Wisata Sikka

Pesona Pasir Putih Pantai Hi'a di Desa Wisata Lewomada Sikka NTT

Pantai Hi'a terletak di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Sikka, NTT. Tempat terbaik untuk melihat sunrise di pantura Pulau Flores.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM /HO-PEMDES LEWOMADA
DESTINASI WISATA- Pantai Hi'a di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Sikka, NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Pantai Hi'a satu di antara destinasi wisata di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Pantai ini berada di kawasan pantai utara Pulau Flores dengan ciri khas pasir putih. Nama Pantai Hi'a mungkin terdengar tak populer dalam deretan wisata pantai di Kabupaten Sikka.

Meski demikian pesona pantai ini sangatlah menawah, panorama alamnya indah dan masih alami. Tempatnya juga teduh dan jauh dari hingar bingar keramaian.

Jika ingin healing, Pantau Hi'a sangat cocok untuk dikunjungi. Suasana alamnya sangat mendukung untuk pengunjung yang berwisata dengan pengalaman berbeda.

 

Baca juga: Sejarah Desa Lewomada di Kecamatan Talibura Sikka, Ada Suku Muhang dan Lamaholot

 

 

Menikmati pemandangan pasir putih, laut yang teduh, dan deruh gelombang yang tak berisik. Selain itu, pantai ini salah satu spot pantai untuk melihat matahari terbit atau sunrise. 

Tribunners bisa berkemah di pantai ini untuk menanti matahari terbit. 

Di pantai ini terdapat fasilitas penunjang untuk pengunjung di antaranya lop, MCK, spot foto selfie, area parkir, warung, dan fasilitas lainnya.

Dilansir dari profil Desa Lewomada, Pantai Hi’a Beach adalah tempat yang  bersejarah. Pantai Hi’a adalah sebutan bahasa Muhang yang artinya garam. 

 

Baca juga: Liburan Lebaran 2025, Ini 5 Museum Destinasi Wisata Edukasi Anak Sekolah di NTT

 

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, saat bangsa Portugis ke Flores sepanjang pesisir pantai Hi’a dihuni orang dari Bugis atau Buton, sehingga Kampung Hi’a dinamai “busung bugis “.

Busung yang artinya kampung dan Bugis yang artinya orang Bugis. Pekerjaan utama mereka adalah memasak garam. Dalam perkembangannya orang Bugis mulai menguasai wilayah yang ditempati mereka.

Orang tua dan warga setempat melakukan musyawarah untuk mengambil kembali wilayah Hi’a sehingga terjadilah perang antar warga lokal dan orang Bugis.

Akhirnya orang Bugis pun mengalah dan meninggalkan wilayah Hi’a, sehingga dari situlah diberi nama kampung Hi’a yang artinya kampung garam.

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved