Berita Manggarai Barat

Dekranasda Manggarai Barat Minta Penenun Berinovasi Ciptakan Karya yang Diminati Wisatawan

Dekranasda Manggarai Barat meminta penenun di daerah itu berinovasi ciitakan karya yang diminitai wisatawan dan diterima pasar.

Penulis: Berto Kalu | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/ISTIMEWA
PENENUN- Wakil Ketua Dekranasda Manggarai Barat, Melly Weng (kiri), saat berdialog dengan kelompok tenun di Kecamatan Lembor Selatan 

Laporan Reporter TRIBUN-FLORES.COM, Berto Kalu

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO- Melly Weng, Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Manggarai Barat meminta penenun di daerah itu berinovasi mencipatakan karya yang diminiati wisatawan dan laku di pasaran.

"Yang menjadi tantangan bagi penenun kita saat ini adalah kain terlalu tebal. Ketika para penenun bertahan pada kondisi ini, maka pasar akan sulit untuk melirik. Dampaknya, barang kita akan simpan lama dipajangan," ujar Melly, Senin (2/6/2025). 

Karena itu Melly berharap para penenun agar mulai berinovasi, dengan merancang kain tenun menjadi lebih ringan, agar bisa menyasar wisatawan yang datang ke Labuan Bajo. Menurut Melly, kain yang biasa dibeli oleh para wisatawan adalah kain yang ringan, mudah untuk dikemas.

 

Baca juga: Destinasi Wisata Budaya di Maumere, Wisatawan Bisa Belajar Pewarnaan Alami Tenun Ikat Sikka

 

 

"Para wisatawan membeli kain songke Manggarai bukan untuk dipakai pada acara adat. Karena itu, tenun perlu di kemas lebih ringan kecuali kain tenun untuk kebutuhan adat Manggarai," katanya. 

Dekranasda, lanjut Melly, baru-baru ini telah menyerahkan bantuan berupa benang bordir yang halus dan berkualitas kepada kelompok penenun di Kecamatan Lembor Selatan. Ia mendorong kelompok  penenun untuk serius menekuni usaha ini.

Erna Ervani Najom (38) anggota kelompok tenun Sinar Pagi di Kampung Nandong, Desa Watu Waja, Kecamatan Lembor Selatan, mengatakan menenun masih menjadi pekerjaan sampingan. Sejauh ini Erna lebih fokus ke bertani.

 

Baca juga: Cegah TPPO, Imigrasi Maumere Bentuk Dua Desa Binaan di Ende NTT

 

"Pekerjaan kami masih mengambang. Karena tenun ini kerja sampingan, pekerjaan pokok adalah mengolah kerja ladang. Rata-rata kami menenun itu dari bulan Juni hingga Oktober. Dari bulan November sampai bulan Mei, kami bekerja di ladang," ujarnya.

Ia berharap Dekranasda Manggarai Barat dan mitra, terus mendukung kebutuhan mereka dalam menenun seperti benang, dan alat meter untuk mengukur kain. (eto)

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved