Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 20 Juli 2025, Orang Kristen Harus Jujur 

Mari simak renungan harian Katolik Minggu 20 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik orang Kristen harus jujur. 

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IK NAGEKEO
GEREJA KATOLIK AERAMO - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo di Aeramo Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Minggu 20 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik orang Kristen harus jujur.  

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil Luk. 10:38-42

Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria.

Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.

Dalam Bacaan Injil Lukas 10:38-42 hari ini mengisahkan tentang Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. .

Allah berkunjung

Mengapa Allah berkunjung kepada Abraham melalui tamu-tamunya ini? Allah berbicara kepada umat-Nya dengan banyak cara. Melalui kata-kata yang terdengar maupun di dalam hati, penampakan, mimpi, dan penglihatan. Paling sering Allah menggunakan nabi-nabi sebagai perwakilan-Nya.

Jauh kemudian hari, Allah mengutus Anak-Nya sebagai manusia untuk lebih menunjukkan diri-Nya dengan lebih jelas. Allah tidak membatasi diri-Nya dengan cara-cara bagaimana Ia berkomunikasi. Cara yang jarang adalah melalui penampilan fisik seperti yang dialami Abraham. Kadang ini disebut dengan theophany.

Sesuai dengan kebiasaan menghormati tamu, Abraham bersemangat sekali menunjukkan keramahan kepada tiga tamu terhormat (ayat 9-10) yang berkunjung ke kemahnya pada suatu siang yang terik (ayat 1-8). Pada saat yang sama, hal ini terjadi karena kepekaannya akan kunjungan Ilahi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved