Virus Hanta di Kota Kupang

Tikus Sudah Biasa, Tapi Virus Hanta Bikin Pedagang Pasar Naikoten Waspada

Di tengah lalu-lalang aktivitas jual beli di Pasar Inpres Naikoten, kehadiran tikus bukanlah pemandangan yang asing bagi para pedagang.

Editor: Ricko Wawo
POSKUPANG.COM/TARI
Kondisi Pasar Inpres Naikoten Kota Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Di tengah lalu-lalang aktivitas jual beli di Pasar Inpres Naikoten, kehadiran tikus bukanlah pemandangan yang asing bagi para pedagang.

Namun, sejak mencuatnya informasi tentang virus Hanta yang dibawa oleh hewan pengerat tersebut, kewaspadaan mulai tumbuh, meski pemahaman tentang virus ini masih minim.

Damaris Mamun,  pedagang  asal Timor, mengaku pernah mendapatkan sosialisasi dari pihak kesehatan mengenai virus Hanta. Meski belum benar-benar memahami karakteristik virus itu, ia mengaku mulai berhati-hati setelah membaca bahwa virus tersebut bisa membahayakan.

“Saya lihat di internet, katanya virus ini berbahaya. Tapi kami pedagang ini sudah biasa lihat tikus, bahkan yang besar-besar,” ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (22/7/2025).

 

Baca juga: Pemkot Kupang Selidiki Penyebab Keracunan MBG di SMPN 8 Kupang

 

 

Berdasarkan hasil wawancara saat itu diberikan sosialisasi dari pihak kesehatan sekaligus menawarkan obat yang harganya cukup mahal Rp200. 000 dalam satu botol sehingga tidak banyak pedagang yang membeli karena harganya serta karena belum terkontaminasi virus tersebut. 

Ia menyebutkan bahwa keberadaan tikus sangat merugikan, terutama bagi pedagang sayur. Banyak dagangan yang rusak karena dilahap tikus, bahkan kadang ditemukan bangkai tikus mati akibat racun di bawah kolong-kolong lapak.

“Tikus-tikus itu makan semua dagangan, jadi dagangan simpan baik-baik. Kadang juga ketemu tikus mati di bawah karena sudah terkena racun,” ungkapnya.

Damaris menambahkan, menjaga kebersihan lapak adalah kunci untuk menghindari kehadiran tikus. Ia percaya bahwa jika pedagang lebih disiplin dalam menjaga kebersihan, tikus tidak akan mudah datang dan menetap di area pasar.

“Kalau tidak mau tikus datang, lapak harus bersih. Itu kembali lagi ke masing-masing pedagang,” katanya.

Baca juga: Korban Keracunan MBG di SMPN 8 Kupang Keluhkan Makanan Basi

Hal senada disampaikan Jefri Rohimiha, pedagang lainnya di pasar yang mengaku sudah terbiasa melihat tikus-tikus berkeliaran. Namun setelah membaca tentang virus Hanta, ia menjadi lebih waspada.

“Kalau ketemu tikus, saya biasanya lempar atau pukul. Tapi setelah baca-baca soal virus Hanta, saya mulai jaga-jaga. Jangan sampai kita kena juga,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved