Jual Kue Ongkos Kuliah di Maumere
Cerita Sofi Jualan Kue Ongkos Kuliah di Maumere NTT, Ingat Pesan Ayah Jangan Mengeluh dengan Keadaan
Setelah tamat SMA, ia mencari lowongan kerja karena keluarga tidak mampu membiayai dia untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
"Berkat hasil jualan ini saya bisa menikmati jajan di kantin sama seperti teman-teman lain. Keluarga saya untuk materi mungki kami kurang tapi untuk ilmu kami sangat kaya,"ujarnya.
Ia ingat betul pesan sang bapak bahwa tidak boleh menyerah dengan keadaaan. Tetap berusaha hingga bisa meraih kesuksesan.
"Bapak Mikel bilang jangan pernah mengeluh dengan keadaan, keadaan bisa dirubah kalau kita punya kemauan. Kata-kata ini sudah tertanam dalam diri saya bahwa semua keinginan kita bisa terwujud kalau kita punya kemauan,"ujarnya.
Setelah tamat SMA, ia mencari lowongan kerja karena keluarga tidak mampu membiayai dia untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi.
"Setelah tamat SMA bapak Mikel bilang saya tidak bisa biaya kau kuliah, saya sudah tidak punya uang lagi dan saya juga sudah mau pensiun. Mendengar perkataan beliau saya tidak merasa keberatan karena saya merasa bahwa saya sudah cukup mandiri untuk bisa mewujudkan semua mimpi saya,"ujarnya.
"Saya sangat bersyukur karena sudah selesai Pendidikan di Tingkat SMA. Setelah tamat saya melanjutkan bisnis jualan sambil mencari lowongan kerja, selang beberapa bulan saya jualan, saya langsung dapat panggilan kerja di salah satu pusat belanja di Maumere. Bekerja hanya berlangsung 8 bulan saya memutuskan untuk merantau ke ibu kota Jakarta dan bekerja menjadi care giver di Yayasan Mutiara Kasih Carolus. Saya bergabung di Yayasan ini sejak tahun 2019-2022. Saya bekerja merawat Lansia,"tambah dia.
Kata dia, kerasnya hidup di tanah rantau tidak pernah memudarkan semangatnya untuk terus berjuang mengumpulkan pundi-pundi rupiah, agar bisa melanjutkan pendidikan i jenjang yang lebih tinggi.
Ia mengaku setelah 3 tahun merantau dan merasa bahwa sudah cukup uang untuk melanjutkan kuliah akhirnya memutuskan untuk pulang Maumere dan melanjutkan studi di kampus oranye Unipa.
"Waktu itu Prodi Kewirausahaan baru buka tahun pertama, tanpa berpikir panjang saya langsung daftar karena jurusan ini sangat cocok dengan basic saya di bidang bisnis. Sempat merasa lucu karena masuk kuliah lagi dengan adik-adik yang kelahiran 2003, 2004 tapi tetap santai karena ternyata kuliah itu tidak memandang usia,"ceritanya.
Ia mengaku kuliah mengambil jurusan Kewirausahaan itu atas dasar keinginan sendiri itu sangat asik karena kita menjalankannya dengan penuh rasa Bahagia.

"Setiap hari saya kuliah sambil jualan kue. Di kampus hampir semua dosen sudah menjadi langganan saya, saya jualannya via online namun sering kali saya menjual dari ruangan ke ruangan, saya sangat bahagia karena hampir setiap hari jualan saya selalu laris manis. Sering kali juga banyak dosen yang tidak kebagian karena pesediaan saya tidak cukup,"ujarnya.
Ia mengaku bangga karena produknya menjadi finalis enterpreneursip award VI LLDKTI wilayah 10.
"Saya tidak pintar tapi saya tidak malas, di tahun pertama kami diberi kesempatan untuk ikut finalis enterpreneursip award VI LLDKTI wilayah 10 dan puji Tuhan produk yang saya buat kala itu adalah batata sweet (olahan ubi ungu) dan saya dan beberapa teman yang ikut kami lolos mengalahkan beberapa universitas. Namun kami gugur waktu kegiatan ekspo karena lokasi eksponya terlalu jauh yaitu di Riau,"ungkap dia.
Ia mengaku usahanya tidak sampai disini, seketika banyak ide-ide yang muncul atas kerja sama dan dukungan full dari keluarga dan dosen kewirausahaan, ia lanjut ikut program pembinaan Mahasiswa wirausaha(p2mw) kali ini di tingkat nasional tahun 2023.
Lagi-lagi prodi kewirausahaan lolos. Mereka mengolah ampas kelapa jadi mie (mienut “mie coconut”) dan ia mendapaktan kesempatan untuk ikut expo di Kota Kupang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.