Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 19 Februari 2025, Melihat Segalanya dengan Jelas

Mari simak renungan harian Katolik Rabu 19 Februari 2025.Tema renungan harian Katolik yaitu melihat segalanya dengan jelas.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
SOSOK - Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan harian Katolik Rabu 19 Februari 2025.Tema renungan harian Katolik yaitu melihat segalanya dengan jelas. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Rabu 19 Februari 2025.

Tema renungan harian Katolik yaitu melihat segalanya dengan jelas.

Renungan harian katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa VI.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 19 Februari 2025, Jangan Masuk ke Kampung 


Liturgi Rabu 19 Februari 2025 merupakan Hari Rabu Biasa VI, Santo Marselus, Martir, Santo Konradus dari Lombardia, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Rabu 19 Februari 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Kejadian 8:6-13.20-22

"Nuh melihat-lihat; ternyata muka bumi sudah mulai kering."

Pada waktu itu air bah sudah mulai surut. Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. Lalu ia melepaskan seekor burung gagak.

Dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air menjadi kering di atas bumi. Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air telah berkurang dari muka bumi.

Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tumpuan kaki dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera, karena di seluruh bumi masih ada air. Lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.

Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun Zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air telah berkurang dari atas bumi.

Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu; tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. Maka dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudah keringlah air dari atas bumi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved