Banjir di NTT
Rumah Warga Eks Timor-Timur di Kupang NTT Rusak Usai Dilanda Banjir, DPRD Nilai Pekerjaan Buruk
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kupang pada Sabtu 30 November 2024 kemarin mengakibatkan banjir melanda kawasan perumahan 2100 yang diban
Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen
TRIBUNFLORES.COM, OELAMASI - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kupang pada Sabtu 30 November 2024 kemarin mengakibatkan banjir melanda kawasan perumahan 2100 yang dibangun pemerintah pusat bagi warga eks Timor Timur.
Usai banjir, DPRD kabupaten Kupang bersama Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan melakukan kunjungan kesana setelah melihat kondisi banjir sebelumnya pada Selasa, 3 Desember 2024.
Dari hasil kunjungan itu banyak temuan yang mereka lihat seperti tembok rumah yang retak dan nyaris roboh, infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan lapen yang baru dikerjakan dan tembok penahan dalam keadaan rusak parah.
Baca juga: Kunjungan Perdana Presiden Prabowo ke NTT, Disambut Pangdam IX/Udayana dan Forkopimda di Bandara
Sejumlah anggota DPRD yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Tome Da Costa dan beberapa anggota DPRD lain meluapkan rasa kecewa terhadap kondisi tersebut.
Tome da Costa yang juga diketahui adalah warga eks Timor Timur mengakui bahwa sejak dibagunnya 2.100 unit rumah di Kabupaten Kupang baru kali ini DPRD lakukan kunjungan.
Dia menilai pekerjaan Yang dilakukan oleh PT Adhy Karya (Persero) Tbk, PT Brantas, PT Nidya Karya dan PT Yodha Karya sangat buruk.
Pasalnya rumah-rumah yang rusak itu kebanyakan dibangun di atas tanah urugan yang tidak dipadatkan dengan baik sehingga saat banjir tiba langsung amblas dan membuat rumah seketika retak dan jebol.
"Hasil pengamatan kami mulai dari pemadatan lokasi, pembagunan rumah dan seluruh infrastruktur pendukung lainnya dalam kondisi rusak parah. Apabila kerusakan ini tidak cepat dibenahi secepatnya maka saya yakin masyarakat tidak akan mau tinggal di lokasi tersebut,"kata Tome.
Beberapa temua lain juga sudah mereka lihat dan akan segera mereka agendakan untuk RDP bersama 4 PT yang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Ditambahkan anggota DPRD Asal Partai Perindo, Mesak Mbura, menilai ada kesalahan struktur dalam pembangunan ini dimana tanah hasil pengerukan dipakai kembali namun tidak dipadatkan dengan baik.
Baca juga: Gunung Anak Ranakah Manggarai Status Waspada, Camat Wae Rii Minta Warga Tenang
Akibatnya struktur bangunan, mulai dari fondasi penahan tanah dengan hot mix tidak stabil sehingga rusak saat diterjang banjir.
Bukan cuma itu, sistem drainase air permukaan juga sampai saat ini belum disiapkan dengan baik sehingga saat musim hujan seperti ini sirkulasi air dapat berjalan dengan baik.
"Kanal-kanal drainase harus disiapkan, sehingga sirkulasi air permukaan dapat teratasi secara baik. Dan juga dampak lingkungan menjadi perhatian penuh, khususnya dampak sosial yang akan terjadi, seperti persoalan sampah sehingga tidak berdampak dikemudian hari," tutupnya.(ary)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.