Jalan Salib Jumat Agung

Teks Jalan Salib Jumat Agung 18 April 2025, Mengenang Sengsara Yesus hingga Wafat

Mari simak teks jalan Salib Jumat Agung 18 April 2025 mengenan kisah sengsara Yesus hingga wafat di salib.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-UMAT
JALAN SALIB- Ratusan umat Katolik Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa, Keuskupan Maumere mengikuti jalan salib tematis yang digelar Orang Muda Katolik (OMK) Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa sepanjang tiga kilometer, Jumat, 29 Maret 2024 dengan berjalan kaki. 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:27-29) 
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya 
banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. 
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai 
puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi 
Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak
anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: 
Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya 
tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak 
pernah menyusui.  
[hening sejenak] 
R : Yesus masih punya hati terhadap orang lain meskipun 
Dia sedang menderita. Dia mengingat nasib kita. Dia 
menasihati kita semua untuk menangisi diri kita karena 
Dia mau kita selamat. Menangisi Yesus yang menderita 
hendaknya membuat kita sadar akan dosa-dosa kita. 
Seberapa banyak kita merasa sedih atas dosa dan 
kesalahan kita sendiri? Tuhan lebih menderita karena 
kita tidak menyadari bahwa kita tidak menyesal dan 
bertobat dari dosa-dosa kita.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, terima kasih untuk teguran-Mu. Semoga 
kami merasa malu dengan segala dosa kami dan 
memperbaikinya. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 
NYANYIAN 
SENGSARAMU O YESUS 
(Madah bakti no. 379, ayat 1,3) 
Sengsara-Mu O Yesus, akibat dosaku. 
Kau dihina, disiksa, dibunuh rakyat-Mu. 
Gembala yang utama, mengorbankan diri, 
Supaya kumpulan-Mu, luput dari mati. 
Allah yang maharahim, ampunilah dosa, 
Demi cinta Putra-Mu, dan korban salib-Nya. 
Berilah kurnia-Mu, agar teladan-Nya, 
mengobarkan hatiku, dengan cinta mesra. 

PERHENTIAN KESEMBILAN: YESUS JATUH KETIGA KALINYA 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:7,12) 
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan 
tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang 
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang 
diam di depan orang-orang yang menggunting bulunya, 
ia tidak membuka mulutnya. Ia telah menyerahkan 
nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di 
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia 
menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk 
pemberontak-pemberontak”.  
[hening sejenak]  
R : Yesus jatuh untuk kesekian kalinya. Nabi Yesaya 
mengungkapkan kepasrahan Sang Anak Domba. Ia 
tidak membuka mulutnya. Dia tetap bangun dan 
berjalan lagi.  Kadangkala kita juga merasakan hal yang sama. Kita 
jatuh dan dijauhi oleh banyak orang. Yesus 
mengajarkan kita untuk bangkit lagi dan berjalan terus. 
Kita juga diajak untuk membantu mereka yang jatuh 
untuk bangun dan berjalan maju lagi.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mengerti bahwa 
Engkau tidak memberikan kami salib yang tidak dapat 
kami pikul. Ajarilah kami untuk melihat kehadiran-Mu 
dalam setiap tantangan kehidupan kami. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KESEPULUH: PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:23-24) 
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, 
mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya 
menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu 
bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu 
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan 
saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang 
lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa 
potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk 
menentukan siapa yang mendapatnya."  
[hening sejenak] 
R : Tindakan menanggalkan pakaian ini adalah tindakan 
menurunkan harga diri dan martabat manusiawi. 
Martabat 
Yesus dipermainkan. Belum puas 
mempermalukan Yesus, mereka juga merampok satu
satu hartanya yaitu pakaiannya.  
Apakah kita pernah berlaku seperti para prajurit ini? 
Apakah kita merendahkan orang lain dan tidak 
menganggap kehadirannya? Apakah kita juga 
merampok kehidupan orang lain? Jika kita tidak 
menghargai sesama, kita tidak menghargai Tuhan, 
karena sesama kita juga adalah ciptaan-Nya.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk saling menghargai 
dan menerima orang lain sebagai saudara-saudari dari 
Pencipta yang sama. Semoga kami saling mendukung 
kehidupan kami, saling membagi apa yang kami miliki 
sebagaimana Engkau memberikan hidupmu sehabis
habisnya. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KESEBELAS: YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:33-34) 
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama 
Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga 
kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah 
kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus 
berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka 
tidak tahu apa yang mereka perbuat."  
[hening sejenak] 
R : Inilah momen yang paling menyakitkan. Seseorang 
dipaku pada kayu. Yesus dianggap sebagai benda atau 
kayu. Dia bukan manusia. Meskipun demikian, Yesus 
tetap mengasihi mereka semua dan mengampuni 
mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa siksaan 
apapun tidak menghapus cinta-Nya kepada manusia.  
Apa sikap kita ketika kita diperlakukan tidak adil? 
Masihkah ada cinta tersisa di dalam hati kita untuk 
mereka? Untuk hal yang tidak mudah ini, mari kita 
mohonkan kekuatan dari Tuhan Yesus.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, cinta-Mu pada kami sungguh luar biasa. 
Engkau tidak berpaling dari kami, meskipun Engkau 
diperlakukan amat tidak adil dan tidak dihitung lagi 
sebagai manusia. Bantulah kami untuk sabar, terutama 
bila kami diperlakukan tidak adil. Kami mohon 
kekuatan-Mu untuk menghadapi segala ketidakadilan 
yang kadangkala menimpa hidup kami. Amin. 
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEDUABELAS: YESUS WAFAT DI SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
[Semua berlutut merenungkan kematian Yesus] 
P : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:26-30) 
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi
Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, 
inilah, anakmu!"  Kemudian kata-Nya kepada murid
murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu 
menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena 
Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, 
berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam 
Kitab Suci :"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh 
anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga 
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, 
pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut 
Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, 
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan 
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.  
[hening sejenak] 

NYANYIAN HAI UMATKU APA SALAHKU 

Madah Bakti no. 411  
(solo ayat 1,3,4) 
Hai umat-Ku, apa salah-Ku padamu? 
Jawablah Aku, kapankah kau Ku susahkan? 
Solo: 
1. Engkau mati Ku hidupkan,  
Engkau sakit Ku sembuhkan. 
Namun kini balasanmu,  
Aku sudah kau salibkan. 
2. Engkau lemah Ku kuatkan,  
Engkau susah Ku senangkan, 
Namun kini jawabanmu,  
Aku sudah kau tinggalkan. 
3. Engkau salah Ku ampuni,  
engkau jauh Ku dekati, 
Namun kini jawabanmu,  
Aku sudah kau ingkari.  

PERHENTIAN KETIGABELAS: YESUS DITURUNKAN DARI SALIB 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:43-46) 
Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota 
Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti
nantikan 
Kerajaan Allah, memberanikan diri 
menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus 
heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. 
Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya 
kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah 
didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan 
memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusufpun 
membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat 
Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan 
itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang 
digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya 
sebuah batu ke pintu kubur itu. 
[hening sejenak] 
R : Segalanya berakhir. Yesus yang perkasa, kini 
membutuhkan bantuan orang lain untuk menurunkan
Nya dari salib. Semuanya sunyi. Namun, sekurang
kurangnya Yesus masih mendapatkan kasih sayang 
orang yang pernah dijumpai-Nya.  
Situasi seperti ini kadangkala kita alami. Kita 
kehilangan orang-orang yang kita kasihi dan kita 
merasa sunyi karena dia tidak ada lagi. Pernahkah kita 
datang kepada Tuhan Yesus dan menyerahkan 
kekosongan hati kita pada-Nya? Dia tidak diam. Dia ada 
di sana merasakan hal yang sama. Sunyi dan sendirian.  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, ketika kami berada dalam kekosongan, 
kesunyian dan kehampaan hati, buatlah kami kembali 
ke Jumad Agung ini; ketika semua kelihatannya hilang 
binasa. Semoga kami selalu melihat bahwa di balik 
kelamnya Jumad Agung, selalu ada Kebangkitan 
menanti kami. Tuhan, teguhkanlah selalu iman kami. 
Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

PERHENTIAN KEEMPATBELAS: YESUS DIMAKAMKAN 

P  : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,  
dan bersyukur kepada-Mu,  
U : sebab dengan salib suci-Mu,  
Engkau telah menebus dunia. 
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:41-42) 
Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu 
taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang 
di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. 
Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang 
kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan 
mayat Yesus ke situ.  
[hening sejenak] 
R : Yesus pun merasakan gelapnya makam. Tidak ada 
upacara agung untuk pemakaman-Nya. Tidak ada 
ratapan berhari-hari, karena orang Yahudi akan 
merayakan Paskah mereka. Semua dilakukan diam
diam dan dalam keheningan. Kelihatannya, Tuhan telah 
ditinggal-pergi dan manusia merayakan pestanya.  
Mungkin kita juga melakukan hal yang sama. Kita 
mengenyampingkan Tuhan dan menganggap-Nya tidak 
ada dan kita pun meneruskan pesta kehidupan atau 
kesenangan kita. Bahkan kadangkala kita merasa 
Tuhan menjadi hambatan bagi kesenangan kita. 
Momen pemakaman Yesus memanggil kita untuk 
menyadari bahwa suatu saat kita akan kembali juga ke 
tanah dan kembali kepada Tuhan. Masihkah kita 
mengenyampingkan-Nya?  
P : Marilah berdoa:  
Tuhan Yesus, kami harus mengakui bahwa kadangkala 
kami menguburkan Dikau dan tidak peduli pada 
kehadiran-Mu. Semoga kami menyadari bahwa hidup 
kami di dunia ini hanyalah sementara. Semoga kami 
selalu mempersiapkan diri kami juga untuk hidup kekal, 
di mana Engkau meraja selamanya dalam kemuliaan
Mu. Amin.  
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, 
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.  
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, 
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang 
segala abad. Amin 

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved