugas 
pengutusan semua murid Yesus, bukan hanya tugas para rasul yang 
hidup pada zaman Yesus. Dengan menerima Sakramen Baptis, kita yang 
hidup pada zaman ini pun mengemban tugas pengutusan tersebut. 
Para Bapa Konsili Vatikan II menegaskannya dalam Dekrit tentang 
Kegiatan Misioner Gereja (Ad Gentes).

Seluruh Gereja bersifat misioner, dan karya mewartakan Injil merupakan tugas umat Allah yang 
mendasar (AG, 35). Perlu dicatat bahwa sifat misioner tersebut 
termeterai pada diri seluruh Gereja. Artinya, Setiap anggota Kristus yang 
hidup, semua orang beriman, yang melalui Baptis, Penguatan dan Ekaristi 
disaturaga-kan dan diserupakan dengan Dia, terikat kewajiban untuk 
menyumbangkan tenaga demi perluasan dan pengembangan Tubuh-Nya, 
untuk menghantar-Nya selekas mungkin kepada kepenuhan-Nya (Ef 
4:13) [AG, 36). “Terikat kewajiban”, artinya, ada suatu keharusan yang 
melekat dalam diri setiap anggota Gereja. 

Ada banyak cara untuk melaksanakannya. Tugas pengutusan ini tidak 
hanya terbatas bagi para misionaris yang pergi ke tempat yang jauh 
untuk menyerukan nama Yesus. Dengan melaksakan firman-firman-Nya 
dalam kehidupan sehari-hari, entah di mana pun kita berada, ini juga 
merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan tugas pengutusan tersebut. 
Ketika kita mau mengampuni kesalahan sesama, ketika kita membantu 
orang tua membersihkan rumah, ketika kita menghibur sesama yang 
sedang bersedih, ketika kita menjaga kelestarian alam dengan tidak 
membuang sampah sembarangan, itu semua juga merupakan bentuk
bentuk nyata pelaksanaan tugas “pergi ke seluruh dunia untuk 
memberitakan Injil Tuhan kepada segala makhluk”. 

Hari ini kita mengenang Santo Fransiskus Xaverius, pelindung karya misi. 
Dia pernah disebut misionaris terbesar setelah Rasul Paulus. Memang, 
misinya luar biasa: dari India, Malaka, Indonesia (khususnya Ambon, 
Ternate, dan Morotai), Jepang, sampai berakhir saat ingin menginjili Cina. 
Dia taat pada perintah Tuhan yang bangkit, “Pergilah ke seluruh dunia, 
beritakan Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis 
akan diselamatkan.” 

Fransikus meninggalkan kehidupan mapan di negerinya (Spanyol) untuk 
mewartakan Injil dan membaptis ribuan orang di Asia. Pewartaannya 
mengubah gaya hidup para pendengarnya. Mengapa? Sebab dia menyapa 
hati mereka yang haus akan kebenaran dan kesejatian. Dia juga 
“berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru,” sebab dia mempelajari 
bahasa-bahasa tempat dia bekerja. Dia pelopor pewartaan iman yang 
mengakar dalam budaya setempat. Dia menghadirkan Injil yang 
membumi. Banyak juga kesaksian bahwa Fransiskus membuat banyak 
mukjizat dan penyembuhan. 

Para martir dan misionaris mengajarkan kita banyak hal. Pertama, 
pewartaan Injil itu bukanlah tugas sampingan, tetapi tugas utama semua 
orang beriman. Itulah mandat Tuhan yang bangkit. Kita adalah orang 
celaka jika tidak mewartakan Injil.

Kedua, hidup mereka menjadi bukti nyata bahwa hal mengikuti Tuhan itu bukan sesuatu yang di luar jangkauan. Semua orang dapat menjadi martir, pewarta, dan misionaris, 
sesuai dengan kemampuan dan lingkungannya. Ketiga, Tuhan bukan saja 
menugaskan kita, tetapi juga memampukan kita. Ia tidak memilih orang 
yang berkualitas, tetapi justru membuat berkualitas orang-orang yang 
dipilih-Nya. Pertanyaannya tentu saja: apakah Anda dan saya siap? 
(https://www.lbi.or.id/2018/12/03 dan /2024/04/25) 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved