Viral Lokal
Viral, Tukang di Flores Timur Segel Ruangan Kelas SDI Riangduli Desa Dun Tana Lewoingu
Perstiwa ini terungkap lewat postingan akun facebook atas nama Endi Sogen di grup Berita Flotim Terkini.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Ruangan kelas SDI Riangduli di Desa Dun Tana Lewoingu, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, disegel tukang lantaran upah pekerjaan belum dibayar lunas, Jumat, 14 Maret 2025 pagi.
Perstiwa ini terungkap lewat postingan akun facebook atas nama Endi Sogen di grup Berita Flotim Terkini. Postingan yang diketahui dibuat langsung oleh tukang yang bersangkutan itu viral dan direspons puluhan komentar dan like.
Baca juga: KPK Dampingi Pemda Ende Segel Alfamart di Jalan Mahoni, Pihak Alfamart Bungkam
Kepala SD Inpres Riangduli, Ledis Teluma, membenarkan penyegelan tersebut. Dirinya mengenal baik pemosting status. Menurutnya, masalah itu melibatkan tukang dan kontraktor.
Dia mengatakan, beberapa waktu sebelumnya, Endi Sogen sempat memberitahunya bahwa ruang kelas yang sudah dikerjakan 100 persen akan disegel hingga upahnya dibayar lunas.
"Segel tadi pagi (14 Maret). Tukang sudah beberapa kali sampai ke sekolah, minta untuk segel. Tapi saya bilang tidak bisa, karena itu berurusan dengan kontraktor atau direkturnya atau apa, kami pihak sekolah tidak ada urusan," kata Ledis Teluma.
Ledis mengaku iba dengan tukang yang sudah tuntas menyelesaikan pekerjaan pada empat ruangan kelas yang kini menuntut kejelasan pembayaran haknya.
Selain datang dengan cara baik-baik, Endi Sogen terpaksa menyegel sekolah lantaran terdesak oleh tuntutan biaya hidup keluarga hingga anaknya yang batal ujian karena belum melunaskan uang sekolah.
"Dia datang baik-baik, segel pakai tulisan kertas, bukan kayu. Sebenarnya dia tidak mau segel, tapi karena dia punya anak tidak ikut ujian karena ada tunggakkan uang sekolah," ungkapnya.
Sementara itu, kontraktor proyek SDI Riangduli, Ignas Tukan, mengaku upah sisa sebesar Rp 3.000.000. Dia bukannya enggan melunasi hak tukang, namun uang sisanya belum ditransfer pemilik CV Putri Dungbata yang berdomisili di Alor.
"Saya seolah-olah mau dikorbankan dengan pekerjaan itu, karena saya pake orang punya bendera (CV), domisili di Alor tapi asli orang sini (Flores Timur). Saya punya uang itu belum ditransfer beliau (pemilik CV)," katanya.
Ignas mengaku pekerjaan berlangsung sejak bulan Oktober 2024 dan sudah PHO pada Desember 2024. Ia mengklaim proyeknya selesai tepat waktu.
"Tepat waktu ade (adik),"jawabnya melalui sambungan panggilan telepon.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.