Pengungsi Lewotobi Temukan Granat

Jibom Periksa Granat dan Peluru di Huntara Pengungsi Lewotobi, Diduga Peninggalan Perang Dunia II

Berdasarkan penelitian dan pemeriksaan barang bukti, 393 amunisi dan 16 granat itu masih aktif. Dilihat dari bentuknya, bahan peledak itu kemungkinan.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
PENEMUAN AMUNISI-Sejumlah butir amunisi dan granat ditemukan warga di Huntara Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Selasa, 1 April 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Sebanyak 393 amunisi dan 16 granat telah diperiksa Tim Penjinak Bom (Jibom) Sat Brimob Maumere di Hunian Sementara Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa, 2 April 2025.

Kasubsi Pengolahan Informasi dan Dokumentasi (PIDM) Seksi Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, mengatakan tim Jibom Satuan Brimob dipimpin Wadanyon Kompi B pelopor Maumere, AKP Agustinus Silvester, didampingi Ipda Melianus Ola serta 17 Personel lainnya.

Berdasarkan penelitian dan pemeriksaan barang bukti, 393 amunisi dan 16 granat itu masih aktif. Dilihat dari bentuknya, bahan peledak itu kemungkinan peninggalan perang dunia II.

Baca juga: Kronologi Pengungsi Lewotobi Tak Sengaja Temukan 393 Peluru dan 16 Granat saat Gali Septic Tank

 

"Diketahui bahwa Granat adalah Granat tipe 97 ; 3,78 inci (9,6 cm) · TNT · 65 gram (2,3 ons). Yang dilihat dari bentuknya kemungkinan peninggalan perang dunia ke 2," ujar Sanusi kepada wartawan, Rabu, 2 April 2025

Karena masih aktif dan berbahaya, belasan granat itu telah dipindahkan ke lokasi kosong yang jauh dari lokasi hunian sementara, tempat menampung ratusan penyintas bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Kalau granatnya sudah dipindahkan ke kebun milik Kepala Desa Konga. Sementara amunisi tetap di hunian sementara, dijaga personel di posko hunian sementara," katanya.

Di atas lahan kosong, aparat menggalih lubang atau bunker untuk menyimpan 16 buah granat. Lokasi yang diklaim aman itu kini dipagari garis polisi.

Langkah selanjutnya, jelas Sanusi, pihaknya membangun koordinasi untuk mendatangkan Tim Den Gegana/Jibom dari Sat Brimobda NTT guna melakukan pemusnahan.

"BB (barang bukti) tidak dibawa ke Maumere karena diduga masih aktif sehingga perlu dilakukan koordinasi untuk proses disposal (pemusnahan)," jelasnya.

Pengamanan dihadiri Waka Polres Flores Timur, Kompol Teosasar Ngulu, Danramil 1624-06 Boru Kapten Infantri Paulus Kedang, dan Kapolsek Titehena, Ipda Fransiskus Ragalay.

Seperti diberitakan sebelumnya, amunisi dan granat ditemukan Pius Kwuta ketika menggali lubang wc atau septic tank.

Tak disengaja, salah satu dari ratusan butir peluru itu sempat meledak karena terkena besi linggis yang dipakai untuk mengeruk tanah pada kedalaman sekira 1 meter. Pius langsung memberi tahu personel TNI dan polisi.

"Sempat meledak. Pas gali tanah untuk kasih besar lubang wc, lalu ada satu peluru meledak pas dia (Pius) tikam linggis, tidak tahu padahal itu peluru. Syukur tidak hantam di geranat," ujar salah satu penghuni Huntara, Fans Kaha.

Kondisi peluru dan granat sudah berkarat dan dilumuri lumpur. Personel dari TNI menggalih granat dan peluru lalu diletakkan di atas karung putih.

Kronologi

Sebelumnya, ratusan peluru dan belasan granat ditemukan seorang pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di lokasi hunian sementara (Huntara) Desa Konga, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/4/2025) pagi.

Proyektil dan bahan peledak itu ditemukan Pius Kwuta saat sedang menggali septic tank. Kwuta menemukan alat-alat peledak itu pada kedalaman sekira satu meter. 

Anggota TNI dan polisi langsung bergerak ke lokasi saat menerima laporan dari Pius Kwuta, orang pertama yang menemukan benda-benda itu. Pius saat itu sedang menggali tanah untuk membuat septic tank.

Pius ketakutan lantaran salah satu butir peluru sempat meledak saat linggis yang digunakan mengenai peluru. Kuat dugaan, proyektil itu masih dalam kondisi aktif.

Pengerjaan untuk pelebaran galian septic tank terpaksa dihentikan sementara waktu. Sejumlah prajurit TNI kemudian mengamankan bahan peledak dan sejumlah selongsong peluru tersebut.

Ada 393 Peluru dan 19 Granat

Kasubsi PIDM Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi menyebutkan, 393 peluru dan 16 granat berhasil diamankan personel TNI di Huntara pengungsi erupsi Gunung Lewotobi, Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. 

Kondisi peluru dan granat sudah berkarat dan dilumuri lumpur. Anggota TNI menggali langsung dari dalam tanah. Proses galian dilakukan dengan hati-hati dan mendapati banyak peluru dan granat yang terkubur.


Pemeriksaan Lebih Lanjut

Peluru dan granat yang ditemukan ini akan diperiksa lebih lanjut oleh Brimob Maumere.Informasi lebih detail akan dilaporkan setelahnya.

Informasi terbaru, tim Penjinakan Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Maumere sedang bergerak ke Huntara Desa Konga untuk memeriksa amunisi dan granat.

Viral di Media Sosial

Penemuan langka itu bikin geger. Warga beramai-ramai membagikan itu ke media sosial.

Di Huntara, tinggal ratusan kepala keluarga (KK) korban bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Mereka berasal dari Desa Dulipali, Klatanlo, Boru, dan Nawokote.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved