Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025, Waktunya akan Datang

Mari simak renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025. Tema renungan Katolik waktunya akan datang. baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
RENUNANGAN KATOLIK - Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025. Tema renungan Katolik waktunya akan datang. baca renungan katolik hari ini. 

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Setiap kita hidup dalam rentangan waktu tertentu dan semua kita hidup di dalam waktu itu. Maka setiap orang punya rentangan waktu sendiri-sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan sendiri karena selalu ada limit waktu tertentu untuk setiap orang. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini, bacaan dari Yesaya dan Injil Matius mengajak kita untuk merenungkan makna puasa, kebangkitan harapan, dan perubahan yang akan datang dalam kehidupan kita.

Dalam bacaan pertama (Yes. 58: 1-9a) ini, Tuhan melalui nabi Yesaya menegur umat-Nya tentang praktik puasa yang tidak tulus. Mereka melakukan ritual puasa, tetapi tetap berbuat zalim dan tidak peduli terhadap sesama. Tuhan menginginkan puasa yang sejati, yaitu tindakan kasih, keadilan, dan perbaikan hubungan antar manusia. Puasa yang dimaksudkan bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari perilaku yang merugikan orang lain.

Tuhan mengingatkan kita bahwa ketika kita berpuasa dengan benar, kita akan merasakan kehadiran-Nya dan mendapatkan jawaban atas doa-doa kita. Sedangkan di dalam Injil (Mat. 9: 14-15), Yesus menjelaskan kepada murid-murid Yohanes Pembaptis mengapa pengikut-Nya tidak berpuasa. Ia menyatakan bahwa saat Dia ada di tengah mereka, waktunya adalah waktu sukacita. Namun, ada saatnya ketika Dia akan diambil dari mereka, dan saat itulah mereka akan berpuasa. Ini menunjukkan bahwa ada waktu untuk segala sesuatu, termasuk waktu untuk merasakan kesedihan dan penyesalan, tetapi juga waktu untuk bersukacita dan merayakan kehadiran Tuhan.

Titik refleksi dan permenungan kita adalah Apa makna puasa bagi saya? Apakah saya hanya menjalankannya sebagai ritual ataukah saya menghayatinya dengan mendalam? Apakah saya sudah menunjukkan kasih dan kepedulian kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan? Bagaimana saya dapat mengubah kebiasaan saya untuk lebih mencerminkan puasa yang sejati, yaitu tindakan nyata dalam kasih dan keadilan?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved