Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Senin 14 Juli 2025, Mengandalkan Pedang Roh 

Mari simak renungan Katolik Senin 14 Juli 2025. Tema renungan katolik mengandalkan pedang roh. Baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN LEWAR SVD - Sosok Pater John Lewar, SVD.Mari simak renungan Katolik Senin 14 Juli 2025. Tema renungan katolik mengandalkan pedang roh. 

Oleh: Pastor John Lewar SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan Katolik Senin 14 Juli 2025.

Tema renungan katolik mengandalkan pedang roh.

Renungan katolik disusun oleh  Pastor John Lewar SVD.

Baca renungan katolik ini dengan penuh iman.

Hari ini perayaan Santo Kamillus dr Lellis dengan warna liturgi hijau.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Selasa 15 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

Bacaan hari Senin: Kel. 1:8-14,22; Mzm. 124:1-3,4-6,7-8; Mat. 10:34-11:1.


Mengandalkan Pedang Roh 

Pernyataan Tuhan Yesus “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang” (Mat. 10:34) merupakan pernyataan yang 
mungkin mengejutkan para murid-Nya dulu dan kita sekarang ini karena yang kita tahu Yesus adalah Raja Damai.

Mengapa Yesus menggambarkan misi-Nya dan kedatangan kerajaan Allah dalam istilah konflik, perpecahan, dan perang? Kita perlu memahami “pedang” yang dibicarakan Yesus di sini bukanlah senjata fisik yang dapat menebas manusia, melainkan sebuah senjata rohani yang menembus inti batin kita untuk mengungkap kerusakan pikiran, niat berdosa, kebohongan serta penipuan setan dan kerajaan kegelapannya. Dalam Kitab Suci, Firman Allah digambarkan sebagai pedang tajam bermata dua yang “menusuk hingga memisahkan jiwa dan roh… membedakan pikiran dan niat hati” (Ibr. 4:12). Kitab Suci juga menggambarkan “Firman Tuhan” sebagai “pedang Roh” yang mempunyai kuasa untuk menghancurkan setiap benteng rohani yang membuat manusia terikat pada dosa, penipuan, dan setan (Ef. 6:17). 

Pernyataan Tuhan Yesus ini mengungkapkan misi-Nya. Misi Tuhan Yesus 
adalah tindakan perang melawan kekuatan spiritual yang menentang 
kerajaan Allah dan kekuasaan-Nya atas bumi. Yesus mengidentifikasi 
setan sebagai penguasa dunia ini yang akan diusir-Nya (Yoh. 12:31). 

Peperangan yang Yesus maksudkan bukanlah konflik duniawi antara 
individu dan bangsa, tetapi peperangan rohani antara kekuatan setan dan 
pasukan surga. Apa yang dicari setan? Setan menentang Tuhan dan 
semua orang yang mengikuti Kristus. Si jahat hanya mempunyai satu 
tujuan, yakni dominasi penuh atas hati, pikiran, dan kehendak kita demi 
kerajaannya. Dia akan menggunakan segala cara untuk membawa kita 
dari kebaikan ke kejahatan, dari kebenaran ke penipuan, dari terang ke 
kegelapan, dan dari kehidupan ke kematian.

Yesus datang untuk berperang melawan kekuatan spiritual itu. Yesus datang ke dunia ini 
bukan pertama-tama sebagai guru moral. Manusia pada umumnya 
mengenal moral yang baik dan yang tidak baik. Yesus datang ke dalam 
dunia untuk menyatakan Allah serta “pola hidup-Nya”. Yesus datang 
untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dosa dan membebaskan kita 
untuk hidup sebagai warga kerajaan Allah yang penuh kebenaran, damai 
sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus (Rm. 14:17). 

Apa yang seharusnya dilakukan oleh para pengikut-Nya dan apa risiko 
dari keterlibatan dalam misi Yesus? Yesus mengatakan kepada murid
murid-Nya bahwa jika mereka mengikuti Dia, maka hal itu akan 
merugikan mereka karena mereka harus mengutamakan kerajaan Allah 
dan menaati firman-Nya, serta pasti akan menimbulkan perpecahan 
antara mereka yang menerima dan menolak-Nya. Pernyataan Yesus 
inimengungkapkan bukan apa yang Yesus inginkan terjadi, melainkan apa 
yang Ia lihat sebagai hasil tak terelakkan dari pesan cinta-Nya.

Kasih Tuhan memaksa kita untuk memilih siapa yang paling utama dalam hidup 
kita. Yesus menantang murid-murid-Nya untuk memeriksa siapa yang 
mereka kasihi terlebih dahulu dan menjadi yang terutama dalam hidup 
mereka. Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk memberi-Nya kesetiaan 
yang hanya diberikan kepada Allah, kesetiaan yang lebih tinggi daripada 
kesetiaan kepada pasangan, keluarga atau sanak-saudara. 

Tuntutan Yesus ini tentu berlawanan dengan perasaan manusiawi. 
Pertanyaannya, mengapa tuntutan itu harus dipenuhi? Jawabannya hanya 
satu saja, yaitu demi Allah. Berhadapan dengan nilai yang satu ini, apa 
saja dan siapa saja harus mundur.  Mengapa? Ada kemungkinan bahwa 
keluarga dan teman-teman bisa menjadi musuh kita jika pikiran mereka 
menghalangi kita dalam melakukan apa yang Tuhan kehendaki dari kita. 

Yesus menegaskan bahwa tidak seorang pun dapat menjadi murid-Nya 
kalau ia tidak mengasihi-Nya lebih daripada ayah dan ibunya sendiri, 
putra dan putrinya dan bahkan nyawanya sendiri. Kita tentu menyadari 
dan mengalami betapa sulitnya untuk berlawanan dengan perasaan 
manusiawi kita. Kita hanya dapat memahami nilai penyangkalan diri total 
ini hanya dalam hubungan dengan Allah saja.

Sejarah Gereja menunjukkan bahwa orang-orang yang mengasihi Allah, senantiasa 
berada dalam hubungan dengan Allah dan mendasarkan hidup pada 
Firman sanggup menyangkal diri dan pada akhirnya mengalami sukacita 
bersama Tuhan, kedamaian dan kehidupan abadi. Marilah kita senantiasa 
berjuang untuk mengandalkan Firman Allah, yang adalah “pedang Roh” 
menjauhkan sehingga kita sanggup menghadapi kuasa kejahatan yang bertujuan 
untuk kita dari Tuhan Nya(https://karyakepausanindonesia.org/2024/07/14) 
dan kehendak

Doa:

Ya Allah Bapa Mahakasih, Yesus tidak pernah mengajarkan 
kekerasan, melainkan kasih. Kasih inilah yang membawa-Nya kepada 
kematian-Nya di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Semoga 
seluruh hidup dan karyaku membawa damai dan sukacita bagi sesama. 

Demi Kristus Tuhan kami...Amin. 

Sahabatku yang terkasih. Selamat  Hari Minggu Biasa XV. Salam doa dan 
berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera 
dan Roh Kudus...Amin. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved