Relokasi Korban Erupsi Lewotobi

DPRD Flotim Dukung Komunitas Adat Tolak Hutan Lindung Jadi Tempat Relokasi Penyitas Lewotobi

Tetuah suku Desa Boru dan Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitang, melayangkan surat penolakan ke para pihak, termasuk Pemda Flores Timur dan DPRD.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
BERI KETERANGAN - Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinuor, memberikan keterangan terkait penolakan DPRD secara kelembagaan terhadap lokasi relokasi di kawasan hutan lindung, Senin, 3 Februari 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Penyiapan lahan untuk merelokasi para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, masih belum dituntaskan sepenuhnya oleh pemerintah daerah setempat. 

Ribuan warga enam desa korban erupsi terus berharap langkah Pemerintah setempat untuk merelokasi mereka ke tempat yang aman dan nyaman. Ada empat calon lokasi relokasi yang disiapkan namun salah satunya telah ditolak.

Penolakan paling serius adalah kawasan hutan lindung Wukoleworoh. Tetuah suku Desa Boru dan Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitang, melayangkan surat penolakan ke para pihak, termasuk Pemda Flores Timur dan DPRD.

Baca juga: 12 Kepala Suku Tolak Relokasi Korban Erupsi Lewotobi ke Hutan Lindung

 

Alasannya, kawasan Wukoleworoh bukan semata hutan hijau, tetapi sebagai daerah dengan resapan air yang menopang kehidupan masyarakat. Di sana terdapat mata air vital seperti Wair Topo, Wair Matan, Kali Raga, dan Wai Ba.

Rencana relokasi ke kawasan Wukoleworoh juga ditolak DPRD Flores Timur saat rapat kerja bersama Pemda Flores Timur di ruang sidang Bale Gelekat Lewotanah, Selasa, 4 Februari 2025 siang.

Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinuor, menekankan Pemerintah agar menghargai permintaan komunitas adat Desa Boru dan Boru Kedang yang menolak Wukoleworoh menjadi lokasi relokasi.

"Dari empat calon lokasi itu, lokasi yang paling menjadi stressing dewan adalah hutan lindung. Peruntukannya jelas. Yang kedua, menghargai surat keberatan yang disampaikan komunitas adat di desa itu," katanya seusai rapat.

Politisi sekaligus Ketua DPD NasDem Flores Timur itu tidak keberatan dengan tiga lokasi di Noboleto, Bungawolo, dan Waidoko. Noboleto sedang dalam proses pengerjaan hunian.

"Sedangkan tiga titik lokasi yang lain, silahkan. Memang perlu dengan pertimbangan beberapa tanaman komoditas. Jadi karena keputusan itu mengarah kepada empat lokasi, maka dewan merasa keberatan di lokasi terakhir karena itu hutan lindung," jelasnya.

Sebanyak 5.404 penyintas bencana dari enam desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura masih mengungsi secara terpusat dan mandiri. Pengungsi terpusat menempati pos lapangan (Poslap) dan hunian sementara (Huntara), sedangkan mandiri di rumah-rumah warga.

Enam desa yang bakal direlokasi, diantaranya, Desa Dulipali, Desa Hokeng Jaya, Desa Nobo, Desa Klatanlo, DesaNawokote, dan Dusun Podor, Desa Boru.

Level Siaga

Aktivitas erupsi dan kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak diantara Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang masih terjadi. Gunung berketinggian 1.584 MDPL itu masih berstatus Level III (Siaga).

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved