Gunung Ile Lewotolok Erupsi

Gunung Ili Lewotolok Lembata Kembali Erupsi Pagi Ini, Tinggi Kolom 500 Meter

Gunung Ili Lewotolok Lembata Erupsi pagi ini. Ia menyebutkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. 

|
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/LAMAN MAGMA INDONESIA
GUNUNG LEWOTOLOK LEMBATA - Petugas Pos Pengamatan (Posmat) Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Fajaruddin M. Balido melaporkan Gunung Ili Lewotolok Kembali erupsi, Kamis 6 Maret 2025 sekitar pukul 09.10 Wita. 

TRIBUNFLORES.COM, LEWOTOLOK - Petugas Pos Pengamatan (Posmat) Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Fajaruddin M. Balido melaporkan Gunung Ili Lewotolok Kembali erupsi, Kamis 6 Maret 2025 sekitar pukul 09.10 Wita.

"Terjadi erupsi Gunung Ili Lewotolok pada hari Kamis, 06 Maret 2025, pukul 09:10 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak (± 1923 m di atas permukaan laut),"ujar Fajaruddin dikutip dalam laman resmi magma.esdm.go.id.

Ia menyebutkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. 

Baca juga: Posmat Catat Gunung Lewotolok di Lembata 72 Kali Letusan Disertai Lava Pijar

 

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 31.3 mm dan durasi 120 detik.

Rekomendasi

Pada tingkat aktivitas Level II (Waspada) direkomendasikan:

(1) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(2) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(3) Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian barat puncak/ kawah G. Ili Lewotolok.

(4) Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

(5) Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Letusan 136 Kali

Sebelumnya, Gunung Ile Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami letusan sebanyak 136 kali pada Rabu (5/3/2025) dari pukul 00.00 Wita hingga 24.00 Wita.

Pos Pengamat Gunung Ile Lewotolok melaporkan bahwa letusan tersebut disertai dengan suara gemuruh dan dentuman.

Menurut Stanislaus Ara Kian, petugas pengamat Gunung Ile Lewotolok, "Teramati 136 kali letusan, disertai gemuruh dan dentuman lemah hingga sedang," ungkapnya dalam keterangannya pada Kamis (6/3/2025) pagi.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data seismogram, letusan tersebut memiliki amplitudo antara 14.4 hingga 37.4 mm dengan durasi 30 hingga 412 detik.

Ketinggian kolom abu yang teramati mencapai lebih kurang 500 meter di atas puncak gunung, yang memiliki ketinggian sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, cenderung mengarah ke barat laut.

Stanislaus juga melaporkan bahwa pada hari yang sama terjadi 90 kali gempa embusan, empat kali tremor non harmonik, 12 kali gempa tremor harmonik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.

Secara visual, kondisi gunung terlihat jelas dengan kabut 0-I.

Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 20 hingga 400 meter di atas puncak kawah.

Ia mengimbau masyarakat sekitar untuk menggunakan masker atau alat pelindung guna menghindari bahaya yang disebabkan oleh abu vulkanik.

Hingga saat ini, status Gunung Ile Lewotolok ditetapkan pada level II waspada.

Stefanus (35), seorang warga Lembata, mengungkapkan bahwa erupsi yang disertai gemuruh telah berlangsung hampir dua pekan terakhir.

"Erupsi setiap hari. Begitu juga dengan gemuruh hampir setiap hari. Tetapi warga sudah terbiasa dan tetap waspada," kata Stefanus.(kgg)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved