Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025, Waktunya akan Datang

Mari simak renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025. Tema renungan Katolik waktunya akan datang. baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
RENUNANGAN KATOLIK - Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025. Tema renungan Katolik waktunya akan datang. baca renungan katolik hari ini. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Jumat 7 Maret 2025.

Tema renungan Katolik waktunya akan datang.

Renungan katolik disusun oleh Bruder Pio Hayon SVD.

Renungan Katolik disiapkan untuk Jumat biasa VIII.

Renungan katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 7 Maret 2025, Puasa yang Berkenan kepada Allah  

 

Jumat 7 Maret 2025 merupakan hari Jumat biasa VIII, peringatan fakultatif Santa Perpetua dan Filisitas, Martir, dengan warna liturgi ungu.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 7 Maret 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yesaya 58:1-9a

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku.

Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?”

Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena.

Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah?

Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah;

dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera.

Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 51:3-4.5-6a.18-19

Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.

Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil Amos 5:14

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Bacaan Injil Matius 9:14-15

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Setiap kita hidup dalam rentangan waktu tertentu dan semua kita hidup di dalam waktu itu. Maka setiap orang punya rentangan waktu sendiri-sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan sendiri karena selalu ada limit waktu tertentu untuk setiap orang. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini, bacaan dari Yesaya dan Injil Matius mengajak kita untuk merenungkan makna puasa, kebangkitan harapan, dan perubahan yang akan datang dalam kehidupan kita.

Dalam bacaan pertama (Yes. 58: 1-9a) ini, Tuhan melalui nabi Yesaya menegur umat-Nya tentang praktik puasa yang tidak tulus. Mereka melakukan ritual puasa, tetapi tetap berbuat zalim dan tidak peduli terhadap sesama. Tuhan menginginkan puasa yang sejati, yaitu tindakan kasih, keadilan, dan perbaikan hubungan antar manusia. Puasa yang dimaksudkan bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari perilaku yang merugikan orang lain.

Tuhan mengingatkan kita bahwa ketika kita berpuasa dengan benar, kita akan merasakan kehadiran-Nya dan mendapatkan jawaban atas doa-doa kita. Sedangkan di dalam Injil (Mat. 9: 14-15), Yesus menjelaskan kepada murid-murid Yohanes Pembaptis mengapa pengikut-Nya tidak berpuasa. Ia menyatakan bahwa saat Dia ada di tengah mereka, waktunya adalah waktu sukacita. Namun, ada saatnya ketika Dia akan diambil dari mereka, dan saat itulah mereka akan berpuasa. Ini menunjukkan bahwa ada waktu untuk segala sesuatu, termasuk waktu untuk merasakan kesedihan dan penyesalan, tetapi juga waktu untuk bersukacita dan merayakan kehadiran Tuhan.

Titik refleksi dan permenungan kita adalah Apa makna puasa bagi saya? Apakah saya hanya menjalankannya sebagai ritual ataukah saya menghayatinya dengan mendalam? Apakah saya sudah menunjukkan kasih dan kepedulian kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan? Bagaimana saya dapat mengubah kebiasaan saya untuk lebih mencerminkan puasa yang sejati, yaitu tindakan nyata dalam kasih dan keadilan?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: marilah kita berdoa agar Tuhan memberi kita kekuatan untuk menjalani puasa yang sejati, bukan hanya dalam menahan diri, tetapi juga dalam memperhatikan sesama. Kedua, kita diajak untuk selalu mengingat bahwa "waktunya akan datang" untuk mengalami sukacita dan kehadiran Tuhan di dalam hidup kita. Ketiga, dengan menjalani hidup yang penuh kasih dan keadilan, kita menyambut waktu-waktu yang penuh berkat dari Tuhan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved