Berita Sumba Timur

Cerita Tamu Rambu Mutiara Belajar Menenun Sejak Kelas 3 SMP, Harap Kain Tenun Sumba Tetap Ada

Tamu Rambu Mutiara (51), salah satu perajin di Kampung Raja Praingu Prailiu, Sumba Timur, NTT berharap hasil karya budaya seperti kain adat Sumba teru

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/IRFAN BUDIMAN
PENENUN SUMBA TIMUR - Tamu Rambu Mutiara (51), salah satu perajin tenun di Kampung Raja Praingu Prailiu, Sumba Timur, NTT, Kamis 5 Juni 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Budiman

TRIBUNFLORES.COM, WAINGPU - Tamu Rambu Mutiara (51), salah satu perajin di Kampung Raja Praingu Prailiu, Sumba Timur, NTT berharap hasil karya budaya seperti kain adat Sumba terus diwariskan kepada generasi muda.

Menurutnya, kain tenun bukan hanya untuk kepentingan ekonomi semata, tetapi sebagai identitas budaya yang penuh nilainya.

“Sebagai budaya, kain Sumba harus diwariskan turun-temurun ke generasi berikutnya. Dan kain tenun itu bukan hanya untuk diperjualbelikan tetapi digunakan untuk adat. Dalam upacara adat, kawin-mawin, dan acara kematian,” kata Tamu Rambu, Kamis (5/6/2025).

Ia bercerita bahwa dirinya mulai belajar menenun sejak berada di kelas 3 SMP. Atau sekitar tahun 1987.

Baca juga: Mengenal Tinju Adat "Etu" di Nagekeo NTT, Petarung Tanpa Sarung Tinju tapi Pakai Kain Tenun

 

"Saya dulu diajari oleh orang tua. Setiap hari orang tua menenun, jadi setiap pulang sekolah ikut belajar menenun," katanya.

Tamu Rambu mengaku, kehidupan ekonominya terbantu sejak Kampung Prailiu dibuka sebagai tempat wisata budaya.

Meski suaminya sebagai PNS, ia merasa senang karena sebagai ibu rumah tangga ia juga bisa memperoleh penghasilan lewat hasil karyanya.

Tamu Rambu juga memiliki kebanggaan tersendiri. Ia merasa bangga ketika kain tenun hasil kerajinannya itu dipakai oleh wisatawan. Terutama yang dari luar negeri.

“Bangga. Ya bangga sekali. Karya kain kami dipakai, dibeli dan juga dipromosi ke luar Pulau Sumba dan dikenal. Sangat senang sekali,” lanjutnya.

Ia mengatakan, wisatawan yang datang ke Kampung Raja Prailiu juga tidak hanya melihat para penenun. Tetapi juga bisa melihat situs seperti kuburan raja dan rumah adat.

Tamu Rambu berharap kain tenun Sumba Timur semakin dikenal. Dengan begitu menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.

Ia juga berharap anak-anak muda mulai belajar menenun sejak dini untuk ikut mempertahankan budaya yang khas.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved