Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Rabu 16 Juli 2025, Berani Mengucap Rasa Syukur
Mari simak renungan harian Katolik Rabu 16 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik berani mengucap rasa syukur. Baca renungan ini.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Ketika masih bertugas sebagai pastor di Paroki Halilulikl, Keuskupan
Atambua, saya selalu menikmati kehangatan dalam suasana
kekeluargaan. Setelah perayaan ekaristi di dalam Gereja, biasanya umat
melanjutkannya dengan bersyukur bersama dalam acara makan bersama.
Umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi biasanya membawa makanan
dari hasil kebun mereka berupa pisang masak, singkong yang sudah
direbus atau digoreng dan aneka buah-buahan. Umat diundang untuk ikut
mencicipi makanan bersama pastor.
Ada di antara mereka yang datang dan mengucapkan terima kasih kepada pastor untuk waktu dan
pelayanan di stasi mereka. Saya secara pribadi merasa bahwa ucapan
syukur dan terima kasih orang-orang sederhana ini benar-benar tulus dan
tidak mengada-ada.
Suasana rasa syukur terus saja saya alami. Ada beberapa pasangan
suami istri selalu menjadi sahabat baik dari sebelum pemberkatan nikah
sampai setelah menikah. Sebelum menikah mereka meminta saya untuk
memberkati rumah kediaman mereka, mempersiapkan mereka secara
rohani, setelah menikah mereka masih tetap kontak untuk sharing
pengalaman suka dan duka sebagai pasutri dalam keluarga, anak juga
dibaptis oleh saya.
Saya merasa diteguhkan oleh rasa syukur dari umat karena mereka tidak hanya memandang pastor sebagai pelayan tetapi sahabat. Ada juga yang setelah pemberkatan nikah menghilang, ketika
ada masalah keluarga baru mencari pastor yang memberkati untuk
konsultasi bagaimana mendapat surat cerai dari Gereja. Pengalaman
pengalaman ini membuat saya berpikir, bagaimana orang dapat
bersyukur kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Dengan manusia yang
kelihatan saja sulit untuk mengatakan kata syukur dan terima kasih.
Tuhan Yesus dalam Injil Matius (11: 25-27) hari ini mengajar kita semua
untuk belajar dan tahu bersyukur. Dalam perikop kita hari ini, pertama
tama Yesus bersyukur dan memuji Bapa di Surga. Ia berkata dengan
suara lantang: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang
pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (Ayat 25-26). Kedua, Yesus mengenal identitasnya
diriNya sebagai Anak dan Allah sebagai BapaNya. Mereka saling mengenal
satu sama lain. Yesus berkata: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh
Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak
seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak
itu berkenan menyatakannya” (ayat 27).
Yesus bersyukur kepada Bapa dengan wajah sebagai seorang anak yang
sangat mengasihi Bapa karena Bapa juga sangat mengasihiNya. Ucapan
syukur diberikan oleh Yesus sang Putra karena rencana keselamatan
diberikan atau dikuasakan oleh Bapa kepadaNya. Hanya Allah Bapa
sendiri satu-satunya Pencipta yang mengetahui awal dan akhir dunia.
Relasi Yesus yang begitu akrab dengan Bapa, ditambah dengan ucapan
syukur ini membuat kita bertanya di dalam diri kita masing masing
apakah kita sebagai pengikut Kristus juga merasakan kedekatan dan
keakraban dengan Bapa seperti Yesus sendiri atau belum merasakannya.
Apakah kita juga merasakan kedekatan dan keakraban dengan sesama
kita atau belum sepenuhnya. Mengapa demikian?
Mengapa Yesus bersyukur? Karena Tuhan mewahyukan Misteri Kerajaan
Allah di dalam diriNya sebagai Putra Allah yang menjelma menjadi
manusia. Ia rela mengosongkan diriNya menjadi miskin dan hina untuk
keselamatan manusia. Yesus merasakan perutusan dari Bapa dan
menghendaki agar kita pun berani menjadi kecil sehingga mudalah
menjadi pelayan. Kuasa untuk menyelamatkan manusia merupakan bukti
kasih yang agung dari Bapa. Terhadap rencana keselamatan ini, Yesus
dengan berkata: “Semuanya ini telah diserahkan Bapa kepadaKu”.
Penginjil Yohanes mengatakan bahwa, “Tidak ada seorang pun yang
dapat datang kepdaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa mengutus Aku,
dan Ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yoh 6:44).
Pada hari ini kita semua dibaharui oleh Tuhan Yesus untuk tidak pernah
berhenti bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah juga pengalaman
suka dan duka. Tuhan punya rencana untuk menyelamatkan kita dan
hendaknya syukur itu tidak pernah berhenti dalam diri kita. Entah
siapakah diri kita, kita percaya bahwa Tuhan juga menjadikan kita
menjadi berkat bagi sesama. Bersyukurlah senantiasa! (diolah dari
https://dailyfreshjuice.net/17072013, PJSDB).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.