Berita Malaka

Pemukiman Warga di Desa Fafoe Malaka NTT Sering Tergenang Banjir, Tak Tersedia Drainase

“Pemukiman di dalam desa ini berada di dataran rendah. Di sekelilingnya, kondisi tanah lebih tinggi

Editor: Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM/KRISTOFORUS BOTA
KETIADAAN DRAINASE - Warga Desa Fafoe Keluhkan Ketiadaan Drainase, Pemukiman Sering Tergenang Saat Hujan, Minggu (6/7/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Warga Desa Fafoe, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, mengeluhkan ketiadaan saluran drainase yang memadai di wilayah mereka. Akibatnya, setiap kali hujan turun, pemukiman warga selalu digenangi air.

Dipantau POS-KUPANG.COM pada Minggu, (6/7/2025), kondisi pemukiman warga cukup berlumpur bahkan ada genangan air yang belum juga mengering, padahal beberapa hari terakhir ini tidak turun hujan. Selain itu, drainase di dalam desa tersebut masih dalam keadaan darurat atau belum dibangun secara permanen.

Dikatakan salah seorang warga bernama Stanislaus Klau, kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga berdampak pada hasil kebun dan pekarangan warga yang sulit dimanfaatkan karena terus-menerus tergenang. Air hujan membutuhkan waktu lama untuk surut karena tidak ada saluran pembuangan yang jelas.

Kepala Desa Fafoe, Rofinus Klau, saat diwawancarai di kediamannya, membenarkan kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, drainase yang ada di desa masih bersifat darurat dan mudah tertimbun material yang terbawa banjir saat hujan deras.

 

Baca juga: Pengamat Politik Sentil Sikap Bungkam DPRD Malaka atas Kasus Dugaan Korupsi RS Pratama Wewiku

 

 

“Pemukiman di dalam desa ini berada di dataran rendah. Di sekelilingnya, kondisi tanah lebih tinggi, sehingga saat hujan, air otomatis masuk ke pemukiman dan tergenang hingga mengering sendiri,” ungkap Rofinus.

Ia menambahkan bahwa pembangunan drainase menjadi persoalan yang cukup rumit karena belum ada jalur pembuangan yang jelas untuk air yang tergenang.

“Kami sudah berulang kali mengusulkan pembangunan drainase utama, baik melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) maupun ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut,” tambahnya.

Meski warga sering melakukan pembersihan saluran darurat secara gotong royong, hal itu belum mampu mengatasi masalah karena setiap kali hujan turun, drainase kembali tertutup material lumpur dan pasir yang terbawa banjir.

Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan ini demi kenyamanan dan keselamatan lingkungan tempat tinggal mereka. (ito).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved