Prakiraan Cuaca BMKG

BMKG Imbau Potensi Cuaca Signifikan Jelang Arus Balik, NTT Waspada Angin Kencang

BMKG memprediksi kondisi curah hujan signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada periode 4-10 April 2025.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
HUJAN- Hujan lebat mengguyur Kota Maumere pada hari pertama Lebaran, Senin (331/3/2025) siang. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG memprediksi kondisi curah hujan signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada periode 4-10 April 2025.

Berdasaran analisisi BMG, beberapa fenomena atmosfer yang mempengaruhi pola cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan yaitu aktifnya MJO spasial, gelombang equatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan Low Frequency di bagian utara dan timur Indonesia. 

Sirkulasi siklonik diprakirakan terpantau di Samudra Hindia barat daya Lampung, perairan Barat Laut Aceh, Laut Natuna, Samudra Hindia Tenggara NTT, dan Maluku Utara. 

Hal ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif yang dapat menyebabkan fenomena cuaca signifikan di wilayah tersebut. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang, yang dapat mengganggu kenyamanan serta membahayakan keselamatan perjalanan.

 

Baca juga: Wisata Penyangga Pantai Ligota, Pemdes Compang Ndejing Benahi Muara Wae Musur Jadi Kolam

 

 

Gangguan MJO secara spasial terprediksi aktif di Laut Andaman, Perairan utara Sabang, Aceh bagian utara, Kalimantan Selatan, Selat Makassar bagian selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTT, Teluk Bone, Laut Banda dan Laut Arafuru. 

Kombinasi antara MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency pada wilayah dan periode yang sama terpantau aktif di Laut Natuna Utara, Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian utara, Sulawesi Utara, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Maluku Utara dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.

Sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat daya Lampung, di perairan Barat Laut Aceh, di Laut Natuna, di Samudra Hindia Tenggara NTT, dan di Maluku Utara yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin yang memanjang dari Sumatra bagian barat hingga selatan, Laut Natuna, Laut Halmahera hingga Sulawesi Utara, dan Maluku hingga Papua Barat Daya. 

Daerah perlambatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang di Perairan Barat Daya Aceh, Selat Malaka, Kalimantan Barat hingga Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat hingga perairan Maluku, dan Kepulau Papua. Daerah konfluensi diprakirakan terbentuk di Laut Cina Selatan, dan perairan Selatan Jawa. 

 

Baca juga: BMKG Prediksi Hujan Lebat-Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Sejumlah Wilayah pada 1-7 April 2025

 

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut.

Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Sumatra bagian utara hingga tengah, sebagian besar Jawa, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Pulau Sulawesi kecuali Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved