Berita Kota Kupang

UCB Kupang Belajar Ketahanan Pangan dan Kepemimpinan di China

Direktur Eksekutif Yayasan Citra Bina Insan Mandiri (CBIM) Ir Semuel A. M Littik menyebut, satu hal yang menarik adalah pusat penyimpanan produk perta

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.UCB KUPANG 
BELAJAR - Rombongan Universitas Citra Bangsa belajar ketahanan pangan di China. Kegiatan berlangsung sejak awal April 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG  - Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang belajar ketahanan pangan dan kepemimpinan di China. 

Direktur Eksekutif Yayasan Citra Bina Insan Mandiri (CBIM) Ir Semuel A. M Littik menyebut, satu hal yang menarik adalah pusat penyimpanan produk pertanian yang butuh ruang pendingin di kecamatan Xiangdong.  

"Fasilitas ini untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan makanan di provinsi Jiangxie, RRC," katanya, Senin (21/4/2025). 

Sem Littik menuturkan, kunjungan UCB Kupang ke China dilakukan pada awal April 2025. Di Xiangdong, gudangnya dingin. Rombongan hanya diijinkan masuk satu menit karena tidak berpakaian khusus untuk ruangan dingin. 

Pemerintah RRC, kata dia, membangun gudang-gudang pendingin untuk penyimpanan produk pertanian setelah sukses membangun pertanian dan jaringan jalan ke semua desa di RRC. 

Hasil pertanian diangkut ke gudang pendingin pada saat panen besar, lalu dilepas ke pasar jika harga naik agar menstabilkan harga. Banyak fasilitas semacam ini dibangun di seluruh RRC sebagai negara agraris dan terhubung dengan jalan-jalan raya yang bagus.

"Sistem transportasi yang baik, memudahkan pemindahan barang dari satu provinsi ke provinsi lain. Sistem pendukung utama adalah tenaga listrik," katanya.  

Menurut dia, RRC telah sukses membangun sistem pembangkit, penyimpanan dan distribusi listrik alternatif, selain batubara. Tidak ada masalah lagi dengan listrik. 

"Jadi untuk ketahanan pangan dibutuhkan sistem transportasi dan sistem listrik," sambung dia.

Sem Littik menceritakan, pada 10 April 2025 pagi waktu setempat, rombongan diajak 
pemerintah Provinsi Jiangxie di sebuah desa pegunungan. 

Kampus ini salah satu dari 72 kampus serupa yang dikelola pemerintah pusat RRC di Beijing. Pegawai- pegawai pemerintah wajib ikut kuliah kepemimpinan pada level jabatan tertentu. Kampus untuk Jiangxie berada di desa tempat hidup mendiang, Ganzu Chang. 

"Ganzu Chang masih aktif sebagai Mayor Jenderal Tentara Merah Cina ketika tahun 1959 memutuskan pulang kampung bersama 20 orang sanak keluarganya. Dia membawa pulang bibit-bibit unggul kelinci, babi dan ayam dari daerah-daerah lain untuk dibiakkan di kampungnya," ujarnya. 

Di kampungnya, Ganzu Chang menjadi petani sebab awalnya dia petani yang bergabung dengan pasukan komunis dalam perang saudara melawan partai Komintang. 

Selama 29 tahun sebagai petani, dia memimpin masyarakat membangun 3 bendungan, 25 km irigasi, 12 jembatan dan metode-metode kerja yang meningkatkan produktifitas lahan dan kesejahteraan masyarakat.  

70 persen gajinya sebagai jenderal digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur desa-desa di wilayah Lian Hua. Model kepemimpinan jenderal petani tersebut dijadikan kurikulum untuk kampus kepemimpinan pejabat pemerintah di provinsi Jiangxi, asal Mayjen GC. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved