Jual Kue Ongkos Kuliah di Maumere
Cerita Sofi Jualan Kue Ongkos Kuliah di Maumere NTT, Ingat Pesan Ayah Jangan Mengeluh dengan Keadaan
Setelah tamat SMA, ia mencari lowongan kerja karena keluarga tidak mampu membiayai dia untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Sofiana Jelita (25) merupakan mahasiswi semester VI Prodi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere.
Sofi begitu ia akrab memiliki hobi membuat kue hingga menjualnya kepada sejumlah pelanggan.
Mahasisiwi asal Mawe, Lambaleda Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini kini bisa meraup keuntungan yang cukup banyak dari kerja kerasnya.
Uang hasil jual kue ia gunakan untuk keperluan dirinya sendiri hingga ongkos kuliah.
Baca juga: Mahasiswi Unipa Asal Manggarai Timur Ini Bikin dan Jual Kue Biayai Kuliahnya Sendiri
Sofi hampir setiap hari membuat kue dan menjual hingga semua laku terjual. Ia benar-benar memanfaatkan waktu setelah kuliah untuk sesuatu yang bermanfaat.
Berikut ini adalah cerita Sofi yang menjadi inspirasi bagi semua orang:
"Nama saya Sofiana Jelita. Saya kerap disapa Sofi. Saya berasal dari Mawe Manggarai timur. Nama orang tua saya bapak Mikael Nihang (almarhum) dan mama Antonia Mia. Saya merupakan putri bungsu dari 3 bersaudra. Bapa meninggal tahun 2002 kala itu saya berusia baru masuk 3 tahun dan pada tahun 2006 saya berpisah lagi dengan mama. Waktu itu saya bersama kedua kaka saya tinggal dengan keluarga,"ujar Sofi Jumat 31 Januari 2025.
"Sejak tahun 2006 ini mental dan keperibadian saya seolah-olah di setting ulang. Dimana saya yang awalnya menjadi putri bungsu yang selalu diberi perhatian khusus oleh mama berubah drastis. Sedih itu pasti, tapi apapun yang terjadi siap menerima kenyataan yang ada,"kenang Sofi.
"Setelah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar tahun 2012,keinginana saya untuk melanjutkan Pendidikan di Tingkat SMP mulai bimbang dan ragu hal ini bukan karena saya yang malas sekolah tapi karena faktor ekonomi yang tidak mendukung,"ujarnya.
"Namun hal itu tidak membuat saya patah semangat, doa dan usaha itu selalu saya lakukan. Puji Tuhan, Tuhan mendengar doa saya. Uang pendidikan saya selama SMP di biayai oleh bapak Mikael Adur, beliau merupakan sosok pengganti bapa untuk saya. Uang pendidikan saya selama SMP itu 1.000.000 dari kelas 1-3 SMP,"ungkap dia.
"Beliau hanya membiayai uang SPP selebihnya untuk uang buku dan lain-lain usaha sendiri tapi saya punya keluarga yang selalu mendidik saya dengan baik mengajarkan saya banyak hal bahwa hidup ini keras.
"Saya sangat bersyukur karena di didik dengan keras sejak kecil sehingga tidak kaget dengan kejamnya dunia sekarang,"ujarnya.
Ia menyebutkan setelah menyelesaikan SMP dia langsung pindah ke Maumere tahun 2015 dan melanjutkan pendidikan diSMASK Bhatyarsa Maumere.
"Selama sekolah di saya diam-diam menjual nasi bungkus dan jajanan kecil di sekolah karena Bhaktyarsa sangat ketat tidak menerima jualan dari luar. Semuanya diatur dari Yayasan namun saya tidak hilang akal mencari cara agar saya bisa mendapatkan uang peseran,"kenangnya.
Ia mengaku dia bekerja sama dengan kakaknya di rumah. Sang kaka bagian produksi ia bagian pemasarannya dan keuntungannya dibagi dua.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.