Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Rabu 21 Mei 2025, Bersekutu dengan Kristus
Mari simak renungan harian Katolik Rabu 21 Mei 2025. Tema renungan harian Katolik bersekutu dengan Kristus.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Renungan Katolik
Injil Yohanes (15: 1-8) hari ini mengisahkan tentang Tuhan Yesus dan para
murid-Nya sedang berada di dalam Senakel, di Yerusalem. Pada saat itu, Ia
berbicara dengan mereka dalam suasana penuh keakraban tentang keselamatan
abadi. Ia menggunakan perumpamaan yang sesuai dengan situasi hidup mereka
yang konkret. Ia menggunakan contoh tanaman anggur yang bisa menjadi
simbol persekutuan yang indah antara Tuhan dan manusia, antara Kristus dan
Gereja-Nya. Perlu kita ketahui bahwa tanaman anggur merupakan tanaman
khas yang dimiliki oleh hampir setiap petani di Israel saat itu, selain gandum
dan tanaman buah-buahan lainnya.
Tanaman anggur menjalar ke mana-mana sesuai dengan pengaturan dari sang petani. Dari tanaman anggur ini kita bisa mendapat ide tentang makna relasi manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini pucuk-pucuk baru yang muncul, nantinya akan menjadi ranting-ranting,
haruslah dijaga baik-baik oleh sang petani supaya bisa menghasilkan bunga dan
buah. Kalau tidak diperhatikan maka ranting-ranting itu akan mati dan tidak
menghasilkan buah apa pun. Bagi orang-orang Israel sendiri, pohon anggur
merupakan lambang kehidupan mereka sebagai sebuah bangsa (Yer 2:21; Yeh
15:6; Hos 10:1). Tanaman anggur juga melambangkan suasana damai dan
hidup berkelimpahan (1Raj 4:25; Mi 4:4).
Melalui perumpamaan tentang Pokok Anggur ini, Tuhan Yesus mau menegaskan
dua hal penting berikut ini. Pertama, Tinggal di dalam Yesus. Hal ini
berhubungan dengan pentingnya persekutuan yang intim dengan-Nya bersama
Bapa di Surga dalam Roh Kudus. Persekutuan yang intim disimbolkan dalam
perkataan Yesus: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15: 5). Yesus adalah
pokok anggur dan kita sebagai ranting-ranting bersatu dengan-Nya.
Persekutuan yang intim diungkapkan Yesus dalam kalimat: “Tinggal di dalam
Aku” (Yoh 15:4.6). Tinggal di dalam Yesus menurut Injil Yohanes berarti
membentuk suatu persekutuan hidup bersama antara dua pribadi. Dalam hal ini
persekutuan Yesus sang Putra dengan Bapa di Surga dalam Roh Kudus (Yoh
14:10), bisa juga persekutuan antara Yesus dan Gereja, persekutuan antara
Tuhan dan manusia. Tinggal di dalam Kristus berarti berpartisipasi dalam
keintiman dengan-Nya, saling berbagi hidup yang mendalam dengan Tuhan.
Tinggal di dalam Yesus berarti menjadi murid-Nya.
Paus Fransiskus, dalam homilinya di Paroki St. Maria Regina Pacis, Roma, pada
hari Minggu 3 Mei 2015 yang lalu, mengatakan bahwa tinggal bersama Yesus
Kristus berarti melakukan segala sesuatu sebagaimana Ia sendiri sudah
melakukannya: berbuat baik, menolong sesama, berdoa kepada Bapa, merawat
orang sakit, membantu orang miskin, memiliki sukacita di dalam Roh Kudus.
Paus juga mengartikan tinggal di dalam Yesus berarti bersatu dengan Yesus dan
menerima hidup, kasih dan Roh Kudus dari-Nya. Tinggal bersama Yesus berarti
menerima pengampunan yang berlimpah. Tinggal bersama Yesus berarti
mencari dan berjumpa dengan Yesus dalam doa-doa kita, dan semakin menjadi
dekat dengan-Nya dalam sakramen Ekaristi dan sakramen tobat.
Kedua, Pentingnya kita bersekutu dengan Yesus Kristus supaya memperoleh
keselamatan dan menghasilkan buah-buah rohani. Ini berarti Tuhan Yesus itu
harus dirasa penting dan dibutuhkan oleh manusia, karena terlepas dari Yesus,
kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita membuka diri kepada Tuhan dan
membiarkan Ia masuk dan tinggal di dalam hidup kita. Bersatu dengan Yesus
berarti siap untuk menghasilkan buah rohani dalam ketekunan. Kita harus sadar
bahwa Yesus bukan hanya pokok anggur tetapi Pokok Anggur yang benar dan
Bapa di Surga adalah pengusahanya. Kedua hal ini sangat penting di dalam
kehidupan kita sebagai pengikut Kristus.
Saya mengakhiri renungan ini dengan membagikan sebuah sharing sederhana
dari seorang romo. Ia mengatakan bahwa Tuhan itu suka lupa tetapi manusia
lebih suka lupa. Dalam doanya ia berkata kepada Tuhan: “Tuhan betapa
mudahnya saya melupakan Engkau, ketika aku sibuk atau menyibukan diriku
sendiri. Betapa mudah melupakan Engkau ketika semua pengalaman hidupku
baik-baik saja, bahkan tanpa sadar, saya mulai memisahkan diri saya dari
Engkau sebagai pokok anggur sejati.
Waktu doaku adalah sebuah thermometer
yang baik: ketika saya memisahkan diri saya dari pokok anggur, saya merasa
semakin singkat hidupku, hidup yang semakin memudar, tidak berguna. Saya
mengikuti jalanku bukan jalan-Mu. Saya lupa dan lalai untuk berdoa. Saya jatuh
dalam aktivisme belaka dan membenarkan diri bahwa semuanya untuk
melayani-Mu. Namun, sekarang saya sadar bahwa semua ini bukanlah perkara
menghapus aktivitas hidupku tetapi bagaimana melakukan segala sesuatu bagi
Mu dan bersatu dengan-Mu( Rm John Laba, SDB dalam Fresh Juice 6 Mei 2015).
Doa:
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Pokok Anggur yang Benar dan kami ranting
rantingnya. Bantulah kami untuk tetap tinggal di dalam Engkau sehingga bisa
menghasilkan buah-buah rohani yang berguna bagi diri kami dan sesama yang
kami jumpai dan layani... Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Rabu Pekan V Paskah. Salam doa dan
berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin. (sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.