Prakiraan Cuaca
BMKG Ungkap Wilayah Terdampak 2 Siklon Tropis di Selatan Indonesia, Penyebab Cuaca Ekstrem
BMKG mengungkapan posisi dua skilon tropis aktif terpantau berada di selatan Indonesia. Dua skilon tropis ini memicu peningkatan cuaca signifikan,
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG mengungkapkan posisi dua skilon tropis aktif terpantau berada di selatan Indonesia.
Dua skilon tropis ini memicu peningkatan cuaca signifikan, hujan lebat disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Indonesia periode 4-6 Februari 2025 dan periode 7-10 Februari 2025.
Dilansir dari laman resminya, BMKG menjelaskan dinamika atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sistem tekanan rendah yang aktif di Belahan Bumi Selatan (BBS).
Salah satu sistem tekanan rendah yang dimaksud adalah Siklon Tropis Vince, yang terdeteksi di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, bergerak ke arah Barat - Barat Daya dengan kecepatan angin maksimum mencapai 40 knot atau 75 km/jam.
Sistem tekanan rendah lain, yakni Siklon TropisTaliah terpantau berada di Samudra Hindia selatan Bali, turut memberikan dampak terhadap intensitas hujan dan angin kencang di wilayah Jawa, Bali, Pesisir Selatan Jawa Tengah hingga selatan Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Sejumlah Ruas Jalan di Cibal dan Cibal Barat Manggarai Dikepung Longsor
Selain kedua siklon tersebut, sirkulasi siklonik juga terpantau di Teluk Carpentaria, yang memicu peningkatan aktivitas konvektif di wilayah sekitarnya.
Sirkulasi ini berkontribusi terhadap terbentuknya pola belokan angin yang dapat meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah selatan Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua bagian selatan.
Selain sistem tekanan rendah, kondisi atmosfer di Indonesia dalam sepekan ke depan juga dipengaruhi oleh fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) dan gelombang atmosfer yang signifikan.
MJO saat ini teramati berada di fase 5 (Indonesia Bagian Tengah hingga Timur) sehingga berpotensi meningkatkan potensi intensitas hujan lebat pada wilayah tersebut dalam sepekan ke depan.
Sedangkan Gelombang Kelvin diprediksi aktif di wilayah Indonesia, meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, Maluku, dan Kepulauan Papua.
Baca juga: 2 Bibit Siklon Tropis Aktif Terpantau di Selatan Indonesia, Waspada Hujan Lebat & Gelombang Tinggi
Sementara itu, Gelombang Ekuatorial Rossby juga diprediksi aktif di bagian utara Indonesia yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan konvektif dan curah hujan di wilayah tersebut.
BMKG, dalam seminggu ke depan, memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia.
Angin Monsun Asia yang masih menjadi factor utama penyebab hujan di wilayah Indonesia. Faktor lainnya, yaitu fenomena La Nina lemah, MJO dan gelombang atmosfer mendukung peningkatan dalam potensi terjadinya hujan siginfikan di beberapa wilayah Indonesia.
MJO diprediksi akan tetap bertahan pada fase 5 hingga tiga hari kedepan di yang memberikan pengaruh terhadap dinamika atmosfer di wilayah Indonesia bagian timur.
Meskipun demikian, fenomena MJO secara spasial masih bertahan di sebagian Jawa, Bali, NTB, NTT, dan Maluku Bagian Selatan hingga Tenggara. Oleh sebab itu, daerah-daerah tersebut masih cukup tinggi potensi cuaca signifikan.
Selain itu, Fenomena Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat terpantau aktif di Samudra Hindia Selatan pulau Jawa, Maluku Utara, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua, dan Papua Selatan.
Sedangkan, Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur terpantau aktif di Bali, NTB, dan Samudera Pasifik utara Papua. Analisis OLR juga menunjukkan nilai negatif, yang mengindikasikan semakin signifikannya potensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Pasifik utara Papua, dan Teluk Carpentaria, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Samudra Pasifik timur Filipina, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Samudra Pasifik utara Papua, Pesisir timur Nusa Tenggara Timur, dan Laut Arafura.
Daerah konvergensi lainnya diperkirakan memanjang dari Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Sumatra Barat hingga Bengkulu, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah, dan di Papua bagian tengah.
Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Bali, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Berdasarkan kondisi atmosfer menunjukkan labilitas kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
siklon tropis
Cuaca Signifikan
BMKG
2 Siklon Tropis di Selatan Indonesia
Cuaca Ekstrem
NTT
TribunFlores.com
Cuaca Ekstrem, Sejumlah Ruas Jalan di Cibal dan Cibal Barat Manggarai Dikepung Longsor |
![]() |
---|
Padang Sabana Mausui di Manggarai Timur NTT, Kini Ramai Dikunjungi Wisatawan |
![]() |
---|
BMKG Ingatkan Dampak Siklon Tropis TALIAH, Waspada Gelombang Tinggi Perairan NTT |
![]() |
---|
BMKG Sebut Manggarai dan Manggarai Timur Hujan Hari Ini, Tetap Selalu Waspada |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.