Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Sabtu 18 Januari 2025, Kita Berharga di Mata-Nya 

Mari simak renungan Katolik Sabtu 18 Januari 2025.Tema renungan Katolik yaitu Kita berharga di Mata-Nya.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Sabtu 18 Januari 2025. Tema renungan Katolik yaitu Kita berharga di Mata-Nya. 

Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Meditatio:  

Perikop injil Markus (2:13-17) hari ini, berkisah tentang jamuan makan 
malam yang diadakan oleh Lewi/Matius. Rupanya ini adalah jamuan 
makan malam perpisahan yang diadakan Lewi/Matius untuk teman
temannya, teman-teman pemungut cukainya. Ia mengucapkan selamat 
tinggal kepada pekerjaan dan teman-temannya serta pergi mengikuti 
Yesus, pribadi yang akan berkeliling  dari satu tempat ke tempat lain. Ini 
juga merupakan kesempatan untuk memperkenalkan mereka kepada 
Tuhan yang baru ditemukannya.

Betapa banyaknya orang-orang jahat yang pasti ada di sana hari itu! Semua pemungut cukai di kota itu, semua 
orang berdosa, semua orang buangan sosial yang dibenci sedang duduk 
di sana. Ketika para ahli Taurat dan orang-orang Farisi lewat, mereka 
melihat bahwa tepat di tengah-tengah semua itu, di antara botol-botol 
anggur dan bir dan kepingan poker, duduk Yesus. Dan mereka benar
benar terkejut! Jelaslah bahwa Dia adalah teman orang-orang ini. Dia 
tidak sedang mengajari mereka. Dia sedang duduk di antara mereka dan 
makan serta minum bersama mereka.  

Yesus membuat sebuah gebrakan baru yang kontroversial.  Ia bergaul 
dengan Lewi yang adalah pendosa, maka semestinya ikut serta menjadi 
pendosa. Akan tetapi ahli Taurat dan Orang Farisi meragukan perbuatan 
Yesus itu.  

Mereka bertanya: “Mengapa Ia makan bersama para pemungut cukai dan orang berdosa?” Tidakkah Dia tahu siapa orang orang ini? Tuhan Yesus tahu orang-orang yang makan bersama adalah 
orang-orang yang sakit, terluka, dan bermasalah. Gaya hidup mereka 
telah merusak mereka secara mendalam. Mereka tidak melihat kehidupan 
dengan benar; mereka menutupi banyak kejahatan; mereka salah dalam 
banyak hal. Yesus mendekati para pemungut cukai dan orang berdosa, 
bukan berarti  setuju dengan hidup mereka yang berlumur dosa, tetapi 
untuk mengangkat martabat mereka dari lumpur dosa dan 
menyelamatkan mereka.

Dengan tegas Yesus mengatakan:  “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang 
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” 
Dalam injil Markus hari ini, kita melihat dua gerakan yang berlawanan 
arah. Pertama, Yesus membebaskan Lewi/Matius dan teman-temannya 
dari perbudakan dosa dan status mereka sebagai orang yang tidak 
dikehendaki di tengah masyarakat. Mereka adalah Pemungut Cukai, 
orang berdosa.

Mereka ini ditolak di lingkungan Yahudi dan dianggap orang berdosa. HadirNya Yesus di tengah mereka membawa sukacita. Mereka dihargai karena Yesus dan para murid makan bersama mereka. 
Kedua, ada kaum Farisi dan ahli Taurat yang justru memperbudak diri di 
bawah aturan-aturan yang mengikat. Dengan menghamba pada aturan, 
mereka kehilangan kebajikan pokok yakni menghargai martabat manusia 
dengan berbuat baik. Mereka merasa diri bebas dari dosa, tetapi 
sesungguhnya mereka menjerat diri dalam perbudakan aturan. Sedikit 
saja mereka menunjukkan rasa hormat dan keterbukaan pada orang
orang berdosa. Yesus akan dengan senang hati mewartakan nilai-nilai 
pembebasan kepada mereka.  

Ada kecenderungan umum kalau kita menghadapi orang yang tidak 
menyukakan hati, apalagi sikap jeleknya sudah diketahui banyak orang, 
kita menjadi tidak simpatik. Ada perasaan enggan untuk bergaul dan 
bertegur sapa. Yesus mengajak kita untuk menerima orang lain yang 
justru sudah dianggap jelek. Penerimaan itu ternyata mengubah 
seseorang. Memberi perhatian kepada orang yang tidak menyukakan hati, 
kadang membutuhkan pengorbanan bahkan bisa disalahmengerti.

Namun pada saatnya, sikap ini melegakan bagi orang yang bersangkutan. 
Hari ini Pembukaan Pekan Doa Sedunia bagi persatuan umat Kristen. 
Selama seminggu umat Kristiani berdoa bersama untuk persatuan di 
antara mereka.  Umat kristiani berdoa mohon persatuan karena mereka 
tidak hanya retak  dan pecah karena faktor sejarah tetapi juga retak dan 
pecah karena faktor egoisme pribadi yang sering terpantul dalam 
ketidakharmonisan dan ketidakkompakan antara sesama anggota Gereja. 
Missio: Mari kita membangun dialog dan kerjasama yang baik dan 
menciptakan kasatuan dan persatuan di antara kita sehingga hidup kita 
diliputi damai sejahtera.  

Doa: 

Bapa yang Mahapengasih dan penyayang, semoga semua orang Kristen bersatu padu dan giat mengusahakan kesatuan dan menjadi sumber perdamaian, serta tanda kasih Kristus bagi seluruh umat manusia...Amin.   

Sahabatku yang terkasih, selamat Hari Sabtu, memasuki Pekan Doa sedunia bagi bagi persatuan umat Kristen. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.  

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved